Awas … Pikiran Mampet
Renungan Harian Youth, Rabu 07 Oktober 2020
Syalom rekan-rekan youth … salam semangat buat rekan-rekan semua
Rekan-rekan pernah melihat selokan mampet? Tidak mengenakkan, bukan? Air yang menggenang, baunya yang mmmm…. Banyak endapan dan kotoran bahkan sarang penyakit. Dan sejujurnya Tak berbeda jauh dengan itu, sebenarnya pikiran kita pun sama. Dalam arti jika pikiran mampet maka yang diproduksi pun bukanlah sesuatu yang berbau harum. Pikiran kita ini tidak pernah berhenti bekerja, selalu akan menghasilkan sesuatu entah itu positif atau jika tidak maka jadi neagtif.
“Cara kita berpikir adalah cara kita hidup. Oleh karena itu, jika kita ingin maju, kita perlu terus mengaktifkan otak kita dengan baik, Orang itu akan cepat diajak maju”
Harry Lorayne
Sayangnya, sedikit yang memberi perhatian khusus pada otak atau pikirannya. Kebanyakan memanjakan otak dengan mendiamkannya, Membiarkan ala kadarnya. Dan akibatnya seperti selokan yang mampet. Hanya menerima segala informasi tanpa mau mengolahnya menjadi hal yang bermanfaat.
Anda tahu dari mana telepon selular, komputer, pesawat jet, kereta cepat, dan segala barang mewah yang identik dengan kemajuan? Tak lain dan tak bukan adalah dihasilkan dari kepala manusia juga. Ya, dihasilkan dari otak orang-orang yang mengizinkan kepalanya terus mengalirkan dan memproduksi hal-hal yang seolah mustahil. Tentulah mereka tidak menghasilkan semuanya itu dalam semalam. Langkah yang sering mereka lakukan adalah mengasah otak mereka dan memberikan vitamin yang diperlukan otak secara konsisten dan terus mau untuk berfikir.
Hati orang berpengertian memeroleh pengetahuan, dan telinga orang bijak menuntut pengetahuan’
Kata Salomo Amsal 18:15
Pikiran Mampet (Cupet) dan Bahayanya
Kecupetan berpikir disebabkan karena otak yang sudah ada di zona nyaman. Sehingga susah diajak berubah, karena tidak mau untuk mengambil resiko berfikir dan mengembangkan diri. Hanya dimanjakan dengan hal-hal yang enak dan menyenangkan pada akhirnya nih orang yang cupet pikirannya adalah teman akrab dari kelambanan, kekerdilan, dan kemunduran.
Di gereja pun, ancaman kecupetan ini tidak kalah taringnya. Banyak gereja yang mengizinkan adat, kebiasaan, tradisi, dan sistem menjadi penghalang utama kemajuan. Jangan heran melihat gereja yang dari dulu sampai sekarang tidak mengalami banyak perubahan. Semuanya itu terjadi disebabkan oleh pikiran yang tidak lagi mengalami perombakan radikal. Namun, pikiran dibiarkan dalam keadaan nyaman terus sehingga ketika mengalami guncangan keras pun, pikiran tetap tidak bisa diajak maju.
Perlu kita waspadai jika pikiran kita ini sudah sangat nyaman. Ciri-cirinya adalah susah untuk diajak berubah, tidak mudah menerima pendapat atau ide orang, dan selalu beranggapan I’m right you’re wrong. Menolak untuk menjalani proses yang seharusnya dilakukan, karena setiap proses ada usaha dan harganya.
Dan rekan-rekan kita harus memahami, begitu kepala kita ini tertutup, secara intelektual sebenarnya kita sudah menjadi manusia mati. Supaya kita dapat menghindari mati dini seperti ini, kita perlu terus memaksa” otak kita berpikir. Mengolah, merenungkan, mencari cara baru, dan memproduksi ide- ide segar. Dan hal ini berlalu disemua area kehidupan kita, baik di sekolah, kuliah, pertemanan, tempat kerja, keluarga dll. Ketika ada hal-hal yang menuntut proses untuk perubahan selalu diawali dari pola pikir.
Temen-temen tentu tidak asing dengan nasehat Rasul Paulus dalam
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Roma 12:2
Ada beberapa cara sederhana yang bisa kita lakukan untuk membuat kita keluar dari kecupetan, yaitu:
Manjakan otak dengan bacaan yang bermutu.
Rekan-rekan ketika kita membaca, otak kita menyerap jutaan informasi dan pengetahuan di dalamnya. Maka dari itu, kita masih bisa mengingat beberapa hal yang kita pelajari dulu ketika masih kecil. Karena itulah, penting untuk menyediakan waktu untuk membaca hal-hal yang berwawasan luas. Bukan hanya memasukkan sampah kedalam pikiran kita, dengan informasi yang tidak penting dan tidak membangun.
Terlebih lagi nutrisi buat rohani kita, jangan lupa untuk selalu memastikan bahwa ada benih-benih kebenaran yang setiap hari kalian tabur dan sirami, sehingga bisa berbuah dan mengubahkan cara pikir kita yang lama.
Mendisiplin pikiran.
Pikiran adalah hamba yang baik, tetapi tuan yang buruk. Pikiran sama dengan indera lainnya. Ingin dipuaskan dengan hal-hal yang menggairahkan dan membangkitkan nafsu. Oleh karena itu, penting bagi setiap kita mendisiplin pikiran. Racun-racun pikiran yang utama adalah perasaan pesimis, merasa lebih dari yang lain, merasa sudah cukup sehingga tidak perlu lagi belajar, merasa tidak mampu dan trauma-trauma yang belum disembuhkan. Racun di atas ini sangat menghambat kinerja otak kita. Oleh karena itu, tidak ada gunanya dipelihara.
Kita memiliki hak untuk berubah, meskipun tidak mudah. Jangan manjakan otak kita hanya dengan hal-hal yang nyaman, bangun niat untuk terus belajar selagi ada kesempatan
Apalagi bagi kita yang pikirannya sudah terlalu nyaman dan terlalu lamban. Namun, bukan berarti pintu perubahan sudah terkunci mati. Kecuali jika kita tetap tidak mau berubah. Jika kita tidak berubah maka kita akan kerdil secara intelektual dan juga secara rohani. Makanya rekan-rekan youth … ayo pergunakan kesempatan yang ada untuk mulai membangun kehidupan yang bermutu dengan belajar …
jangan pernah mau berhenti untuk belajar dan belajar. Tetap dengan standar kebenaran Firman Tuhan yang menjadi patokan kehidupan kita.
YNP – YDK