BERTINDAK DENGAN IMAN
BERTINDAK DENGAN IMAN
Renungan Harian Youth, Jumat 04 Februari 2022
Markus 5 : 26 – 27, Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya.
Syalom rekan-rekan Elohim Youth, salam sehat dan semangat selalu bagi kita semua. Tuhan kiranya menolong dan memberkati semua yang kita kerjakan. Tetap andalkan Dia selalu.
Rekan-rekan pasti sering mendengar atau melihat ungkapan bahwa “hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha,” bahkan kalimat ini sering menjadi motivasi bagi seseorang untuk bekerja keras supaya dapat menikmati kehidupan yang lebih baik.
Sebagai anak muda, motivasi dan semangat untuk melakukan sesuatu harus menjadi identitas kita dalam menjalani semua aktifitas kita.
Tuhan Yesus pernah memuji seseorang yang sudah melakukan berbagai upaya untuk kesembuhannya. Dalam pembacaan diatas, kita telah melihat usaha wanita tersebut untuk terlepas dari penyakit yang ia derita, yaitu pendarahan. Dan pendarahan yang dialaminya sudah sangat lama dan telah menghabiskan biaya yang sangat besar tetapi tidak ada pemulihan yang dia rasakan dari rasa sakitnya itu. Sedangkan menurut tradisi Yahudi pada waktu itu orang yang meleleh darah itu harus disebut najis. Betapa menderitanya perempuan itu dengan sakitnya.
3 Fakta tentang Wanita Najis :
- Dia seorang wanita najis yang selama 12 tahun sakit pendarahan dan tertolak oleh masyarakt karena kenajisannya.
- Dia sudah berobat ke mana-mana sampai jatuh miskin, tetapi tidak mengalami kesembuhan (mungkin seperti banyak dari kita saat ini).
- Dia seorang perempuan najis yang ingin memperoleh kesembuhan lewat sentuhan, padahal tidak diizinkan ataupun bisa memegang maupun dipegang dengan mudahnya.
Ketika dia melihat Yesus dari kejauhan dan mengingat banyak sekali perbuatan keajaiban yang telah Yesus lakukan, maka itulah kesempatan pertama yang bisa dia gunakan sebaik-baiknya, terutama untuk mengalami mujizat kesembuhan seperti cerita-cerita yang pernah didengar atau diketahuinya. Tetapi, mungkin dia masih mengalami dan menghadapi banyak sekali halangan maupun rintangan, belum lagi risiko untuk keadaan yang memburuk.
Fakta-fakta tentang wanita yang sakit pendarahan serta najis di atas pun menempatkan dirinya pada posisi yang serbasalah. Bahkan, secara bahasa kasarnya, dengan kata lain wanita tersebut sebenarnya hanya berada di posisi menunggu mati. Berbeda dengan umumnya orang-orang sakit pada zaman Yesus ketika berjumpa dengan-Nya dan mengalami kesembuhan lewat perkataan maupun sentuhan-Nya secara langsung. Jika kita ada di posisi demikian seperti wanita yang sakit pendarahan, mungkin kita sendiri akan sangat kehilangan gairah untuk hidup. Bahkan, jika kita sedang berada di ruang onkologi (dokter ahli kanker), tidak ada seorang penderita atau pasien pun yang mungkin masih memiliki kesombongan diri, bahkan malah saling mendukung dan bercerita seperti tanpa dinding pemisah, melainkan apa adanya saja.
Wanita yang sakit pendarahan pada kisah di atas, berada pada posisi tidak bisa memegang maupun dipegang secara fisik, karena mungkin mau menempuh risiko apa pun demi kesembuhannya, maka dia memberanikan diri dan mengambil satu tindakan.
