ALWAYS HUMBLE
Always Humble
Renungan Harian Youth, Jumat 17 Desember 2021
Lukas 14:11, Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Syalom rekan-rekan semuanya, semoga rekan-rekan semuanya dalam keadaan sehat dan baik, dan pastinya kita semua aman dalam lindungan Tuhan Yesus yang sangat mengasihi kita semua! Salam semangat dan lakukan segala tugasmu dengan cara terbaik dan sikap yang terbaik.
Seperti dalam ayat Alkitab yang baru saja kita baca, hari ini kita diarahkan pada suatu sikap yang tentunya sering kita dengar, dan sangat popular dalam khotbah-khotbah Kristen, yaitu tentang kerendahan hati. Sikap rendah hati, dikenal sebagai sikap yang terpuji, Karena arti rendah hati sebenarnya adalah untuk menjauhi sifat angkuh serta sombong. Arti rendah hati pada dasarnya menggambarkan bahwa diri sendiri memiliki kekurangan. Sehingga dengan adanya sifat rendah hati tak membuat diri kalian terlena dengan segala kenikmatan yang ada hingga memicu melebihkan diri sendiri.
Ada sebuah kecenderungan yang harus diwaspadai oleh orang-orang muda dalam menjalani kehidupan ini, yaitu dengan tidak menjadi tinggi hati! Mengapa? Jika berbicara tentang prestasi, atau pencapaian seorang anak muda, biasanya didominasi oleh tekad yang dikenal sebagai “pembuktian” kepada orang lain bahwa dia bisa dengan kekuatan diri sendiri. Sehingga pada akhirnya orang lain dianggap sebagai competitor yang harus dikalahkan dengan apa yang dia miliki dan dia capai.
Dalam kompetisi untuk menjadi “yang terbaik dari yang terbaik,” kita sering terperangkap dalam berusaha mendapatkan status, menonjolkan kemampuan dan kekayaan, dan berusaha mendaki tangga social dan dikenal orang banyak. Kerendahan hati dan kelembutan dikesampingkan untuk memberikan tempat pada strategi yang tajam dan pamer kemampuan. Dan sebenarnya, sikap ini malah tidak memiliki arti sama sekali dihadapan Tuhan, dan membuat nilai kehidupan kita justru anjlok dihadapan Tuhan.
Kita terpanggil untuk bersikap rendah hati, tetapi bagaimana kita dapat menjaga keseimbangan yang sehat antara pengejaran duniawi kita dan kewajiban alkitabiah kita?
Sebagai anak-anak Tuhan sudah sepatutnya kita menjalani hidup dengan memakai cara pandang ilahi. Dunia menggunakan perspektif hidup yang bertolak belakang dari cara pandang Allah. dunia melihat segala sesuatu dari sudut pandang “apa yang aku dapatkan?” perspektif ini hanya akan menjadikan kita jahat dan munafik. Jahat karena kita akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, dan munafik karena kita bisa memanipulasi hal-hal rohani untuk kepentingan kita.
Namun Allah mengajar anak-anak-Nya untuk memandang segala sesuatu dari sudut pandang “apa yang dapat aku berikan?” perspektif ini membuat hidup kita akan jauh lebih berbahagia! Mengapa? Karena kita sedang meniru Allah melalui Tuhan Yesus yang telah memberikan diri-Nya untuk kebahagiaan sejati manusia.
Sesungguhnya jiwa-jiwa yang dikasihi,sengkau seharusnya menghadap Tuhan dengan segala kerendahan hati dan hormat, dengan merendahkan dirimu di hadapan-Nya, khususnya bila mengingat sikap tidak tahu berterima kasih dan dosa-dosa masa lalumu. – Alphonsus Liguori –
Alkitab mengajarkan kita bahwa kesombongan mendahului kejatuhan.
Filipi 2:3, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;
Karena keakuan dan kesombongan, kita bisa menjadi orang-orang yang menginginkan hal-hal yang bukan milik kita, dan menjatuhkan orang lain agar kita sendiri yang ditonjolkan dan diangkat. Rasul Paulus mengajarkan jemaat di Filipi bhwa Di dalam Kristus, egoisme, individualism tidak mendapat tempat. Sebaliknya di dalam Kristus orang akan rela untuk saling menasihati, menghiburkan, bersekutu dalam Roh, mengobarkan kasih mesra dan belas kasihan.
Hidup dalam kerendahan hati dan selalu bersikap rendah hati memang bukan perkara mudah, sebab itu kita perlu melatih diri untuk bersikap demikian dalam relasi kita dengan sesame, khususnya di dalam komunitas kita, orang-orang yang ada di sekitar kita, bahkan kepada siapapun yang bersentuhan dengan kita. Cara hidup seperti yang Tuhan inginkan ini membawa kita pada sikap untuk mendahulukan segala sesuatu untuk kemuliaan Tuhan.
Berikanlah pengakuan kepada Tuhan setiap kali kita mendapatkan kesempatan, karena oleh Anugerah-Nyalah kita telah diselamatkan dan dikaruniai berkat-berkat.
Yakobus 4:6, Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.”
Komitmen kita:
Belajar untuk selalu humble, dengan mendahulukan kepentingan orang lain diats kepentingan kita; dan selalu mendahulukan kemuliaan Tuhan diatas segala pencapaian dari apa yang telah kita kerjakan. Dengan demikian kita mendapat pekenan Tuhan di masa muda kita.
Amin
Tuhan yesus Memberkati
RM – AC