DALAM JANGKAUAN RENCANA ALLAH

May 6, 2022 0 Comments

Renungan Harian Youth, Jumat 06 Mei 2022

Hakim-Hakim 11:1, “Adapun Yefta, orang Gilead itu, adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa, tetapi ia anak seorang perempuan sundal; ayah Yefta ialah Gilead.”

Banyak kisah dari orang-orang ternama/sukses kita tahu melewati perjalanan panjang, terjal dan bahkan masa kelam.  Para pendiri perusahaan ternama dan bahkan mendunia, baik di kancah nasional maupun internasional pun memiliki kisah-kisah inspiratif dari pengalaman mereka menuju jalan kesuksesan dan memiliki reputasi baik dihadapan banyak orang.  Dan untuk memiliki reputasi baik dan sukses dalam usaha, jelaslah bahwa dari mereka pun mengakui ada kiat-kiat dan perjuangan yang keras dalam hal-hal yang mereka kerjakan.

SETIAP ORANG HARUS BERJUANG DAN BERKORBAN MELAWAN TITIK TERENDAH MEREKA UNTUK MENCAPAI TARGET-TARGET HIDUP YANG MEREKA UPAYAKAN

Dalam ayat renungan kita pagi ini kita menemukan suatu catatan Alkitab yang sepertinya bertolak belakang antara reputasi baik yang dimiliki oleh Yefta dengan latar belakang kehidupan masa kecilnya yang dianggap sebuah aib yang memalukan hidupnya.  Yefta seorang prajurit yang gagah beranu, ternyata memiliki asal-usul kelam.  Ibunya adalah perempuan sundal dan bukan istri ayahnya.  Tradisi pada zaman itu memang membuat seseorang terpandang dari latar belakangnya, sedangkan Yefta dengan latar belakang yang memalukan seperti  itu membuat dia dibenci oleh saudara-saudaranya yang seayah.  Dan memang, Yefta menjadi korban kehidupan ayahnya yang bermoral rendah dan ketidakadilan keluarganya.

Kalau di jaman sekarang orang akan mengatakannya anak haram. Tetapi menariknya ia juga dikatakan terlebih dahulu sebagai pahlawan yang gagah perkasa.  Ya, situasi yang buruk dan perlakuan yang tidak adil tidak membuat mental Yefta jatuh dan hidup dalam bayang-bayang status sebagai anak haram yang di cap oleh kebanyakan orang.  Namun yang menarik adalah bahwa Yefta menyadari ada kedaulatan Tuhan yang berlaku atas hidupnya.  Lewat peperangan yang terjadi, kita dapat melihat bahwa sebenarnya Tuhanlah yang membuat Yefta tampil menjadi seorang yang gagah perkasa.

Hakim-hakim 11:4-5,  Beberapa waktu kemudian bani Amon berperang melawan orang Israel.  Dan ketika bani Amon itu berperang melawan orang Israel, pergilah para tua-tua Gilead menjemput Yefta dari tanah Tob.

Tuhan sangat mengenali kapasitas pemenang dari orang-orang yang dipilih-Nya.

Betapa dalam hidup ini, kita mungkin merasa bahwa kita diperlakukan tidak adil dalam beberapa situasi.  Sebenarnya ini adalah hal yang sangat normal dan wajar dalam cerita ataupun drama yang kita hadapi dalam ini.  Memang akan ada tangisan dan pengorbanan yang memakan waktu yang mungkin sangat lama.  Tapi dari kisah Yefta kita belajar bahwa, Tuhan sangat memperhatikan tangisan dan keluhan orang yang teraniaya.  Yefta tentu memiliki banyak pertanyaan dan keluhan tentang keberadaannya dan stigma buruk yang terbangun otomatis dalam kehidupannya.  Dan tentu dengan kebencian yang dialaminya dari saudara-saudaranya, bisa jadi dia tidak punya teman curhat dari kalangan manusia atau sesamanya.  Pastilah bahwa Tuhan saja yang menjadi tempat dia menyampaikan keluh kesah dan tangisan untuk mencurahkan isi hatinya.  Dan dia paham bahwa situasinya karena ternyata dia ada dalam jangkauan rencana Allah yang besar.

Respon sebagai orang pilihan adalah menempatkan Tuhan diatas segala pencapaiannya.

Hakim-hakim 11:11,  Maka Yefta ikut dengan para tua-tua Gilead,  lalu bangsa itu mengangkat dia menjadi kepala dan panglima mereka.  Tetapi Yefta membawa seluruh perkaranya itu ke hadapan TUHAN, di Mizpa.

Tidak semua orang dapat memberi respon yang tepat bila mengalami konflik dengan orang lain.  Yefta mungkin bisa memasang standart tinggi untuk dapat terlibat dari peperangan yang akan ia menangkan.  Pergaulannya dengan gerombolan pemberontak mungkin akan mendominasi pikirannya untuk lebih mementingkan materi dan penghasilan yang akan dia dapatkan.  Namun ternyata Yefta sangat menyadari keberadaan Tuhan dalam hidupnya.  Allah mengubah kepribadian Yefta dari golongan terbuang, perampok, dan petualang menjadi pahlawan yang gagah perkasa.  Tuhan mengubah dia yang semula dianggap hina menjadi tumpuan pengharapan yang bergengsi dan disegani.

Pengakuan Tuhan tentang kita bukanlah tentang masa kelam kita, namun masa depan yang telah Dia persiapkan untuk kita

Dari kisah Yefta, sebenarnya kita belajar bahwa masa kelam itu adalah batu loncatan kita untuk mencapai kesuksesan.  Tetapi perhatikan teman-teman, ini bukanlah ajang pembuktian untuk sebuah pembalasan dendam kita terhadap apa yang dikatakan orang tentang kita.  Semua pencapaian dan keberhasilan yang kita raih adalah rancangan Allah yang berlaku dalam hidup kita.  Percayalah  bahwa apapun situasi yang kita hadapi saat ini, kita ada dalam jangkauan rancangan Allah yang sempurna.

Latar belakang kehidupan tidak bisa menjadi alasan bagi orang untuk tidak percaya kepada Tuhan.

Kita hanya perlu mecintai proses kehidupan yang kita alami saat ini.  Sekalipun berat, jika kita menyerahkan semua keluhan kita kepada pribadi yang tepat, maka pastilah akan ada waktu dimana kita melihat Allah melepaskan kita dari masa kelam kita.  Dia akan membawa kita pada waktu yang tepat, dengan respon yang tepat, bahkan mempertemukan kita dengan orang-orang yang tepat untuk menyaksikan bahwa Allah sumber kekuatan dan kemenangan yang kita alami dalam hidup ini.  Bila kita melihat keseluruhan cerita dari Yefta, maka kita menemukan bahwa kuasa Tuhan yang tidak terbatas bekerja atas seorang manusia yang awalnya tidak diperhitungkan namun mampu menjadi tumpuan kemenangan untuk satu bangsa yang dipilih oleh Tuhan.

Pastikan bahwa hidup kita juga ada dalam jangkauan rencana Allah yang mulia.

Amin

Tuhan Yesus Memberkati

RM – TVP

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *