“Bermegah didalam Tuhan”
Renungan Harian Youth, Selasa 11 Mei 2021
Hallo rekan youth….. Saya berharap dimana pun kalian berada kalian tetap sehat dan semangat dalam menjalani setiap tantangan hidup ini.
Rekan-rekan Pernah gak sih kalian dipuji? Pasti pernah donk. Mungkin dari kalian yang punya paras cantik atau tampan pasti sering dipuji, atau mungkin yang otaknya encer pasti pernah donk menerima pujian dari orang, atau yang berhati seperti malaikat pasti pernah juga dipuji. Tapi teman-teman hati hati ya dengan pujian itu. Bisa menjadi kita lupa diri. Siapa si diri kita di hadapan Tuhan. Bisa saja dari pujian itu kita memegahkan diri kita.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, megah berarti sangat mengagumkan, gagah kuat, mulia, mashur, atau bangga. Bermegah berarti memiliki sifat megah atau bermegah-megahan. Dari satu sisi, bermegah dapat dimaknai membuat diri sendiri menjadi mengagumkan. Bermegah dapat diartikan membuat diri sendiri gagah kuat, mulia, mashur atau bangga. Dari sisi lain, bermegah dapat dimaknai membanggakan diri sendiri. Bermegah juga dapat bekenaan dengan sikap tinggi hati, sombong.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, mungkin disekeliling kita ada orang yangmembanggakan diri sendiri. Mereka senang menonjolkan kepandaian, gelar, harta, kedudukan, pangkat atau jabatan dan cenderung tinggi hati. Namanya manusia ada sisi menyombongkan diri. Sifat manusia cenderung menganggap dirinya lebih baik atau lebih hebat dari pada orang lain. Banyak orang yang menyatakan dirinya lebih kaya dan lebih berkuasa. Karena itulah mereka minta dipuji dan dihormati. Mungkin ada juga beberapa orang mendambakan pujian, kehormatan dan kekuasaan.
Pujian dan penghormatan yang kita terima atas segala keberhasilan, kesuksesan, dan kecerdasan mungkin pernah membuat kita lupa diri. Kita menerima semuanya dengan anggapan bahwa semua yang kita capai adalah bukti kehebatan kita yang layak diapresiasi. Di saat-saat seperti itulah kita merasa pantas untuk membanggakan diri. Namun kita membanggakan sesuatu yang salah, sehingga hidup kita bisa terjerumus ke dalam berbagai-bagai dosa. Semua yang kita miliki dan mampu kita gapai adalah pemberian Tuhan. Dan juga sikap bermegah harus kita lakukan di dalam nama Tuhan yang kudus.
“Bermegahlah di dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari TUHAN!” (1 Taw. 16:10)
Kita harus selalu menyadari bahwa tanpa campur tangan Tuhan dalam hidup kita, kita bukanlah siapa-siapa dan tidak akan menjadi siapa-siapa.
Kita telah diangkat dari kubangan dosa dan dibebaskan dari jerat iblis, kita ditebus dan diberikan berkat melimpah. Ia membentuk talenta dan kemampuan kita sedemikian rupa, ia melancarkan usaha dan pekerjaan yang kita lakukan, dan Ia tidak pernah lupa menghadiahi kita dengan kejutan-kejutan kecil yang membuat kita lebih hebat dan mengangkat kita lebih tinggi.
“Beginilah firman TUHAN: “Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN (Yer. 9:23-24).”
Bermegah di dalam Tuhan berarti membanggakan dan membesarkan nama Tuhan dan segala perbuatan-Nya yang ajaib di dalam hidup kita.
Saat kita bermegah di dalam Tuhan, itu juga berarti bahwa kita mau menjadikan Tuhan sebagai fokus hidup kita. Sikap dan perbuatan harus mencerminkan kasih dan kemuliaan-Nya. Pujian yang kita terima bukan untuk memegahkan diri, namun memegahkan Allah. Kehormatan yang kita terima juga harus kita teruskan kepada Allah, karena Dia yang paling pantas menerimanya. Bukan karena kuat dan hebatnya kita, melainkan karena kasih dan kebaikan Tuhan maka kita bisa sampai pada hari ini dengan banyak pencapaian berharga, sehingga sangat layak untuk kita bermegah di dalam Tuhan.
2 korintus 10 : 17 -18“Tetapi barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan. Sebab bukan orang yang memuji diri yang tahan uji melainkan orang yang dipuji Tuhan”
ayat ini mengingatkan kita untuk senantiasa berhati hati terhadap pujian atau kebanggaan pada diri sendiri. Kecenderungan manusia adalah memeninggikan dirinya dengan cara membanggakan segala karya dan keberhasilannya termasuk juga bidang pelayanan nya. Ayat ini mengingatkan kita dibalik kemegahan atau kebanggaan kita, sebetulnya Allah lah yang berkarya didalam hidup kita karena itu satu satunya alasan kita bermegah adalah bermegah pada karya Allah dan memuji setiap karyanya dalam hidup kita.
Oleh sebab itu, marilah kita simak nasihat Rasul Paulus dalam Roma 11:18. Dengan tegas ia megingatkan bahwa: _“janganlah kamu bermegah terhadap cabang-cabang itu! Jikalau kamu bermegah, ingatlah, bahwa bukan kamu yang menopang akar itu, melainkan akar itu yang menopang kamu.”_
Ingatlah! Jangan bermegah karena diri sendiri! Semua cabang dapat hidup karena cabang itu menempel pada batangnya. Apa dasarnya cabang dapat bermegah? Dasarnya apa? Jika cabang itu lepas dari batangnya, cabang itu pasti akan kering. Cabang itu hidup karena menempel pada batang pohon yang ditopang oleh akar-akarnya. Ingat dan yakinilah! Begitu jugalah kehidupan manusia, termasuk kita! Kita hidup karena kasih karunia Tuhan Yesus Kristus. Kita hidup karena Tuhan! Kita bermegah karena salib Kristus.
Beginilah Firman-Nya dalam Surat Galatia 6:14: _”Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia.”_
Komitmen
Berbahagialah orang yang tidak bermegah dengan kekuatan sendiri, karena kepadanya akan dilimpahkan kasih karunia Tuhan. Bermegahlah didalam Tuhan
CGP – LP