Bersaksi dengan HATI

June 9, 2022 0 Comments

Bacaan: Lukas 24:36-49

Syalom bapak dan ibu semuanya. Masih dalam suasana hari pencurahan Roh Kudus, hari ini kita kembali merenungkan bahwa Roh Kudus dicurahkan bagi kita untuk kita menjadi saksi. Dalam pembacaan kita hari ini, Firman Tuhan menuliskan “Kamu adalah saksi dari semuanya ini.” (ay.48). Mari kita renungkan bersama apa yang menjadi tantangan dalam kita menjadi saksi Kristus.

Mungkin banyak orang yang berpikir, apa susahnya menjadi saksi? Tinggal ngomong saja, “Tuhan Yesus itu baik, Tuhan pasti menolong kita pasti memulihkan kita.” Kalau memang perkara menjadi saksi semudah itu, mengapa masih ada orang yang enggan untuk menjadi saksi, bersaksi, memberi kesaksian? 

Dalam ibadah-ibadah komsel, saat diminta untuk bersaksi, banyak yang kemudian terdiam, tidak berani bersaksi, nunggu dipancing-pancing baru mau bersaksi. Akan tetapi saya memahami, kita semua memahami, bahwa memang bersaksi itu merupakan suatu hal yang sulit dilakukan. 

Ada dua hal yang menjadi kesulitan utama ketika kita ingin bersaksi.

  • Kita bukan saksi mata

Para murid Yesus adalah saksi mata. Mereka melihat langsung, ada bersama langsung dengan Yesus. Mari kita lihat perikop Alkitab yang menjadi dasar renungan kita hari ini, Lukas 24:36-49. Mereka yang adalah saksi mata baru dikatakan terbuka pikirannya, mengerti kitab suci (Lukas 24:45) baru pada saat itu. Setelah mereka hidup kurang lebih 3 tahun bersama-sama dengan Yesus. 

Kita bukan saksi mata seperti murid-murid. Kita rindu untuk bersaksi tentang Yesus, namun kita juga menyadari penuh bahwa kini kita tidak lagi ada bersama-sama dengan Yesus, melihat Yesus (secara fisik), seperti yang dialami para murid dahulu. Para murid memiliki pengalaman yang luar biasa bersama Yesus. Ada badai di tengah laut, tinggal ngomong ke Yesus dan badai pun reda. Ada yang sakit payah, Yesus sembuhkan. 

  • Jadi saksi dekat dengan Martir

Kata bersaksi dalam bahasa aslinya dipakai kata Marturia yang sangat dekat dengan kata Martir, artinya mati karena mempertahankan kebenaran yang tidak dianggap benar oleh orang lain. Kesulitan lain adalah karena bersaksi adalah mengungkapkan kebenaran yang belum tentu dianggap benar oleh orang lain. Contohnya? Stefanus. Bahkan semua murid Yesus menjadi saksi berujung pada mati syahid sebagai martir. 

Bersaksi dengan Hati

Kalau sudah begitu, dengan kesulitan-kesulitan yang memang nyata tampak di depan mata kita, masihkah ada rindu untuk kita bersaksi bagiNya? Semoga jawabannya selalu ada kerinduan yang dinyatakan dalam tindakan kesaksian kita dalam kehidupan kita sehari-hari. 

Kesaksian adalah ungkapan dari hati untuk, atau agar, orang-orang lain (terutama yang membutuhkan) juga mengalami kuasa kebaikan yang sama dengan apa yang telah nyata kita alami dan temukan di dalam Yesus yang telah naik ke Surga. Selebihnya, biarkanlah kekuasaan  Roh Kudus, yang bekerja (Lukas 24:49). 

Tuhan Yesus Memberkati

CM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *