“BE SENSITIVE”
Renungan Harian Youth, Rabu 02 Juni 2021
Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya! Janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba, seperti pada hari di Masa di padang gurun,
Mazmur 95:7b-8
Perjalanan bangsa Israel keluar dari Tanah Mesir menuju Tanah Perjanjian adalah sebuah perjalanan yang sarat dengan pelajaran hidup. Pahit, manis, menang, kalah, sukacita, dan derita dialami oleh bangsa Israel. Sebuah hal yang istimewa dari peristiwa Exodus ini adalah fakta atau bukti yang tidak dapat disangkal tentang penyertaan Allah secara nyata dalam kehidupan bangsa Israel. Penyertaan Allah yang bukan sekedar berupa imaginasi atau lambang-lambang, namun sebuah kehadiran yang nyata dari tangan kuat Allah yang memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir. Perjalanan yang penuh dengan mujizat, menyatakan perbuatan Allah yang heran dan besar kepada bangsa-bangsa lain sehingga mereka menjadi gentar dan takut mendengar tentang Allahnya orang Israel. Diawali dengan ke sepuluh tulah yang menimpa bangsa Mesir, peristiwa menyeberangi Laut Teberau diikuti dengan ditenggelamkannya pasukan Mesir yang mengejarnya, peristiwa diubahnya air yang pahit menjadi manis di Mara, dianugerahkannya manna, dan peristiwa di Masa dan Meriba saat Allah membuat air keluar dari gunung batu, dan masih banyak lagi lainnya.
Peristiwa-peristiwa tersebut dikerjakan Allah untuk menyatakan KemuliaanNya sehingga orang mengetahui bahwa Allahlah Tuhan atas bangsa Israel.
Jika kita merenungkan peristiwa-peristiwa tersebut dan menempatkan diri kita sebagai bangsa Israel waktu itu, saya yakin dan percaya kita tidak akan sanggup menyangkal keberadaan Allah yang dahsyat dalam perjalanan Exodus tersebut. Namun sebuah fakta yang mencengangkan kita dapati dalam Keluaran 17:7 Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai TUHAN dengan mengatakan: “Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak? Bukan hanya mendengar dan melihat, namun mengalami sendiri perbuatan Allah, tidak juga membuat bangsa Israel mengakui perbuatan Allah yang besar atas kehidupan mereka.
Kehidupan bangsa Israel dengan semua sisinya adalah pembelajaran bagi kita yang hidup pada masa sekarang. Dalam Ibrani 3:7-19, perikop yang ada diberi judul “Binasa karena murtad”. Ayat dalam Mazmur 95-7b di atas, dikutip sebanyak 2x (ayat 7-8 dan ayat 15). Kita bisa asumsikan bahwa pesan ini sangatlah penting. Hal yang sedikit berbeda adalah pesan ini diawali dengan frasa seperti yang dikatakan Roh Kudus.
Pesan Firman Tuhan bagi kita adalah “Jika kita mendengar suaranya, jangan keraskan hatimu seperti dalam kegeraman”
Apa yang dimaksud dengan mengeraskan hati atau dalam terjemahan lain dikatakan jangan keras kepala/ jangan menulikan telinga?
Tidak percaya kepada Allah walaupun mereka telah melihat perbuatan Allah namun memilih untuk tidak mengakui/ meragukan (Ibrani 3:8)
Tidak taat kepada Allah, sesat hati atau keluar dari jalan kebenaran. Mengapa bisa sesat hatinya? Karena mereka tidak mengenal jalanNya (Ibrani 3:18)
Saat Roh Kudus menunjukkan perbuatan Allah yang besar dalam hidup orang lain, percaya lah bahwa Tuhan juga sanggup mengerjakan perbuatan yang ajaib dalam hidup kita. Jangan hanya karena kita belum mengalami, kita meragukan kuasa Allah. Terbuka lah terhadap pekerjaan Allah dalam kehidupan kita dan orang-orang sekitar kita.
Saat Roh Kudus menyatakan Firman Allah atas kesalahan kita, mari kita belajar untuk menginstropeksi hati kita dan menerima dengan segala kerendahan hati kemudian mohon ampun atas segala dosa dan kesalahan kita. Jangan menyangkal, mencari-cari alasan, atau mencari pembenaran atas diri sendiri.
Mari belajar peka terhadap pimpinan Roh Kudus dalam kehidupan kita. Kata hear bisa diartikan mendengar dengan tidak sengaja (hanya karena kita punya telinga) dan pesan Firman Tuhan :” jangan menulikan telingamu/ keras kepala/ mengeraskan hati. Walaupun Firman Tuhan itu dinyatakan dalam bentuk sehalus mungkin, seperti hanya berupa sindiran yang tidak ditujukan kepada kita secara langsung, mari kita meresponinya dengan ketaatan.
Kata hear juga bisa berarti diinformasikan/ diberitahukan. Ini berarti jika memang Roh Kudus secara pribadi menuntun kita, mari kita belajar peka akan tuntunannya dan mentaatinya
Menjadi pribadi yang peka terhadap pimpinan Roh berarti menjadi pribadi yang memiliki kesanggupan bereaksi terhadap pimpinan Roh, mudah bergerak/ digerakkan oleh pimpinan Roh.
Kepekaan rohani harus terus dipupuk dan dikembangkan. Cara menumbuh kembangkan kepekaan rohani melalui:
1. Pengetahuan –
Allah menuntun kita lewat Firman Tuhan, mari belajar Firman Tuhan.
Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaanNya dan kawanan domba tuntunan tanganNya. (Mazmur 95:7a)
2. Pengenalan yang benar
– Mari belajar mengenal Allah lewat FirmanNya, Orang Israel beribadah kepada Tuhan sepanjang zaman Yosua dan sepanjang zaman para tua-tua yang hidup lebih lama dari pada Yosua, dan yang mengenal segenap perbuatan yang dilakukan Tuhan bagi orang Israel (Yosua 24:31)
3. Pengalaman
– Mari kita membiarkan hidup kita dipimpin Roh Allah sehingga kita mengalami Tuhan secara pribadi.
Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau (Ayub 42:5)
4. Kontinuitas
– Mari belajar untuk senantiasa, setiap waktu, setia mentaati Firman Tuhan
Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hatiKu dan yang melakukan segala kehendakKu (Kisah Rasul 13:22)
Ketika kita belajar untuk peka akan tuntunan Roh Kudus, maka Ia akan membentuk hidup kita menjadi pribadi yang:
- TAAT – seperti Samuel kecil yang menyatakan nubuatan atas keluarga imam Eli
- berfungsi dengan EFEKTIF sebagai alat Tuhan bagi Allah dan sesama – seperti anak kecil yang merelakan 5 ketul roti dan 2 ikannya untuk diserahkan pada Yesus sehingga terjadi mujizat Tuhan Yesus memberi makan 5000 orang.
- KUAT MELAWAN DOSA – tidak seperti Kain yang menyerah atas kemarahannya sehingga membunuh Habel,
- KUAT melawan mayoritas yang tidak benar – sepert Daniel, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego yang berketapan untuk tetap hidup sesuai dengan Firman Allah.
Rekan-rekan, mari belajar menjadi anak muda yang peka akan tuntunan Roh Kudus. Mari ijinkan Roh Kudus bekerja dan melembutkan hati kita sehingga kita menjadi pribadi-pribadi yang taat kepada Tuhan.
Komitmenku Hari ini
Aku mau belajar untuk semakin peka dengan tuntunan Roh Kudus, memiliki hati yang lembut agar selalu taat kepada tuntunan-Nya
DDO – YDK