BEST VERSION OF ME
Renungan Harian Youth, Senin 16 Mei 2022
Galatia 6:4, “Baiklahtiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain”
Syalom rekan-rekan elohim youth, salam sehat dan semangat selalu bagi kita semua.
Kita mungkin sangat paham dan mungkin kita sudah alami, bahwa sebagai anak-anak muda, Setiap kita dituntut dan dituntun untuk menjadi dirinya sendiri. Apa yang dilakukannya harus sesuai dengan apa yang ada di dalam pikirannya. Menjadi orang yang memiliki jati diri memang susah. Namun jika seseorang mampu menjadi sebenarnya apa yang ada di dalam jiwanya, maka itu akan lebih baik dan bisa membuat orang tersebut melangkah maju menggapai cita-cita dan harapan. Tentu saja ini juga telah disebutkan oleh Tuhan melalui firman-Nya.
Namun, masalah yang rentan terjadi di lapangan adalah bahwa kita suka untuk membandingkan diri dengan orang lain. Kebiasaan ini dapat memicu perasaan iri yang dapat menurunkan rasa percaya diri, menghambat potensi diri, membuat murung, dan menimbulkan perasaan tidak berharga atau menyalahkan diri sendiri. Hampir semua orang pasti pernah membandingkan dirinya sendiri dengan orang lain. Padahal sebenarnya, sikap ini seharusnya dapat membangkitkan semangat untuk mempelajari banyak hal. Selain itu, sikap ini juga dapat menyadarkan segala kekurangan yang dimiliki sehingga memicu diri untuk memperbaikinya dan menjadi lebih baik. Namun makin kesini, sikap membandingkan diri dengan orang lain bukan lagi hal yang baik ketika orang lain menjadi patokan kualitas hidup kita.
Untuk mencapai versi terbaik dari diri sendiri, kita perlu memiliki tujuan hidup yang benar-benar kita inginkan. Ketika kita sudah memiliki mimpi yang ingin diraih, maka kita akan memberikan seluruh daya dan upaya untuk bisa meraih segala mimpi yang kita inginkan.
Rekan-rekan youth, Kita Dicintai Tuhan supaya kita menjadi diri kita sendiri, Bukan supaya kita menjadi seperti orang lain. Akan tetapi pada kenyataannya banyak orang ingin menjadi seperti orang lain, ingin sukses seperti orang lain, ingin memiliki gaya hidup seperti orang lain, ingin kaya seperti orang lain, ingin memiliki pelayanan seperti orang lain. Dan patokannya selalu orang lain, padahal kita mempunyai versi terbaik dari diri kita sendiri.
JANGAN FOKUS KEPADA BERKAT ORANG LAIN, TETAPI FOKUSLAH KEPADA BERKAT YANG SUDAH TUHAN LIMPAHKAN DALAM DIRI KITA
Sebenarnya bukan hanya orang lain yang mendapatka nberkat-berkat luarbiasa, melainkan kamu sendiri juga. Tetapi permasalahannya, kebanyakan orang sering kali tidak menyadari berkat yang dirinya miliki karena terlalu fokus menyaksikan berkat milik orang lain.
“Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Filipi 4:11-13)
Rasul Paulus mengatakan bahwa rahasia dari merasa cukup dalam setiap keadaan bukanlah dengan mendapatkan apa yang kita belum miliki, melainkan dengan menyadari apa yang sebenarnya kita miliki di dalam Kristus. Yesus Kristus adalah harta terbesar dari hidup kita bukan karena Dia dapat memberikan kekayaan, kesehatan, atau kenyamanan fisik yang kita inginkan; melainkan karena Dia telah menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita. Semakin kita menyadari hal ini, semakin kita dapat hidup bersyukur seperti Rasul Paulus.
Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
Efesus 2:10
Sadari panggilan tiap-tiap orang berbeda.
Tuhan sudah menetapkan panggilan tiap-tiap orang menurut rencanaNya, Dia sudah menentukan panggilan yang terbaik bagi kita, Dia yang paling tau, karena Dia mengenal kita sejak masih dalam kandungan.
Yeremia 1:5 (TB) “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.”
Kita perlu menguji diri kita sendiri dalam hal-hal yang berkaitan dengan kehendak diri sendiri. Apakah kita benar-benar sudah paham dengan potensi diri yang kita miliki dan untuk apa kita dipercayakan oleh Tuhan. Untuk itu kejarlah Tuhan, jangan kejar dunia. Dunia tidak akan dapat memuaskan hidup kita. Dunia yang fana ini hanya sementara, mari kejar kekekalan. Tidak perlu menjadi seperti orang lain, tidak harus mencapai kesuksesan seperti orang lain. Jadi diri sendiri saja, cintai pencapaian saudara, cintai apa yang saudara miliki, cintai keluarga anda dengan segala kekurangan kelebihannya dan cintai proses hidup anda.
Kita harus belajar menerima kelemahan dan harus lebih fokus dalam mengembangkan kelebihan yang kita miliki.
Jika kita merasa kurang dan tidak terlalu hebat di dalam satu bidang, daripada merasa iri dengan orang lain, cobalah menemukan bakat dan kelebihan dalam bidang yang lain, yang pasti kita miliki. Gantilah pikiran negative menjadi pikiran positif. Jangan biarkan orang lain mengendalikan kebahagiaan kita. Berhenti membandingkan diri kita dengan orang lain. Daripada membanding-bandingkan lebih baik perbanyak bersyukur, agar perhatian kita lebih tertuju pada berkat dan kasih Tuhan.
Karena Tuhan mencintai diri kita apa adanya bukan ketika kita menjadi seperti orang lain. Jadilah versi terbaik diri anda.
Amin, Tuhan Yesus Memberkati
ER 14052022-LP