“Belajar dari Pengalaman Padang Gurun”

March 24, 2021 0 Comments

Renungan harian Rabu, 24 Maret 2021

Syalom Selamat Pagi Bapak Ibu Saudara yang dikasihi Tuhan . . . Pada pagi hari ini kita akan membicarakan mengenai Pengalaman Padang Gurun yang pernah dialami dan dijalani oleh para tokoh dalam Alkitab. Tokoh-tokoh itu seperti : Abraham, Ishak, Musa, Yusuf, Yesaya masih banyak contoh lainnya dan secara khusus Bangsa Israel, bahkan Tuhan Yesus sendiri mengalaminya. Sebelum menjadi tokoh atau bangsa besar yang dipakai Allah secara luarbiasa maka tokoh-tokoh dan bangsa Israel melewati perjalanan pengalaman padang gurunnya.

Padang Gurun identik dengan tempat yang tidak nyaman sama sekali. Seperti halnya dunia yang kita tinggali ini, penuh dengan lembah air mata. Meski padang gurun sering kali dianggap sebagai tempat yang tidak mungkin disukai. Tetapi justru tempat ini dipakai Allah sebagai tempat trainning (untuk melatih dan membentuk orang dan bangsa pilihannya yang akan disiapkan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan Allah yang luarbiasa).

Perjalanan Bangsa Israel di Padang Gurun (Ulangan 8:1-20)

Bahkan seperti kita ketahui bangsa Israel berada di padang gurun selama 40 thn sebelum akhirnya mereka memasuki Tanah Perjanjian, yaitu Kanaan. Tentu Allah memiliki maksud dengan membawa bangsa Israel melewati pengalaman padang gurun.

Pertama, Ulangan 8: 1-6

“Segenap perintah, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, haruslah kamu lakukan dengan setia, supaya kamu hidup dan bertambah banyak dan kamu memasuki serta menduduki negeri yang dijanjikan TUHANdengan sumpah kepada nenek moyangmu. Ingatlah kepada seluruh perjalanan   yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai  engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak. Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.  Pakaianmu tidaklah menjadi buruk di tubuhmu dan kakimu tidaklah menjadi bengkak selama empat puluh tahun ini. Maka haruslah engkau insaf, bahwa TUHAN, Allahmu, mengajari engkau seperti seseorang mengajari anaknya. Oleh sebab itu haruslah engkau berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan dengan takut akan Dia.

Kedua, Ulangan 8:11-15

Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu, dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini. dan supaya, apabila engkau sudah makan dan kenyang, mendirikan rumah-rumah yang baik serta mendiaminya, dan apabila lembu sapimu dan kambing dombamu bertambah banyak dan emas serta perakmu bertambah banyak, dan segala yang ada padamu bertambah banyak, jangan engkau tinggi hati, sehingga engkau melupakan TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan, dan yang memimpin engkau melalui padang gurun yang besar dan dahsyat itu, dengan ular-ular yang ganas serta kalajengkingnya dan tanahnya yang gersang, yang tidak ada air. Dia yang membuat air keluar bagimu dari gunung batu yang keras.

Ketiga, Ulangan 8:17-18

Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini.

Tetapi ada syaratnya …

Ulangan 8:19-20

Tetapi jika engkau sama sekali melupakan TUHAN, Allahmu, dan mengikuti allah lain, beribadah kepadanya dan sujud menyembah kepadanya, aku memperingatkan kepadamu hari ini, bahwa kamu pasti binasa; seperti bangsa-bangsa, yang dibinasakan TUHAN di hadapanmu, kamupun akan binasa, sebab kamu tidak mau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu.”

Bisa dikatakan bahwa di padang gurun inilah Tuhan mengubah mental bangsa Israel dari mental budak menjadi mental prajurit, yang siap untuk merebut tanah yang dijanjikan Tuhan kepada nenek moyang mereka. Perjalanan bangsa Israel selama 40 tahun di padang gurun ini justru menunjukkan bahwa Tuhan selalu menyertai bangsa yang tegar tengkuk ini. Tidak hanya itu, Tuhan juga sedang mendidik dan menghajar mereka dengan kasih-Nya yang tak berkesudahan sampai mereka masuk ke tanah Kanaan.

Kisah pengalaman padang gurun bangsa Israel setidaknya dapat kita ambil sebagai pelajaran hidup saat kita menjalani pengalaman padang gurun kita masing-masing. Jika kita sedang mengalami pengalaman padang gurun bisa saja kita berpikir bahwa Tuhan telah melupakan kita, kita seperti tinggalkan dan tidak dihiraukan oleh orang-orang sekitar kita dan kita akan hidup menderita.

Tetapi justru disaat-saat kita menjalani pengalaman padang gurun, perhatian Allah sedang tertuju kepada kita (Ia yang akan memimpin, menyertai dan menyediakan segala keperluan).

Inilah saatnya kita sedang menjalani rencana Allah dalam kehidupan kita, kita sedang menjalankan kehendak Allah. Allah ingin :

  • Menyiapkan setiap aspek dari kehidupan kita (jasmani dan rohani)
  • Allah sedang membentuk dan mengubah karakter kita.
  • Allah ingin kita bergantung sepenuhnya kepadaNya.
  • Allah ingin menunjukan bahwa saat kita butuh pertolongan, Allah lah yang menyediakan bagi kita.

Mari kita melewati pengalaman padang gurun kita bersama dengan Tuhan yang akan membawa kita pada janji-janjiNya bagi kita semua.

Tuhan Memberkati.

TC.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *