Cermin Kehidupan

Bacaan: Yakobus 1:23-2, “Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin. Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya.”
Shalom… selamat pagi bapak, ibu dan saudara yang terkasih.
Setiap kita pasti sangat akrab dengan yang namanya cermin. Bisa dikatakan bahwa cermin ada dimana saja. Di mobil, di motor, di dompet, di toilet, di kamar, bahkan sekarang di perempatan atau pertigaan jalan atau di jalan dengan tikungan tajam disana ada cermin. Dan bisa dipastikan setiap hari kita memakai cermin. Bercermin ini kita lakukan untuk memperhatikan wajah kita juga memperhatikan cara kita berbusana. Kegunaan cermin sangat penting karena kita tidak bisa melihat sendiri wajah kita. Ketika zaman belum ada cermin seseorang hanya percaya pendapat orang lain bagaimana tampilan wajahnya, tetapi ketika cermin ditemukan, orang tidak perlu lagi bantuan pendapat orang lain untuk melihat wajahnya. Penemuan cermin merubah budaya berpakaian, baik pria maupun wanita. Mereka mulai memperhatikan dirinya sendiri, mulai menjadi seorang yang “pesolek” atau suka memperhatikan tampilannya. Karena sekarang orang dapat merapikan dirinya, merias wajah, dan rambutnya sesuai selera yang ia kehendaki.
Dalam teks pokok renungan kita hari ini, Yakobus menuliskan bahwa
Bercermin diibaratkan seperti mendengar Firman Tuhan sekaligus juga melakukannya. Itulah sebabnya mendengar Firman Tuhan juga seharusnya dilakukan setiap saat. Semakin sering kita bercermin, maka tampilan kita akan rapi terus.
Itu sebabnya kita tidak mungkin hanya memakai cermin seminggu sekali, sebulan sekali atau setahun sekali. Jika Anda hanya bercermin seminggu sekali bisa dipastikan tampilan Anda akan seperti manusia zaman batu. Bahkan Anda mungkin tidak terlalu ingat bagaimana bentuk raut wajah Anda. Semakin sering Anda mendengar Firman Tuhan dan melakukannya maka “wajah rohani” kita akan makin sempurna. Semakin sering kita mendengar Firman Tuhan dan melakukannya kita akan mengenali “wajah rohani” kita. Kita akan senang jika melihat “wajah rohani” kita semakin cantik dan sempurna.
Di dalam pengalaman sehari-hari saat kita bersolek seringkali kita ingin merubah tampilan wajah kita seperti wajah idola kita. Beberapa tahun yang lalu ketika Lady Diana masih hidup dan memangkas rambutnya pendek, mulailah bermunculan di seluruh dunia para wanita memotong rambutnya ” ala Lady Diana”. Saya juga masih ingat saat saya SMA semua potongan rambut anak-anak pria zaman saya sekolah hampir sama semua, saat itu terkenal potongan rambut ala artis dari negeri tirai bambu yaitu “Andy Lau”.
Bapak, ibu dan saudara yang terkasih, bagaimanakah sebenarnya tampilan “wajah rohani” kita? seperti apakah seharusnya tampilan “wajah rohani” kita ??
Saya percaya semakin kita sering bercermin (membaca Firman Tuhan dan melakukan), maka “wajah rohani” kita akan semakin sama dengan inspirator penulis Firman Tuhan, yaitu Wajah Tuhan sendiri.
Pengertian ini sangat dipahami oleh Rasul Paulus sehingga ia menulis sebagai berikut “Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.” (1 Kor 13:12).
Jadi kesimpulannya adalah; setiap kita perlu untuk memakai Firman Tuhan untuk menata hati menjadi seperti hatinya Tuhan. Semakin kita sering mendengar, membaca Firman Tuhan dan melakukan maka semakin hari gaya hidup dan karakter kita akan semakin serupa dengan Kristus. Amin.
Tuhan Yesus memberkati.
DS
Sungguh luar biasa firman Tuhan yang memberikan gambaran diri kita untuk dapat segambar dengan Allah.