CINTA KEPADA RUMAH TUHAN

February 8, 2022 0 Comments

CINTA KEPADA RUMAH TUHAN

Renungan Harian Youth, Februari 2022

Mazmur 26:8, TUHAN, aku cinta rumah kediaman-Mu dan pada tempat kemuliaan-Mu bersemayam.

Syalom rekan-rekan Elohim Youth, salam sehat dan semangat selalu bagi kita semua.  Tuhan kiranya menyertai dan memberkati segala sesuatu yang kita kerjakan.  Tuhan kita adalah Pribadi yang pantas untuk kita andlakan, karena Dia besar dan kuat dan mengerti segala situasi dan kebutuhan kita.

Apa gambaran teman-teman youth tentang rumah? Sebagian orang mungkin berpikir tentang sebuah bangunan yang cantik lengkap dengan tamannya. Sebagian lagi berpikir tentang ruang keluarga yang nyaman. 

Ingatan kita tentang kata “RUMAH” merupakan suatu ingatan tentang kerinduan yang mendalam terhadap suatu tempat yang suasananya adalah tidak ada duanya dibandingkan dengan tempat-tempat lain yang pernah kita datangi.  Rumah menjadi sebuah tempat perhentian bagi kita di mana kita melepaskan kepenatan dan kelelahan setelah beraktifitas sepanjang hari.  Bagi para perantau, kerinduan terhadap “Rumah” merupakan kerinduan yang menyeluruh tentang apa kualitas dan aktifitas yang dikerjakan di dalam rumah itu sendiri.  Sehingga kita sangat familiar dengan istilah “home sweet home.”

Selain itu kata rumah juga bisa berkembang menjadi kata “rumah impian.”  Bagi kebanyakan orang mungkin memiliki rumah (pribadi) adalah suatu keharusan dan diperjuangkan dengan berbagai usaha dan kerja keras; bahkan sesederhana apapun rumah itu, apabila itu merupakan hasil keringat sendiri pasti ada kepuasan tersendiri bagi mereka yang telah berjuang untuk dapat mengupayakannya.

Daud menyatakan ungkapan rasa cinta-Nya kepada suatu tempat yang ia rindukan.  Sebagai seorang penyembah, Daud memiliki pengenalan yang kuat kepada Tuhan yang telah mengangkatnya sebagai Raja Israel.  Daud pun sangat paham bahwa rumah Tuhan merupakan tempat Allah bersekutu dengan umat-Nya dimana Allah menyatakan kemuliaan-Nya sehingga bait Allah disebut sebagai tempat kediaman Tuhan.

Cinta adalah suatu gairah yang kuat, satu kerinduan yang tidak bisa ditahan/dibendung oleh kekuatan apapun.

Itulah kekuatan cinta; cinta kepada rumah Tuhan membuat Daud selalu ingin diam di rumah TUHAN seumur hidupnya, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya (Maz. 27:4).

Ada apakah di rumah Tuhan?
Bukan bangunan yang menjadi perhatian Daud ketika ia mengatakan, “… aku cinta pada rumah kediaman-Mu …”, tetapi “pada tempat kemuliaan-Mu bersemayam.” Menurut Maz. 22:4 Tuhan bersemayam di atas puji-pujian orang Israel.

Karena peperangan dan penganiayaan yang Daud alami (sebelum dia menjadi raja), terkadang Daud terpaksa harus melarikan diri ke negeri-negeri yang penuh dengan penyembahan berhala, sehingga  ia tidak dapat menghadiri rumah Allah, dan mungkin saja para penganiayanya yang menghalangi badahnya itu justru menuduhkan semua itu sebagai kejahatan yang dilakukan oleh Daud.  Sehingga dengan tulus hati Daud berseru kepada Tuhan, katanya: “Tetapi, Tuhan: sekalipun aku tidak dapat datang kerumah kediaman-Mu, aku tetap mengasihinya.  Hatiku ada disana, dan aku sangat bersusah hati karena karena tidak hadir di sana.”

Semua orang yang benar-benar mengasihi Allah juga akan bersungguh-sungguh mengasihi ketetapan-ketetapan-Nya, sebab di dalam ketetapan-ketetapan itulah Dia menyatakan kehormatan-Nya dan mereka memiliki kesempatan untuk menghormati-Nya.

Bayangkanlah posisi orang-orang yang sangat merindukan rumah mereka.  Mereka pasti punya alasan untuk supaya mereka ada dirumah mereka.  Hal yang sangat dirindukan Daud adalah ketika di rumah Tuhan dia dapat menikmati kehadiran Tuhan dan memandang kemuliaan Tuhan yang kudus.  Bahkan walaupun Daud berada daerah yang jauh, hatinya tetap tertuju kepada rumah Tuhan.  Tempat kediaman Allah ini bagaikan harta yang selalu diingat oleh Daud, dimana Daud meletakkan hatinya pada harta itu.

Tuhan Yesus pernah berkata bahwa:  “Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” (Matius 6:21; Lukas 12:34)

Rumah Tuhan harus menjadi tempat kesukaan yang dicintai umat-umat Tuhan

Kalau kita disuruh memilih antara tinggal di rumah impian seorang diri atau di rumah yang kurang bagus tapi bersama orang yang kita kasihi, pasti kita memilih yang kedua. Demikanlah, rumah ideal itu bukanlah soal gedungnya, melainkan kebersamaan yang kita nikmati dengan orang yang kita kasihi.  Kehadiran Tuhan bagi umat-Nya adalah alasan mengapa kita harus merindukan rumah Tuhan.  Jika hadirat Allah ada, maka segalanya menjadi lebih indah.  Selagi masih muda, marilah kita terus merindukan suasana rumah Tuhan dan kehadiran Tuhan yang tidak terbatas bagi kita

Begitu pula rumah sejati kita, yang sering disebut dengan “hidup kekal” atau “surga”, bukan terutama soal tempat, melainkan kedekatan dengan Tuhan dan pengenalan akan Dia (Yoh. 17:3). Karena itu, saat ini, dalam hidup ini, kita sudah mulai tinggal di rumah sejati kita, meski tentunya belum sempurna. Nampaknya rumah seperti ini juga yang dimaksudkan Daud dalam mazmurnya. Rumah tempat Tuhan bersemayam, bersekutu akrab dengan umat-Nya, memberikan perlindungan dan kekuatan.

Orang-orang yang gemar bersekutu dengan Allah dan suka menghampiri-Nya akan mendapati rumah kediaman-Nya sebagai kesukaan yang sejati, bukti yang menyenangkan mengenai ketulusan mereka, dan kebahagiaan mereka yang tidak ada habis-habisnya.

Amin
Tuhan Yesus Memberkati

RM – MLE

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *