Belajarlah Mencintai Diri Sendiri
Renungan Harian Youth, Rabu 09 Februari 2022
Syalom rekan-rekan Youth, kiranya berkat Tuhan berlimpah dalam kehidupan kita semuanya.
Tema renungan hari ini adalah tentang Belajarlah Mencintai diri Sendiri, hal ini bukan berarti tentang bagaimana kita memikirkan hal-hal yang menyenangkan diri kita mengikuti semua kesenangan diri kita. Sebagai anak Tuhan, mencintai diri sendiri memiliki kualitas kasih yang sama dengan mengasihi Allah dan juga mengasihi sesama
Matius 22:37-39 Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Mengasihi diri kita tidak bisa dipisahkan dari kasih kepada Allah, karena kita adalah pribadi yang dikasihi Allah, yang menebus diri kita dengan harga yang mahal. Siapapun kita, kita adalah berharga dihadapan Tuhan.
Kesadarkan diri mengenai nilai berharganya kita menuntun kita untuk mengasihi diri kita dengan benar, mengasihi diri dalam kebenaran akan menuntun kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Mengasihi diri berkaitan bukan untuk memuaskan semua hawa nafsu kita namun sangat erat hubungannya dengan manusia rohani yang terus bertumbuh dan salah satu caranya adalaha dengan membangun disiplin-disiplin rohani.
Jujur saja, banyak dari kita yang harus belajar untuk mencintai diri sendiri. Sungguh, mencintai diri sendiri itu sama berharganya dengan mencintai Kristus di dalam diri kita. Karena terkadang kita tidak sadar semakin kita memuaskan keinginan daging kita maka yang ada adalah semakin kita merusak diri kita sendiri.
Yuk kita mau belajar bagaimana kita membangun kasih dalam diri kita
Jangan lagi memusatkan perhatian pada kelemahan diri sendiri.
Jika kita hanya memikirkan “aku dan diriku, maka putus asa mudah sekali menyerang”. Mungkin kita merasa benci kepada diri sendiri dengan segala kelemahan dan kegagalan kita; Kita perlu mengalihkan fokus kita ke arah yang lain: kepada Allah dan orang lain.
Belajarlah untuk Melayani orang lain.
Salah satu obat mujarab untuk menyembuhkan penyakit “aku-tidak-suka-pada-diriku-sendiri” adalah, menunjukkan kasih sayang dan kebaikan hati kepada orang lain, khususnya orang-orang yang membutuhkan. Yesus memberi tahu kita bahwa dua prioritas tertinggi dalam hidup adalah mengasihi Allah dan mengasihi sesama manusia. Jika kita memusatkan perhatian pada mengasihi Allah dan menolong orang lain, maka kita akan berfokus kepada hal-hal apa yang bisa kita lakukan. Mulai dari hal yang terkecil dan sederhana. Kasih kepada orang lain akan membuat diri kita semakin menyadari bahwa Tuhan bisa memakai diri kita sebagai saluran kasih bagi orang lain.
Rekan-rekan apakah kalian menyadari bawah kita bisa menemukan bahwa gembira yang begitu besar bangkit di dalam diri kita ketika kita mau untuk belajar berbagi dan menolong orang lain. Berbagi tidak pernah merugikan diri kita, sebaliknya akan membuat kita terus bertumbuh didalam kasih.]
Dapat berbagi adalah berkat dan kesempatan yang Tuhan anugerahkan bagi diri kita. Lakukanlah sesuatu untuk orang lain. Berpikirlah tentang sesuatu yang dapat kamu lakukan sekarang yang dapat membantu orang lain atau membuat hati orang lain menjadi lebih cerah. Lakukanlah! Kamu akan terkagum-kagum mengetahui betapa indahnya perasaan yang kamu rasakan tentang dirimu sendiri saat kamu memfokuskan diri pada perhatianmu membantu orang lain.
Ubahlah kebiasaan buruk atau gaya hidup yang tidak berguna.
Mengasihi diri dapat diwujudkan melalui sikap “pengendalian diri” dengan mengubah setiap kebiasaan buruk dan gaya hidup yang tidak berguna, seperti Kebiasaan makan yang berlebihan, malas, tidak taat pada hukum, atau apa pun bentuknya, melakukan sesuatu yang tidak seharusnya kita lakukan itu menyulitkan kita untuk menyukai diri sendiri.
Kadang kala, kita hanya perlu memperbaiki, mengenali kebiasaan-kebiasaan atau gaya hidup buruk yang menyebabkan kita menghadapi masalah, dan melakukan perubahan-perubahan yang perlu dalam kehidupan kita. Bagaimanapun juga, kita tidak bisa mengubah dengan kekuatan kita sendiri, Kita perlu meminta kekuatan Allah untuk menolong kita memperoleh hikmat dan pengendalian diri.
Arahkan perhatian kita dengan kekekalan.
Sebagai anak-anak Tuhan kita tidak bisa memisahkan diri kita dengan kekekalan, semua hal yang kita lakukan akan berhubungan dengan kekekalan. Dalam pekerjaan, sekolah, keluarga, persahabatan … kita harus menambahkan nilai yang kekal didalam nya. Sehingga kita tidak sembarangan menjalani dan mengambil keputusan dalam hidup ini.
Ayo rekan-rekan semuanya, percayalah kepada Allah yang mengasihi kita dan menciptakan kita dengan suatu tujuan, dan berjalan bersama-Nya di dalam ketaatan. Keputusan ada ditangan kita masing-masing. Apakah kita akan memilih untuk memusatkan perhatian kepada diri sendiri dan rencana kita sendiri bagi hidup kita? Atau sebaliknya apakah kita akan memilih untuk memusatkan perhatian kepada Allah dan rencana-Nya bagi hidup kita? Hiduplah didalam kasih, kasih kepada Allah, sesama dan tentunya diri kita sendiri.
Komitmenku hari ini
Aku mau mengarahkan kasihku kepada Allah yang akan menuntun aku untuk mengasihi sesama dan juga diriku sendiri
YNP – YDK