Bertahan disaat-saat yang Baik

March 9, 2022 0 Comments

Bacaan : Yeremia 32

Nats: Yeremia 32:18,19,” Engkaulah yang menunjukkan kasih setia-Mu kepada beribu- ribu orang … besar dalam rancangan-Mu dan agung dalam perbuatan-Mu”

Syalom Bapak Ibu Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus . . . . .

Dalam banyak buku dan khotbah, orang-orang kristiani sering kali ditanya apakah iman mereka cukup kuat untuk bertahan di saat-saat yang buruk. Namun, saya mengajukan pertanyaan yang lebih baik pada diri saya sendiri: “Apakah iman saya cukup kuat untuk bertahan di saat-saat menyenangkan?”

Mungkin kita pernah melihat orang-orang yang menjauh dari Tuhan, bukan saat hidup mereka sulit, tetapi justru saat hidupnya berjalan dengan baik. Saat itulah Allah tampaknya tidak diperlukan lagi.

Kita terlalu sering menafsirkan berkat-Nya sebagai tanda atas kebaikan kita, bukan kebaikan-Nya. Kita menganggap diri layak mengalami semua kejadian yang menyenangkan. Namun, kita tidak dapat memahami bahwa Allah menyatakan diri-Nya melalui hal-hal baik yang telah diberikan-Nya untuk kita.

Dalam bukunya The Problem of Pain (Hal Penderitaan), C.S. Lewin menulis,

“Allah berbisik kepada kita melalui kesenangan-kesenangan kita … tetapi Dia berteriak melalui penderitaan kita.”

Jika kita menolak mendengar bisikan-Nya., Dia mungkin akan berteriak untuk mendapatkan perhatian kita. Itulah yang terjadi pada bangsa Israel. Meskipun Allah telah memberi mereka “suatu negeri yang berlimpah- limpah susu dan madunya,” tetapi mereka berpaling dari-Nya, sehingga Dia “melimpahkan kepada mereka segala malapetaka ini”

Yeremia 32:22,23, “ karena segala kejahatan yang dilakukan oleh orang Israel dan orang Yehuda untuk menimbulkan sakit hati-Ku, oleh mereka sendiri, raja-raja mereka, pemuka-pemuka xmereka, imam-imam mereka, nabi-nabi mereka, orang Yehuda dan penduduk Yerusalem. 32:33 Mereka membelakangi Aku dan tidak menghadap kepada-Ku, dan sekalipun Aku mengajar mereka, terus-menerus, tiada mereka mau mendengarkan atau menerima penghajaran.

Kebaikan Allah menjadi alasan untuk menaati-Nya, dan bukan kesempatan untuk tidak mematuhi-Nya.

Bapak Ibu saudara sekalian, mari kita perhatikan baik-baik kehidupan kita. Beberapa peristiwa yang telah dan akan terjadi dalam keseharian kita, pada saat-saat seperti apa, kita terkadang jauh dari hubungan kita dengan Tuhan. Kita tidak lagi bersaat teduh, membaca FirmanNya bahkan tidak lagi beribadah, apakah hal-hal itu terjadi ketika ada masalah yang berat sedang melanda kehidupan ini atau justru saat keadaan kita semua baik-baik saja.

Segala kehidupan yang baik seharusnya membuat kita semakin dekat dan bersyukur kepada Tuhan tetapi adakalanya ada orang-orang yang sudah merasa kehidupan ini baik-baik saja justru semakin menjauh dan melupakan Tuhan, Buat apa ingat Tuhan, kan semuanya sudah baik-baik saja, nanti kalau sedang susah dan sengsara baru cari Tuhan.

Kiranya hal tersebut tidak sampai terjadi dalam kehidupan kekristenan bapak Ibu sekalian, Marilah kita selalu mengucap syukur entah keadaan kita baik atau tidak, kita selalu membangun hubungan kita dengan Tuhan. Jangan sampai keadaan hidup memepengaruhi hubungan kita dengan Tuhan.

Yeremia 32:39, Aku akan memberi mereka satu hati dan satu tingkah langkah, sehingga mereka takut kepada-Ku sepanjang masa untuk kebaikan mereka dan anak-anak mereka yang datang kemudian.

Tuhan Memberkati . . . . .

TC

Ketika kita sadar akan segala hal yang baik, maka hubungan kita dengan Tuhan tidak melemah, bahkan akan semakin dikuatkan, oleh anugerah dan berkat-Nya –Julie Ackerman Link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *