“ACCEPTING GOOD WILL”
Renungan harian Youth, Sabtu 05 Juni 2021
Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan Yohanes 10:10
Akhir Mei lalu, tersiar berita tentang seorang anak 11 tahun yang diculik dan ditemukan setelah 45 hari. Anak tersebut diculik oleh seorang pemulung yang dengan sengaja mendekati keluarga si anak selama kira-kira 5 bulan. Si pemulung mendekati keluarga si anak sebagai teman bermain game online. Si pelaku menculik si anak dengan iming-iming hendak dijadikan gamer profesional. Si anak gagal melihat niat hati si pemulung yang jahat. Ajakan si Pemulung ditanggapinya dengna persetujuan untuk mengikuti si pemulung walaupun harus meninggalkan orang tuanya. Selama diculik, si anak diajak memulung dari kota ke kota. Si anak akhirnya diketemukan dalam kondisi kurang terawat dan kotor. Sebuah fakta yang mengejutkan bahwa si pelaku mendekati keluarga sebagai teman yang tanpa diduga melakukan kejahatan kepada si anak yang seharusnya dilindungi.
Tidak ada yang dapat melihat niat hati karena hati kita tidak transparan, tidak terlihat. Seringkali kita bisa salah mengartikan niat orang lain bahkan niat orang yang terdekat dengan hidup kita. Kita tertipu dengan perkataan, sikap, tindakan yang manis namun berujung pada hal yang menyedihkan. Sebuah niat akan tampak dari hasil perbuatan yang dilakukan.
Dalam ayat di atas, kita bisa menemukan 2 tindakan yang diambil oleh 2 pribadi yang berbeda, si Pencuri dikontraskan dengan Tuhan yang di dalam perikop Yohanes 10:1-10 disebut sebagai Gembala yang Baik. Niat si Pencuri yaitu iblis adalah mencuri, membunuh, dan membinasakan. Dalam Bahasa Yunani, pencuri ini disebut klepthv yang berarti orang yang mengambil secara diam-diam sesuatu yang seharusnya dalam penjagaan atau perlindungannya. Arti yang kedua adalah mengambil sedikit demi sedikit sehingga orang tidak menyadari tindakannya. Dari kata ini kemudian ditarik sebuah makna yaitu guru-guru palsu yang tidak memperhatikan orang lain yang menerima pengajarannya, hanya mencari keuntungan bagi dirinya sendiri. Tindakan yang mengikuti berikutnya adalah membunuh dan membinasakan atau dalam terjemahan lain menghancurkan. Dan kita semua mengetahui siapakah pencuri yang dimaksudkan dalam perikop ini. Si Pencuri itu adalah iblis yang hanya memiliki niat yang jahat dalam hidup kita,
Di sisi lain, ada pribadi Allah yaitu Gembala yang baik.
Niat Tuhan Yesus datang ke dalam dunia disampaikan secara gamblang. Tuhan Yesus datang kepada domba-dombanya untuk memberikan hidup yang berkelimpahan. Sebuah niatan yang baik yang diikuti dengan Tindakan yang baik dan berakhir dengan kebaikan. Tuhan Yesus bahkan rela mati di kayu salib untuk menebus dosa kita, membebaskan kita dari belenggu dosa. Kita tidak dapat meragukan niat baik Allah dalam kehidupan kita.
Dalam Yakobus 1:17 dikatakan “Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas,diturunkan dari Bapa segala terang;pada-Nya tidak ada perubahanatau bayangan karena pertukaran”.
Tindakan baik Allah dan segala pemberian baiknya tidak ditujukan untuk keuntungan Allah, namun semata-mata untuk kebaikan kita. Ironisnya seringkali kita tidak memilih untuke berada dengan sisi yang sama dengan sang Gembala yang baik. Alih-alih memilih Allah yang memiliki niatan yang baik, manusia seringkali memilih untuk bersikap sembrono, membuka celah bagi iblis mencuri semua kebaikan yang sudah disediakan Allah untuk dinikmati.
Menerima niat baik berarti mempercayai Allah sang pemberi kebaikan, mempercayakan kehidupan kita untuk dituntun oleh Allah, dan hidup dalam ketaatan terhadap FirmanNya. Menerima niat baik adalah sebuah gaya hidup yang mempengaruhi bagaimana kita memandang kehidupan dan meresponi segala sesuatu yang ada dalam kehidupan kita.
Saat Tuhan mengijinkan kita melalui masa-masa kelam, hal-hal yang membuat kita sedih, perkara-perkara yang tidak kita sukai, kita perlu melihat Allah yang tahu apa yang baik dalam hidup kita dan selalu menginginkan yang terbaik dalam hidup kita. Kita tidak akan membuka ruang bagi kekecewaan untuk menguasai hati kita sehingga kita kehilangan kepercayaan kepada Allah dan meragukanNya. Kita akan belajar mempercayai Allah dengan segala apa yang dikerjakannya baik untuk kita seperti yang disebutkan dalam
Roma 8:28 “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”.
Menerima niat baik juga akan menolong kita memandang orang tua kita, guru-guru kita, kakak-kakak rohani kita, pemerintah kita dari sudut pandang yang positif. Jika seringkali kita berbeda pendapat dengan orang tua kita, mari belajar melihat niat baik orang tua kita. Saat guru-guru kita memberikan tugas yang hari ini kita tidak dapat melihat gunanya atau tujuannya, mari belajar mempercayai bahwa mereka ingin memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan bagi kita. Dan kalua mungkin kita tidak setuju dengan peratura, undang-undang, ketetapan yang diambil pemerintah, mari kita juga belajar bahwa pemerintah pun ditetapkan oleh Allah seperti dalam Roma 13:1.
Suatu contoh sederhana yang ada di kehidupan kita saat ini. Pemerintah menghimbau warga negara Indonesia untuk tidak mudik untuk mencegah penyebaran Virus Covid 19. Bagi orang yang menerima niat baik pemerintah, mereka akan mentaatiNya. Namun bagi mereka yang tidak menerimanya, mereka menyatakan berbagai macam alasan, dan mencari berbagai macam cara untuk menuruti keingian mereka untuk mudik. Kita bisa membaca dan menonton berita baik melalui media TV atau cetak bahwa penyebaran Covid 19 meningkat pesat diakibatkan aksi mudik. Kita bisa melihat aksi pemerintah kita. Setelah pemudik-pemudik tersebut terbukti terpapar virus Covid 19, yang dilakukan pemerintah adalah mencari solusi untuk merawat. Pemerintah tidak meninggalkan dan berpangku tangan.
Allah kita jauh lebih dari pemerintahan kita di dunia oleh karena itu mari kita belajar menerima niat baik dari Allah dengan sikap hati yang benar.
Rekan-rekan, kita bisa mulai mengingat, sudahkah kita belajar menerima niatan baik dari Allah? Ataukah selama ini kita masih menuruti apa yang menjadi niat dan tujuan kita? Pilihan ada di tangan kita, take it or leave it.
DDO – AdS
PENGUMUMAN …
Buat rekan-rekan youth … jangan lupa nanti sore di chanel youtube Elohim ministry … Nanti sore ada EL-Rei jam 16.30 yang akan menemani kalian untuk memahami isu-isu yang banyak anak muda hadapi, dan tentunya kita akan belajar juga dari sudut pandang Firman Tuhan … dan tema kita nanti sore adalah “Spirit of Exelence”… pentingnya memiliki Semangat untuk terus berjuang, tentunya ini sangat “relate” dengan kehidupan kita sebagai anak muda… apa dan mengapa akan dikupas tuntas jadi jangan lupa saksikan El Rei nanti sore.
Dan Juga jangan lupa buat Ibadah digedung gereja jam 06.00 pagi disertai dengan Perjamuan Kudus dan tentunya jangan lupa tetap dengan protokol kesehatan
Ibadah Sunday Funday jam 08.15 di channel youtube Elohim ministry.