BERANI JUJUR HEBAT

Renungan harian Youth, Selasa 10 Mei 2022
Syalom rekan-rekan youth semuanya, semoga rekan-rekan tetap dalam keadaan yang sehat dan baik … baik semuanya.
Rekan-rekan pernah kan mendengan Slogan “Berani jujur, Hebat”? ini adalah slogan dari KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) untuk mengedukasi kepada masyarakat bahwasanya perbuatan korupsi itu tidak baik atau merugikan banyak pihak. Slogan yang terus digaungkan KPK agar masyarakat tahu betapa pentingnya kejujuran itu. Karena menjadi orang jujur itu memang sulit, tidak mudah, bahkan sangat sulit sekali. Dan menjadi orang jujur itu berarti sudah siap ditempatkan dalam posisi sulit. Bahkan serba sulit, Berani jujur merupakan suatu kehebatan.
Kehebatan yang didasari bisa menjaga idealisme diri sendiri, walau dalam keadaan sulit sekalipun.
Rekan-rekan betapa mudahnya menipu diri kita sendiri ke dalam pemikiran bahwa orang lain adalah pendusta dan kitalah yang jujur. Sebenarnya, jika kita mengharapkan kejujuran dari orang lain, maka kita juga harus mulai sepenuhnya jujur terhadap diri kita sendiri. Kita berharap orang lain jujur kepada kita, terutama orang dewasa dan kita merasa tersinggung atau menjadi sinis kalau mendapati seseorang tidak berkata jujur. Namun seringnya, pada saat kita sendiri dihadapkan pada keadaan yang sulit, entah bagaimana, kecintaan kita terhadap kejujuran itu bagai pudar begitu saja; dan sama seperti orang lain, kita juga mengatakan apa yang aman dan menguntungkan, bukan apa yang sebenarnya.
Dosa memiliki banyak alat, tetapi sebuah dusta adalah kemudi yang cocok untuk semua alat dosa – Oliver Wendell Holmes
Mungkin, kita perlu mengeluarkan balok dari mata kita sendiri sebelum mengeluarkan selumbar dari mata orang lain (lihat Matius 7:4-5). Artinya, kita harus jujur terhadap diri kita sendiri, juga terhadap orang lain. Bagaimanapun juga Kebenaran Firman Tuhan akan terus mengajarkan kita dan menuntun kita untuk menjadi anak Tuhan yang jujur.
Pertanyaannya adalah apa yang bisa kita lakukan untuk mewaspadai ketidakjujuran dan membangun dasar kebenaran yang teguh dalam hidup kita? Jawabannya adalah menjadi Firman Tuhan sebagai patokan standar kebenaran. kita hanya harus membuka Alkitab untuk menemukan prinsip-prinsip dasar untuk menjalani kehidupan yang Benar.
Pencipta kita dengan jelas memaparkan prinsip-prinsip dasar ini di dalam Firman-Nya. Di dalam Alkitab Perjanjian Lama, misalnya, Allah memberikan Sepuluh Perintah Allah kepada Musa, yang dirancang untuk menolong bangsa Israel untuk hidup dalam hormat kepada Allah dan rukun satu sama lain. Perintah yang kesembilan adalah: “Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu” (Keluaran 20:16). Jelas sekali, kejujuran sangat dihargai di dalam kitab Allah.
Bahkan sebenarnya, kalau kita ingin membuktikan seberapa besar Allah membenci dusta, kita dapat membuka kitab Amsal. Banyak hal yang dibagikan oleh Salomo kepada kita mengenai kejujuran ini:
- Amsal 6:16-19: Enam perkara ini yang dibenci TUHAN—bahkan, tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hati-Nya: mata sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah, hati yang membuat rencana-rencana yang jahat, kaki yang segera lari menuju kejahatan, seorang saksi dusta yang menyembur- nyemburkan kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara.”
- Amsal 11:1: “Neraca serong adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi Ia berkenan akan batu timbangan yang tepat.”
- Amsal 12:22: “Orang yang dusta bibirnya adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi orang yang berlaku setia dikenan-Nya.”
- Amsal 19:5: “Saksi dusta tidak akan luput dari hukuman, orang yang menyembur-nyemburkan kebohongan tidak akan terhindar.”
- Amsal 23:23: “Belilah kebenaran dan jangan menjualnya; demikian juga dengan hikmat, didikan dan pengertian.”
Tentu saja, ayat-ayat Alkitab ini memberi kita dorongan yang kuat untuk menjaga kejujuran! Seperti kata Salomo, para pendusta pasti akan terjerat oleh dustanya sendiri. Yang lebih buruk lagi adalah apa yang terjadi setelah kita terjerat maka orang lain akan sulit mempercayai kita lagi. Teman-teman kita akan ragu, apakah mereka bisa mempercayai perkataan kita. Orangtua kita memutuskan bahwa kita tidak bisa diberi kepercayaan dan memangkas banyak kebebasan kita.
Jika ketidakjujuran kita terus berlanjut dan tidak terawasi, maka kita akan semakin mudah meremehkan kejujuran.
Kita harus belajar menghargai kejujuran, sekarang juga! Penting bagi kita untuk menolak dorongan untuk berdusta selagi masih muda, karena ketidakjujuran hanya akan membawa masalah, seumur hidup kita. Akan tetapi, kejujuran akan membawa kita pada berkat Allah. Jika kita dapat belajar mulai sekarang, sejak remaja, untuk mencintai kejujuran dan memegang teguh kejujuran itu, kita dapat membangun nama baik sebagai orang yang bisa dipercaya dan dihormati, yang akan banyak berguna dalam banyak segi kehidupan kita di kemudian hari.
Kita pasti ingin meraih sukses dalam karier di masa depan, ketahuilah para atasan bukan hanya mencari bakat dan sikap mereka juga menginginkan orang yang bisa dipercaya. Ingatkah Kejujuran benar-benar cara terbaik untuk maju.
Kiranya Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita Kembali untuk menghargai nilai-nilai kejujuran dalam kehidupan kita, dari hal yang terkecil jangan mudah untuk berbohong
Tuhan Yesus memberkati
YNP – MLE