ARE YOU THE ARROWS

Renungan harian Youth, Rabu 27 Maret 2024
Sebagai manusia tentu ada proses yang kita jalani ada kalanya gagal, jatuh bangun dan adalah hal yang lumrah didalam menjalani hidup. Sering kali jatuh karena banyaknya panah-panah yang ditembakkan kepada kita. Panah-panah itu bisa jadi adalah segala macam persoalan dan pergumulan yang dihadapi. Tapi yang jadi pertanyaannya adalah “Bagaimana sikap dan responmu ketika menghadapi panah – panah yang seperti itu?”. Ada yang ditembakkan oleh Tuhan untuk menguji iman dan kepercayaan serta mendewasakan hidup Rohani dan juga yang dari iblis. Disaat respon dan sikapmu yang kepada hal negatif berarti kalian sudah terkena panah-panah yang ditembakkan oleh Iblis.
Ketika respon dan sikap mengarah kepada hal yang positif maka ada pertumbuhan didalam hidup mengiring dan percaya kepada Tuhan.
“Segala sesuatu terjadi didalam, ada maksud dan rencana yang Tuhan sudah rancangkan. Bagaimana respin dan sikap mu itulah yang akan menentukan kemana arah Langkah mu berjalan.” Disatu sisi, untuk mencari hal yang dijanjikan dan selalu maju dalam hal yang positif, jika dilihat banyaknya anak-anak panah yang ditembakkan tetapi tetap mau memperjuangkannya, yaitu pilihan yang sulit diambil hatimu, dengan benar, tulus dan apa adanya, maka semuanya akan terbayarkan pada waktunya yang tepat sesuai waktunya Tuhan. Kita akan merasakan indahnya hasil perjuangan, disaat benar-benar memperjuangkan dan berusaha dengan sungguh untuk tumbuh dan berbuah yang benar maka hal itu bisa menjadi momen berharga bagi hati dan pikiran.
Percayalah bahwa orang-orang yang berjuang tidak akan kecewa sebab, usaha tidak mengkhianati hasil. Berbuahlah dimana engkita ditanam. Jangan jadikan dirimu sebagai sasaran panah yang menjatuhkan dan tidak menghasilkan apa-apa tetapi jadilah berkat untuk mereka yang terhilang dan kering secara jasmani serta Rohani.
What is the distinctive feature of the love of Christ? Surely, it is the Cross on which He died for us. So when He tells me to love my brother as He loved me, it is a call to follow His example and to die to self in my relationship with my brother.
Kristus sudah mati di Salib dengan meneladankan penyangkalan diri dan kehendak. Penyangkalan diri harus menjadi ciri hubungan kita dan ini adalah KASIH yang tidak mementikan diri sendiri
Seperti ada kisah yaitu ada seorang teman sebut saja Kevin, yang memiliki ketakutan untuk melihat darah. Dia sangat takut melihat darah, meskipun itu bukan darahnya sendiri. Pada suatu kali saat mengendarai sepeda motor, sebuah mobil menabraknya. Sebenarnya kecelakaan tersebut tidak terlalu parah. Buktinya, Kevin langsung bisa bangkit dan berdiri sendiri. Namun ketika dia melihat tangan dan kakinya berlumuran darah, dia tiba-tiba merasa lemas dan pingsan. Dari cerita diatas bisa kita ambil sebuah kesimpulan bahwa yang membuat diri kita jatuh bukan karena Tindakan orang lain tapi diri kita sendiri. Seperti Kevin yang tadinya dia tidak apa-apa ketika ditabrak tapi ketika melihat darahnya sendiri, dia lemas, gemetaran dan pingsan. Hal seperti ini juga yang sering kali dialami orang ketika dikecewakan atau disakiti. Yang membuatnya terpuruk sebenarnya bukan semata tindakan orang lain itu terhadapnya. Tapi reaksinya terhadap hal itulah yang memperburuk keadaannya.
Contoh lain lagi yaitu seperti Seorang gadis gagal menikah meski punya rencana akan menikah tahun itu. Apa daya tahun itu hubungan dengan pacarnya bubar karena sang kekasih ternyata mendua. Di satu sisi seharusnya gadis itu bersyukur karena setidaknya ia jadi tahu pacarnya tidak setia sebelum memasuki jenjang pernikahan. Namun anak panah kedua ia tembakkan sendiri. la malah menyalahkan dirinya merasa itu pasti karena ia kurang cantik kurang mengimbangi pacarnya terlalu lama menunda menikah dll.
Yeremia 9:8 Lidah mereka adalah anak panah yang membunuh, perkataan dari mulutnya adalah tipu; mereka berbicara damai dengan temannya, tetapi dalam hatinya mereka merancang pengadangan terhadapnya.
Ada 2 anak panah yang sering kali menembus dan melukai hidup, itu bisa dilihat dalam kehidupan yang kita jalani yaitu
- Anak panah pertama adalah kejadian buruk yang dialami.
- Anak panah kedua adalah reaksi kita atas kejadian buruk itu. Bagaimana kita bereaksi terhadap kejadian buruk. Hal ini kadang disebut sebagai anak panah kedua (second arrow). Anak panah kedua ini sesungguhnya bisa dihindari,tapi reaksi kita yang salah membuat kejadian buruk itu terasa lebih menyakitkan.
Mungkin kita tidak bisa menghindar dari anak panah yang pertama, kita bisa bertahan dan menggunakan perisai iman untuk menahannya. Namun kita bisa menghindar dari serangan anak panah kedua yaitu bagaimana kita memberikan respon yang tepat dengan situasi yang terjadi. Adakah kita juga sering menembakkan anak panah kedua itu kepada diri sendiri? Firman Tuhan mengingatkan bahwa membuat kita selalu menyalahkan diri ini adalah salah satu pekerjaan Iblis yang mendakwa kita siang dan malam (Why.12:10). Ketika anak panah yang pertama (kegagalan,kesalahan,dll) ditembakkan dan membuat kita luka, semestinya kita membawa luka itu kepada Dia yang bisa menyembuhkan kita. Akui kesalahan kita dan bertobatlah kembali kepada-Nya (1 Yoh.1:9).
Jangan biarkan luka itu justru membesar, melebar hingga menjadi kepahitan, keputusasaan serta depresi karena kita sendiri yang menembakkan panah kedua melalui reaksi kita.
Meskipun hidup yang dijalani banyak dikelilingi oleh panah-panah yang siap ditembakkan tapi jangan sampai hal itu menghalangimu untuk berbuah dan menjadi berkat kepada orang-orang yang ada disekitar. Bagikan kebahagiaan yang dirasakan oleh diri sendiri bukan kegagalan, kepahitan atau tidak sukacita dan damai Sejahtera. Jika kalian sudah berhasil berbuah dan menjadi berkat yang bisa dirasakan oleh orang-orang yang ada dilingkungan sekitarmu maka kita akan menjalani hidup tanpa ketakutan dan penuh sukacita.
Sering kali yang melukai kita bukanlah hal buruk yang terjadi pada kita tapi reaksi kita terhadap masalah itu. Hadapi dengan senyuman dan penuh rasa percaya serta andalkan Tuhan selalu.
Don’t let the arrows of disappointment in life to hit but you have to enter into an experiential understanding of the love of Christ and of the fullness of God.
Have a nice day and God bless You.
LW – NDK