Bacaan Alkitab Minggu, 29 September 2024
Kitab Ayub pasal 23 dan 24
Pasal 23, perasaan Ayub mirip dengan perasaan anak tersebut yaitu membutuhkan kepastian. Ayub sepertinya tidak tahu harus bagaimana lagi menjawab dakwaan Elifas. Ia merasa tidak ada gunanya berbantah-bantah lagi dengan sahabatnya itu, yang tidak lagi mendukungnya. Oleh karena itu, Ayub mengarahkan pengharapannya kepada Allah. Ayub mengharapkan Allah bersedia mendengarkan pembelaan dirinya, bahkan berkenan pula menjawabnya. Ayub yakin bahwa ia tidak bersalah. Saat kita merasa sendiri di tengah penderitaan, lebih baik kita mencari Allah sebagai pembela. Meskipun mungkin kita sempat meragukan kesediaan Allah membela, ingatlah bahwa Allah tidak pernah meninggalkan kita.
Pasal 24, Ayub bertanya-tanya bahkan mengeluh mengapa Allah tidak berbuat apa-apa? Ayub bingung karena Allah terlihat seolah membiarkan ketidakadilan. Lalu, keresahan Ayub ini digantikan oleh kesadaran bahwa setiap orang yang melakukan kejahatan pasti akan berhadapan dan tunduk pada hukum maut. Ayub yakin bahwa Allah pasti bertindak menurut waktu dan rencana-Nya bagi manusia. Sebenarnya Allah bukan tidak peduli terhadap kesengsaraan yang manusia derita. Dia bukan Allah yang tidak menindak para pelaku kejahatan. Bukan pula Allah yang berpihak pada ketidakadilan. Hanya manusia yang bersekutu dengan Allah saja, yang mampu meyakini bahwa Ia tetap berpihak pada keadilan dan akan bertindak menumpas kejahatan!
Lanjutkan di Link Membaca :