“APA YANG DILIHAT OLEH SIAPA”

May 3, 2021 0 Comments

Renungan Harian Senin, 03 Mei 2021

Dalam mengolah informasi Otak “mengumpulkan data” dan pikiran (mind) memberi makna berdasarkan “perspektif dan prinsip nilai (values)”. Hal inilah yang membuat dua orang mengalami atau melihat situasi yang sama namun memiliki penilaian dan hasil yang berbeda.

Ditengah semua situasi yang terjadi sekarang ini, bagaimana kita melihat kondisi yang ada akan menentukan bagaimana respon kita. Adakah kita melihat dan menilai dengan cara pandang yang  benar dan tepat atau dengan cara pandang yang salah.

Ayub 1:20-22, Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah, katanya: “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!” Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.

Belajar dari kisah Ayub kita akan belajar dari 3 tokoh utama

I. APA YANG DILIHAT ALLAH

Ayub 1:8b Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.

Dalam pandangan Allah, Ayub adalah orang benar dengan segala keberadaannya dan Allah menyatakan kuasa dan kebesarannya melalui kisah kehidupan Ayub

1 Samuel 16:7b Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.

Reputasi adalah “apa yang orang pikir” mengenai kita, namun karakter adalah “apa yang Allah lihat” dalam diri kita.

Manusia seringkali mengusahakan Reputasi yang baik, tetapi menyisihkan pembentukan karakter. Mementingkan apa yang dilihat manusia lebih dari pada apa yang dilihat oleh Allah. Mari kita belajar untuk menjadi pribadi yang berkarakter sesuai dengan kehendak Allah

II. APA YANG SEHARUSNYA  DILIHAT TEMAN AYUB

Teman-teman Ayub seharusnya melihat bahwa yang dibutuhkan Ayub bukanlah penjelasan teologis dan filosofis, namun yang dibutuhkannya adalah empati dan belas kasihan.

Teman-teman Ayub melihat ALlah itu kudus dan akan menghukum dosa kerena mereka melihat Allah menguhukum Ayub maka Ayub adalah orang yang memiliki Dosa dihadapan Allah. Sebenaranya mereka memuaskan pemikiran dan pendapat mereka apa yang “menurut mereka benar”. Pemahaman mereka digunakan untuk menghakimi Ayub, seharusnya yang dibutuhkan juga adalah bukan hanya karakter Allah yang adil namun juga karakter Allah yang penuh dengan belas kasihan. Teologi mereka setengah benar, seharusnya bukan hanya filosofi tentang Allah, namun juga mengenal karakter Allah yang penuh dengan kasih dan belas kasihan

Reaksi Ayub terhadap sahabat-sahabatnya

  • 6:15-21 – Tidak dapat dipercaya seperti sungai yang menjanjikan air namun gagal menghasilkannya.
  • 13:4 – Tabib Palsu
  • 16:2 – Penghibur Sialan

Mari kita menjadi sahabat bagi mereka yang mengalami penderitaan dengan membawa kasih dari Allah yang memberikan kekuatan dan pemulihan

III. APA YANG INGIN DILIHAT AYUB

Ditengah pergumulannya, Ayub ingin melihat Allah hadir. Solusi bagi masalah Ayub bukanlah “pemaparan dan penjelasan yang mendalam” tetapi kehadiran Allah secara pribadi.

Allah menyatakan diriNya secara pribadi kepada Ayub dan dalam kesimpulannya dalam

Ayub 42 ayat 2 “Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal. Dan ayat 5 Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.

Ayub mengalami pemulihan ketika dia berjumpa dengan Allah.

Hari ini kita belajar bersama Bagaimana pikiran kita memaknai semuanya, karena itulah perlu untuk kita memiliki pembaharuan BUDI, yang harus disesuaikan dengan kebenaran dan kehendak Allah

Roma 12:2, Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Kata “BUDI” (Yunani: NOUS) Artinya: Pikiran (mind), dengan kata lain pemharuan dalam pikiran kita adalah kunci perubahan kehidupan kita. Apa yang diperlukan ? Firman Tuhan, tepat seperti yang dinyatakan oleh pemazmur

Mazmur 119:11, Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.

Milikilah hati yang percaya kepada Allah, segala sesuatu yang kita terima dalam hati kita jangan diterima mentah saja tetapi jadikanlah Firman Tuhan menjadi kekuatan yang memenuhi batin kita sehingga kita dapat memaknai semua peristiwa dengan tepat dan benar. Dalam segala keterbatasan kita, jangan jadikan Firman Tuhan hanya sekerdar informasi tetapi jadikanlah Firman Tuhan sebagai pembaharu pikiran kita

Kiranya Roh Kudus akan menolong kita dan memperbaharui hati dan pikiran kita…Tuhan Yesus Memberkati

Rangkuman khotbah Pdt. Posuka Loke

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *