“Bahaya KEANGKUHAN”
Renungan Harian, Sabtu 13 Maret 2021
2 Tawarikh 32:24-33
Syalom bapak ibu yang dikasih oleh Tuhan …Hari ini kita akan bersama-sama belajar dari pengalaman kehidupan Raja Hizkia.
Setelah serangan Sanherib ke Yerusalem Gagal, Hizkia jatuh sakit. Alkitab menuliskan kondisi Hizkia yang hampir mati (ayat 1). Hizkia memohon pertolongan TUHAN dan sungguh-sungguh berdoa di hadapan TUHAN. Dan melalui nabi Yesaya, TUHAN menjawab doa Hizkia, TUHAN memperpanjang usia Hizkia hingga 15 tahun lagi. Terkait dengan hal ini “bahwa hanya anugerah TUHANlah, hingga Hizkia beroleh tambahan umur, dari kondisi sekarat yang dialaminya.”
Hizkia telah melakukan reformasi dalam hal peribadatan di rumah Allah saat harus menghadapi Sanherib, raja Asyur. Namun Hizkia mengalami kegagalan karena kesombongannya.
2 Tawarikh 32:25. Tetapi Hizkia tidak berterima kasih atas kebaikan yang ditunjukkan kepadanya, karena ia menjadi angkuh, sehingga ia dan Yehuda dan Yerusalem ditimpa murka.
Raja Hizkia jatuh dalam keangkuhan karena melihat keberhasilan, kelimpahan, dan keamanan negerinya. Padahal Hizkia adalah raja yang baik. Hizkia punya hubungan dekat dengan Tuhan, terbukti saat ia memulihkan kekudusan rumah Tuhan (2Taw. 29:1-31:21). Hizkia juga mencari pertolongan Tuhan untuk melawan musuh (2Taw. 32:1-23) sehingga ia mengalami pertolongan Tuhan yang nyata. Lalu kenapa ia bisa berubah angkuh? Karena tidak ada manusia yang kebal dosa. Dosa keangkuhan dan kesombongan tidak ada yang tahu karena ada didalam hati kita masing-masing. Namun Allah yang maha tahu menyelidiki hati dan pikiran kita masing-masing.
Namun Hizkia kemudian menyadari dosanya, sebagai tindakan pertobatannya ia merendahkan diri dihadapan Tuhan bersama penduduk Yerusalem
Tetapi ia sadar akan keangkuhannya itu dan merendahkan diri bersama-sama dengan penduduk Yerusalem, sehingga murka TUHAN tidak menimpa mereka pada zaman Hizkia.
– 2 Tawarikh 32:26
Murka Tuhan lalu surut dan batu ujian selanjutnya datang ketika raja-raja Babel datang mengunjungi Hizkia. Dalam kitab 2 Tawarikh memang tidak memaparkan apa yang terjadi sesungguhnya. Didalam kitab 2 Raja-raja kita menemukan bahwa saat itu bahwa Hizkia memamerkan kekayaannya kepada Raja-raja asing tersebut (2 Raja-raja 20:12-21). Yang menarik disebutkan bahwa waktu itu Allah membiarkan Hizkia bertindak sendiri agar Dia dapat menguji kedalaman hati Hizkia (ayat 21)
Setelah sembuh dari sakitnya, Hizkia menerima utusan Merodakh-Baladan bin Baladan, raja Babel. Bukannya menceritakan pertolongan TUHAN yang menyembuhkan dan memperpanjang usianya, Hizkia malah memperlihatkan harta kekayaan yang dimilikinya (bdk. ayat 13). Inilah yang menjadi kejatuhan Hizkia, raja Yehuda saat itu. Hizkia membanggakan harta kekayaannya dan kekuasaannya. Sayangnya Hizkia tidak lulus ujian yang muncul justru kesombongannya seolah-olah dialah pemilik semua kekayaan itu. Ini menjadi peringatan bagi kita bahwa kesombongan adalah sikap yang muncul dari anggapan bahwa kesuksessan dan kekayaan diraih karena kemampuan kita , bukan karena ANUGERAH dan CAMPUR TANGAN ALLAH .
Bukannya dipuji oleh nabi Yesaya, malahan melalui Firman TUHAN kepada nabi Yesaya, ia menyampaikan nubuatan kejatuhan Yehuda di kemudian hari. Sekali lagi, bukannya Hizkia menyesal, tetapi sebaliknya ia berpikir, “…Asal ada damai dan keamanan seumur hidupku”–ini menunjukkan bahwa Hizkia tidak menerima dan menghormati Firman TUHAN yang disampaikan oleh nabi Yesaya.
Dosa Kesombongan sangat rentan menghinggapi hati kita, ketika Fokus yang kita lakukan bukan lagi untuk memuliakan nama Tuhan, pastinya yang sedang kita kejar adalah kemuliaan diri sendiri.
Bagaimana cara mengatasi keangkuhan?
Jawabannya ada dalam ayat 26 “Tetapi ia sadar akan keangkuhannya itu dan merendahkan diri”.
Hizkia sadar akan “keangkuhannya” dan untuk mengobatinya dibutuhkan “kerendahan hati”. Ketika kita dihinggapi dosa “tinggi diri” maka cara melawannya kita harus “merendahkan diri, sadar diri, dan tahu diri”.
Kesadaran akan Anugerah dan kebaikan Tuhan dalam kehidupan ini menjaga hati kita dari dosa kesombongan yang dengan halus dapat menyusup dalam hati kita.
Waspadalah akan dosa keangkuhan. Sadarlah untuk selalu rendah hati. Jagalah hati dengan firman Tuhan dan doa memohon kerendahan hati.,, Sebab itu mari kita menyelidiki kedalam hati kita. Apakah ada benih kesombongan mulai bersemi dihati kita ??? Jika ada, mohonlah pengampunan kepada Allah dan lepaskanlah itu … sadarilah segala hal dalam kehidupan kita adalah berkat dan anugerah Tuhan.
Kiranya Roh Kudus akan menolong dan memampukan kita semuanya
Tuhan Memberkati
EW