Wanita itu melangkah di antara kerumuman dan mendekati Yesus, satu hal atau pilihan saja yang tentunya tidak mudah. Belum lagi bagaimana pandangan orang-orang terhadapnya. Namun, apabila dia mau mencoba atau melakukannya, dia tidak akan memperoleh-memperoleh kesembuhan maupun mujizat. Sebab, dia percaya akan berita-berita yang didengarnya mengenai Tuhan Yesus. Karena itu, tidak ada cara lain, selain datang mendekat pada-Nya. Perempuan itu bahkan mendekati-Nya dari arah belakang karena mungkin merasa tidak layak, dan hanya menjamah punca (ujung tali, benang, rumbai dan sebagainya, atau sudut kain seperti selendang dan lain-lain yang terjulai atau terlepas) jubah-Nya. Ingat, hanya menyentuh.
Kesempatan satu-satunya mungkin saat itu bagi dia bukanlah untuk menggenggam ataupun digenggam, dia hanya menyentuh atau menjamah jubah Yesus. Maka, seketika itu dia pun menjadi sembuh.
Markus 5 : 28 – 31, Sebab katanya : Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh. Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya. Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya : Siapa yang menjamah jubah-Ku ?Murid-murid-Nya menjawab : Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya : Siapa yang menjamah Aku ?
Tuhan Yesus pun tahu dan merasakan ada kuasa yang mengalir keluar dari diri-Nya, dan lantas Ia bertanya kepada murid-murid-Nya tentang siapa yang menjamah jubah-Nya. Tuhan Yesus pun tidak marah terhadap wanita tersebut ketika mengetahui dialah yang menjamah jubah-Nya itu, melainkan menyatakan bahwa imannya telah menyelamatkannya.
Markus 5 : 32 – 33, Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya.
Kisah yang dialami wanita sakit pendarahan di atas berbicara tentang situasi-situasi yang dialami oleh banyak orang yang menderita sakit-penyakit saat ini. Penyakit yang berkepanjangan dan melelahkan, baik mental, perasaan, fisik maupun lainnya. Terhadap diri sendiri maupun orang-orang di sekitar. Belum lagi karena tidak bisa mengerjakan ini dan itu, ataupun meminta pertolongan orang lain yang mungkin tidak sesuai keinginan atau harapan. Mungkin ada di antara kita yang tidak mengalami sakit seperti perempuan sakit pendarahan di atas selama ataupun lebih dari 12 tahun. Banyak dari kita pun mungkin harus menjalani apa pun dan hari-hari sebagaimana adanya.
Sangat Luar biasa apabila kita masih mau serta dapat menghargai hidup yang Tuhan beri ini, dan melakukan apa yang masih mesti kita kerjakan dan jalani.
Apabila kita belum sanggup berlari, maka kita mungkin masih mampu untuk berjalan. Namun, jika kita tiada mampu berjalan, maka merangkak sajalah. Asal apa pun yang kita masih sanggup perbuat, kerjakanlah agar kita dapat terus hidup dan melangkah maju). ~ Martin Luther King, Jr
Karena itu, yakinlah apa pun yang kita alami saat ini, tetaplah bersemangat dan janganlah izinkan apa pun mencoba mengalahkan hidup kita. Selama masih hidup dan bernapas, tetaplah beriman dan berharap hanya kepada Tuhan Yesus. Berserulah kepada-Nya memohon pertolongan, belas kasihan, dan mujizat dari-Nya. Percayalah kepada Tuhan Yesus. Harapan masih ada, mujizat masih terjadi ! Hidup kita dapat menjadi kesaksian bagi kemuliaan nama Tuhan. Amin, haleluya !
Markus 5 : 34, Maka kata-Nya kepada perempuan itu : Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu !
Komitmen kita:
Meyakini bahwa Tuhan kita, Yesus Kristus adalah Tuhan yang penuh kasih yang akan selalu menghargai segala usaha kita untuk datang kepadaNya dengan motivasi yang benar dan keyakinan yang kuat.
Amin … Tuhan Yesus Memberkati
RM – TVP