Blunder yang berakibat Fatal

November 19, 2020 0 Comments

Renungan Harian Youth, Kamis 19 November 2020

Syalooom… selamat pagi teman- teman remaja pemuda ELOHIM. Bagaimana kabarnya hari ini? Semoga kitasemua dalam kondisi yang sehat dan selalu dalam lindungan Tuhan. Istilah Blunder sering kita temukan dalam kehidupan sehari hari, Blunder berarti melakukan Kesalahan serius atau memalukan yang disebabkan oleh kebodohan, kecerobohan, atau kelalaian.

Setiap manusia pasti pernah melakukan blunder, seperti seorang Penjaga Gawang yang melakukan blunder hingga menyebabkan teamnya kalah , seorang pembalap yang salah memilih dan menggunakan ban dan akhirnya harus terjatuh. Bahkan ada yang tidak kita sadari jika karena kelalaian dapat berakibat Fatal, seperti ketika ada orang yang salah omong dalam memberikan pernyataan  sehingga memuculkan banyak reaksi dan penolakan.  Dalam hal ini kita harus lebih berhati hati lagi  sebelum bersikap atau bertindak.

Dalam kehidupan anak anak Tuhan, kita juga tidak lepas dalam melakukan kesalahan, Berikut adalah contoh tokoh di Alkitab yang melakukan Blunder / Kesalahan dan berakibat fatal :

1. Esau yang meremehkan Hak kesulungannya demi semangkuk sup kacang merah. ( Kejadian 25 : 29 – 34 )

Sebagai anak sulung, Esau mempunyai hak kesulungan, tetapi Yakub menukar hak kesulungan Esau dengan masakan yang telah dibuat oleh Yakub. … Lalu Yakub memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum, lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.

Ibr. 12:16-17, Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan. Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata.

2. Ketidaktaatan Saul berakibat penolakan Tuhan terhadap Saul (1 Samuel 15 : 1 1)

Tuhan akhirnya memutuskan untuk membuang Saul. Dalam 1 Samuel 15:11 mengatakan Tuhan menyesal menjadikan Saul sebagai raja Israel. Ini adalah kalimat yang sangat menyedihkan. Tuhan menyesal karena Tuhan memberikan kekuatan sedemikian besar kepada Saul tetapi Saul mengambil apa yang Tuhan berikan itu dan mengabaikan Tuhan. Ketika seseorang mengabaikan Tuhan, maka hati nuraninya pun akan semakin tumpul. Barang siapa makin terbiasa berdosa dan mengabaikan segala nasihat dan teguran Tuhan, maka hati nuraninya akan makin cemar dan tidak lagi berfungsi. Dia tidak akan sanggup lagi memahami isi hati Tuhan. Apa yang disukai Tuhan dan apa yang dibenci Tuhan begitu berbeda dengan orang seperti ini. Sekarang kita lihat dalam hal apa sajakah hati nurani Saul sudah menjadi begitu kebal dan tidak lagi sanggup mempunyai sense untuk membedakan yang baik dan yang jahat. Apakah Saul memiliki perasaan hati yang mirip dengan Tuhan? Tidak sama sekali. Dia tidak pernah merasa Tuhan seharusnya menyesal memilih dia menjadi raja. Ketika Saul belum diurapi, dia sendiri mengatakan bahwa dia adalah yang paling tidak layak (1Sam. 9:21). Tetapi setelah itu dia akan membunuh siapa pun yang membahayakan kedudukannya sebagai raja. Apa yang Tuhan rasakan berbeda 180 derajat dengan apa yang Saul rasakan. Mari renungkan hidup kita!

Apakah keberdosaan kita dianggap enteng oleh Tuhan? Tentu tidak, namun mengapa kita menganggap enteng dosa-dosa kita sendiri dan menolak berbalik dari dosa-dosa itu dan kembali kepada Tuhan?

3. Karena keteledoran, bangkitlah murka Allah terhadap Uza bin Abinadab ( 2 Samuel 6 : 6 – 7 )

Raja Daud memindahkan tabut perjanjian Allah dari daerah Efraim ke Yerusalem. Pada ayat ke 7, memang kita membaca bahwa Allah murka terhadap Uza, dan menghukumnya hingga ia mati di dekat tabut Allah, karena ia memegang tabut Allah itu. Sebenarnya kejadian ini berkaitan dengan ketentuan Allah yang disampaikan dalam Bil 4:5,15 dan 19, yang melarang seorangpun untuk menyentuh tabut perjanjian, kecuali imam- imam-Nya yaitu Harun dan keturunannya. “Harun dan anak-anaknya haruslah masuk ke dalam dan menempatkan mereka masing-masing di tempat tugasnya dekat barang yang harus diangkat.”

Di sini Allah ingin menunjukkan perbedaan yang mencolok antara kekudusan-Nya dan kemuliaan-Nya yang tak tertandingi, sehingga Ia tidak dapat dibandingkan dengan banyak dewa-dewi bangsa tetangga dari bangsa Israel. Bangsa Israel harus membayar mahal untuk memahami ajaran ini. Kematian Uza adalah suatu peringatan keras kepada bangsa Israel untuk tidak meremehkan ketentuan penyembahan kepada Allah, dan tentang kekudusan Allah. Pelanggaran terhadap ketentuan itu, bahkan untuk maksud yang kelihatannya baik sekalipun, yaitu menjaga agar tabut tidak jatuh, tidak diperkenankan Allah.

HIDUP INI JANGAN SEMBRONO, DALAM SETIAP TINDAKAN KITA SELALU ADA KONSEKUENSINYA, waspadalah muslihat iblis adalah selalu menutupi konsekuensi dari DOSA

Dari ke3 contoh diatas, mari rekan-rekan kita mau belajar untuk lebih berhati hati dalam bersikap, berfikir, berucap dan dalam mengambil setiap keputusan tidak melakukan Blunder / kesalahan yang berakibat Fatal. Mintalah pertolongan Tuhan supaya dapat terus menuntun kita dalam kebenaran .

2 Timotius 3 ayat 14-16 mengatakan :

Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu, Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat l  kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Kiranya Firman Tuhan yang telah kita dengar, dan kita renungkan dapat menolong kita dan menuntun setiap kita dalam menjalani hari demi hari,. Tuhan memberkati

Komitmen :

Aku mau belajar menjaga hidup dengan hati hati dan tidak sembrono dalam bertindak dan mengambil setiap keputusan.

KP – SCW

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *