BERANI BERPROSES

July 30, 2022 0 Comments

Renungan Harian Youth, Sabtu 30 Juli 2022

Ayub 42:5, Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau

Berbicara mengenai kehidupan yang sementara kita jalani sekarang ini, kira-kira hikmat atau pesan apa yang selalu berbicara kuat di dalam diri kita? Mengeluh atau Bersyukur? Menyerah atau Bertahan? Mundur atau Maju? Menjadi Lemah atau Menjadi Lebih Kuat?  Yang pasti setiap hari yang kita jalani itu punya kesukaran masing-masing, namun respon kita harus tetap benar dalam menanggapi segala situasi.

Rekan-rekan youth, momen dan kejadian apa yang menurut kalian merupakan hari-hari yang sangat berat yang pernah kalian jalani?  Coba ingat dulu akan hal-hal itu! Apa respon kalian Ketika mengingat hari-hari itu? Pasti perasaannya campur aduk kan? Apalagi itu adalah momen krusial dan menyedihkan, bisa baper banget nih seharian!  Namun, coba lihat kamu yang sekarang ini? Are you okay?  Atau masih gak terima dengan keadaan? Ataukah sudah menjadi lebih baik?  Jika kalian hari ini merasa lebih baik, berarti proses Tuhan melalui krisis telah membuat kalian menjadi lebih kuat! Dan jika masih sementara berjuang dari hal-hal buruk masa lalu, ingat!

Tuhan mengasihimu sebagaimana kamu adanya dan Dia tidak mau menyerah dengan kamu.

Dalam kisah Yesus meredakan angin ribut, kita mendapati tipisnya iman percaya para murid dan kurangnya pengenalan mereka akan Yesus. Meski telah mengikut Yesus, mendapat ajaran Yesus secara langsung, serta turut menyaksikan mujizat-mujizat yang telah dilakukan Yesus, tak serta merta membangun teguhnya iman percaya mereka. Badai yang melanda menunjukkan sisi kelemahan para murid, sekaligus memberi pengertian baru akan pribadi Yesus. Di kisah lain, kita mendapati Ayub dilanda dengan krisis yang begitu hebat, yang membuatnya sempat mengeluh dan bahkan mengutuki hari kelahirannya. Pada akhirnya Ayub menyadari kurangnya pengenalannya akan Tuhan, sehingga ia menyesal dan memohon ampun, ungkapnya, “Hanya dari kata orang saja aku mendengar Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau,” padahal Alkitab mencatat, bahkan Tuhan sendiri mengakui kesalehan dan kejujuran Ayub.

Setiap kita tentu memiliki kelemahan yang kita sadari maupun tidak.

Namun, ketika menghadapi krisis, kita menjadi tahu titik kelemahan kita. Melalui krisis, kita menyadari bahwa ternyata kita lemah dalam perencanaan dan pada akhirnya kita belajar merencanakan. Melalui krisis, kita menjadi pribadi yang lebih peduli karena akhirnya kita menyadari bahwa selama ini kita tidak memiliki hubungan yang dekat dengan orang. Melalui krisis, kita menjadi sadar akan pentingnya keluarga, dan menyadari bahwa ternyata ada banyak orang yang mengasihi kita.  Melalui kirisis, kita baru sadar bahwa hubungan kita dengan Tuhan kurang dekat, dan akhirnya kita melatih diri untuk membangun hubungan dengan-Nya. Masih banyak hal lainnya yang dapat kita pelajari melalui krisis. Pada intinya, krisis telah membuka sisi kelemahan kita untuk berubah ke arah yang lebih baik. Ketika hari ini kita tersadar akan kelemahan-kelemahan tersebut, bersyukurlah! Ambillah langkah untuk berubah dan memperbaikinya, serahkan kepada Tuhan segala ketakutan, kelemahan maupun kekeliruan kita, maka Dia akan bertindak dan membuat kita menjadi semakin lebih kuat.

Ayub menyadari proses Tuhan yang membawanya mengenal Allah secara pribadi

Manusia yang paling saleh telah melihat Allah, bahkan dia yang telah melakukan segala sesuatu yang berkenan kepada Allah dan mendapatkan pujian dari Allah. Bertekuk lutut, oleh karena kemulian yang berasal dari Allah itu sendiri.

Ini adalah klimaks dari cerita Ayub yang seharusnya Anda dan saya dapat rasakan di dalam kehidupan kita, di mana setiap kita pasti mengalami penderitaan. Kita semua pasti mengalami rasa sakit, dan orang percaya tidak akan dapat lepas dari penderitaan. Meskipun ia ada di dalam penyertaan Allah yang baik dan adil.

Pada saat yang sama, kesalehan bukanlah perbuatan ajaib yang dapat memberikan kepada kita kesenangan yang berasal dari dunia. Pelajaran penting dari penderitaan yang Ayub rasakan, adalah kita dapat melihat Allah dan kehebatan-Nya dalam penderitaan kita.  Bukanlah suatu kesalahan jika penderitaan menghampiri, kita ada dalam keluhan yang tidak kunjung usai. Bukanlah suatu dosa jika kita lemah bahkan meragukan Tuhan dalam penderitaan kita.

Karena kesalehan sejati berasal dari Tuhan yang menyatakan diri-Nya kepada kita, meskipun kita adalah orang berdosa yang layak untuk binasa.

Teruslah belajar dalam segala proses yang Tuhan kerjakan. Sadari  bahwa seberat apapun proses Tuhan dapat menunjukkan seberapa lemahnya diri kita dan  mintalah kepada Tuhan untuk memberikan kekuatan bagi kita di dalam proses Tuhan untuk menjadikan kita pribadi yang lebih baik.

Tuhan Yesus memberkati kita semuanya

Salam sehat selalu

RM – AdS

PENGUMUMAN

Kami mengundah rekan-rekan semuanya untuk bisa hadir dalam Youth Celebration yang akan diadakan pada hari SABTU, 29 Juli 2022 jam 17.00 di Gedung Gereja Elohim Batu

Tema youth celebration kita minggu ini adalah “Still Standing” … tetap kuat dan berdiri menghadapi tantangan dan kegagalan

Yuk dateng semuanya ya, jangan sampe ketinggalan … kita mau beribadah, memuji Tuhan bersama dan tentunya kita akan saling bertemu bersukacita bersama-sama.

Dan jangan lupa Ibadah besok jam 06.00 WIB serta Sekolah minggu jam 08.00 di GPdI Elohim Batu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *