Bersama Tuhan Aku Bisa

April 7, 2022 0 Comments

Bacaan: Keluaran 3:10-17

Syalom bapak ibu yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus, kiranya berkat Tuhan berlimpah dalam kehidupan kita

Dalam perjalanan kehidupan kita terkadang kita akan diperhadapkan dengan situasi-situasi yang sulit, di saat itu tentunya kita akan bergumul untuk mencari tahu apa yang Tuhan mau. Tetapi, ketika Tuhan berbicara kepada kita dan meminta kita untuk mengerjakan sesuatu bagi Tuhan, kita malah menjadi ragu dan bimbang karena merasa tidak mampu.

“Tuhan, aku tidak pandai berbicara”, “Tuhan aku tidak bisa”, “Tuhan aku masih terlalu muda”, itu semua pernah dikatakan oleh Musa, Harun, Yeremia, dan masih banyak tokoh Alkitab lainnya dalam menolak panggilan Tuhan. Mengapa mereka menjawab demikian? Karena Tuhan meminta mereka menjadi pelayan Tuhan, yang kemudian diberi jabatan sebagai pemimpin. Semua orang akan gentar ketika ditunjuk untuk jadi pemimpin, karena dalam bayangan mereka, seorang pemimpin harus pandai berbicara di depan orang, pandai berdiplomasi atau berelasi dengan orang banyak, dan sebagainya. Sekalipun itu ada benarnya, tetapi tidak sepenuhnya benar.

Pagi ini mari kita renungkan melalui pembacaan kita hari ini:

  1. Percaya Tuhan beserta kita (ay.12)

Ini adalah janji Tuhan sendiri, bahwa Tuhan senantiasa beserta dengan kita. Dia tidak pernah meninggalkan kita, Dia tidak membiarkan kita berjalan sendiri:

Ibrani 13:5b, ”Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.”

  • Percaya kita bisa

Dulu Musa pernah gagal, Ia merasa tak berdaya. Pertanyaannya terpusat pada dirinya. Padahal pemeran utamanya bukan Musa, melainkan Tuhan. Siapa Tuhan lebih penting daripada siapa Musa. “AKULAH AKU” lebih penting daripada “siapa aku”. Membawa Israel keluar dari Mesir adalah rencana Tuhan. Musa hanya utusan-Nya. Tuhan tak mempersoalkan apakah Musa mampu, melainkan apakah ia mau. Hal selebihnya ada dalam kendali kuasa-Nya.

Bagaimana dengan kita? Bukankah tekanan dan tantangan berat kerap membuat panggilan hati dan semangat kita goyah? Kita pun tergoda bertanya, “Apakah saya mampu?” Sasaran pertanyaan kita adalah “saya”. Saatnya kita mengganti pertanyaan “siapa saya” dengan “siapa Tuhan”. Dialah Tuhan Sang Pengutus. Apakah yang tidak sanggup Dia lakukan? Jika Dia mengutus, Dia pasti memperlengkapi.

Roma 8:31, Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?

Bersama Tuhan kita bisa, Tuhan Yesus Memberkati.

CM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *