BIJAKSANA KELOLA BERKAT
Renungan Harian Youth, Senin 09 Agustus 2021
Syalom rekan-rekan youth, salam semangat menikmati minggu yang baru ini ya…
Salah satu bentuk New Normal yang menjadi dampak akibat pandemic virus corona-19 ini himbauan untuk “Stay at Home”. Dibarengi dengan perkembangan teknologi maka dalam situasi ini semua tetap bisa dikerjakan walaupun dari rumah. Seperti WFH (Work from home), Sekolah online bahkan untuk belanjapun kita bisa online. Bahkan rekan-rekan selama menikmati PSBB di rumah, membuka aplikasi online shop sudah jadi habitat baru yang “seolah-olah” tak terhindarkan.
Kita tak bisa hanya sekadar “cuci mata” di aplikasi belanja online. Kita susah untuk menolak check out habis keranjang belanja virtual tanpa ampun. Dan masalahnya kalau sudah begini, online shop bisa jadi musuh dompet kita. Bahkan tantangannya ada begitu banyak promosi, cashback, bahkan paylater … dan kalo ga disadari bisa menjerumuskan kita kepada belanja yang tidak perlu dan sembrono. Jadi kita harus benar-benar waspada untuk mengelola keuangan kita.
Yuk kita mau belajar bersama apa kata Alkitab mengenai Uang.
MASALAH UANG ADALAH MASALAH YANG SERIUS.
Hal ini terbukti dengan hampir 2000 ayat di alkitab membahas mengenai uang dan materi, dari 38 perumpamaan Yesus 16 diantaranya mengenai uang dan benda-benda materi. Setiap orang tentu memiliki penghasilan dan pengeluaran yang berbeda-beda. Kita perlu bertanggung jawab untuk mengelola setiap penghasilan kita dengan baik, baik besar maupun kecil.
Ketika kita mampu mengelola keuangan dengan baik, Tuhan pun akan mempercayakan berkat-berkat-Nya dengan lebih besar.
Firman Tuhan berkata,
“Orang bijaksana suka menyimpan untuk masa depan, tetapi orang bodoh menghabiskan semua yang diperolehnya”. (Amsal 21:20 FAYH).
MENGEMBANGKAN RASA CUKUP
Salah satu hal penting untuk kita menata keuangan kita dengan bijaksana adalah dengan mengembangkan Rasa Cukup.
I Timotius 6:8-10, Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
Rasul Paulus menyejajarkan antara RASA CUKUP dengan CINTA AKAN UANG. Sikap Hati untuk merasa CUKUP adalah sebuah kebenaran yang penting bagi setiap kehidupan orang percaya.
Rasa CUKUP adalah wujud Iman dan Percaya bahwa Allah sanggup mencukupi segala kebutuhan dan keperluan kita menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya.
PERSEPULUHAN dan PERSEMBAHAN
Salah satu cara untuk kita belajar mengelola keuangan adalah dengan menyisihkan uang kita untuk persembahan dan perpuluhan. Kita akan menata setiap uang yang kita miliki tidak hanya untuk kebutuhan dan kepentingan kita sendiri. Persembahan itu menjaga hati kita untuk terus menyadari bahwa berkat itu sumbernya adalah Tuhan. Mulai belajar perpuluhan dengan nilai yang terkecil sekalipun…
MEMBEDAKAN KEINGINAN DAN KEBUTUHAN
Hal yang perlu kita palajari adalah membedakan kebutuhan dan keinginan butuh kebijaksanaan. “keperluan” adalah berbicara mengenai hal yang mendesak dan harus ada karena kita membutuhkannya, sedangkan keinginan biasanya bukanlah hal yang mendesak dan kadang Cuma perasaan ingin kita saja. Sebagai anak-anak remaja mulailah berfikir dan bijaksana tentukan dalam kehidupanmu apakah yang kamu perlukan dan kamu inginkan, coba bedakan itu. Belajar untuk meletakkan prioritas.
MILIKILAH KEMURAHAN HATI
Salah satu cara juga agar kita tidak menjadi “CINTA AKAN UANG” adalah dengan kemurahan hati. Pikirkan mengapa Tuhan memberkati hidupmu? Apakah hanya karena supaya kamu menikmatinya? Tidak salah namun tentuya tidak hanya terbatas untuk kamu bisa menikmati berkat itu aja, tetapi Tuhan mau kamu menjadi saluran berkat-Nya bagi orang lain. Ingatlah setiap uang yang kamu miliki adalah berkat dan titipan dari Tuhan.
Amsal 11:24-25. Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum.
Kemurahan hati, persembahan dan ucapan syukur tidak akan mengurangi berkat kita, karena akan menjaga hati dari cinta akan uang.
Komitmenku hari ini
Belajar mengelola keuangan harus aku lakukan sekarang, mulai dari berkat yang terkecil aku mau bertindak dengan bijaksana.
ER070821 – KPH