DALAM TUNTUNAN TUHAN
Renungan Harian Youth, Rabu 08 Juni 2022
Mazmur 25:4. “Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya TUHAN, tunjukkanlah itu kepadaku”
Setiap hari kita selalu diperhadapkan dengan pilihan-pilihan. Entah itu kita harus bertahan atau pergi, kita dipaksa untuk memilih suatu keadaan yang sulit, yang mau tidak mau harus dipilih. Terkadang kita dengan yakin merasa bahwa pilihan kita merupakan hasil pimpinan Tuhan. Jadi, tidak salah apabila banyak orang yang yang menyalahkan Tuhan dalam hidupnya, karena merasa bahwa Tuhan telah memimpinnya ke jalan yang tidak benar. Atau mungkin kita marah, karena Tuhan seakan dengan sengaja membiarkan kita hidup tersesat. Bukankah Tuhan mengetahui segalanya, lalu mengapa Ia membiarkan kita untuk hidup di jalan yang yang seolah bukan pimpinan-Nya? Semua orang pasti pernah mengalami hal yang serupa, tetapi tidak semua orang memiliki respons yang benar.
Setiap hari adalah kesempatan bagi kita untuk menerima tawaran Tuhan untuk kita dituntun pada level kehidupan yang menakjubkan
Namun pada kenyataannya seringkali kita cenderung untuk menilai apakah kita benar-benar telah berjalan sesuai dengan kehendak Allah berdasarkan hasil yang terlihat oleh mata. Dalam hal ini, kita berpendapat bahwa jika kita hidup menurut kehendak Allah, maka segala sesuatunya akan berjalan lancar; tetapi jika ternyata kita mengalami berbagai-bagai masalah dan luka hati, kita sering berasumsi bahwa kita sedang menyimpang dari kehendakNya. Benarkah demikian? Sepertinya terlalu gampang untuk kita menilai bahwa kita sedang dalam tuntunan Tuhan, namun Sering sekali kita merasa bahwa Tuhan telah memimpin kita karena kita melihat kesan-kesan baik yang bisa kita terima. Tuhan bisa saja memakai petunjuk menggunakan kesan-kesan yang ada di dalam pikiran dan hati kita—toh, Dia adalah Allah yang berkuasa, yang dapat melakukan apa pun.
Pernahkah kita menyelidiki sungguhkah kesan yang baik itu pasti menunjukkan ke situlah jalan yang harus kita ambil?
Bukankah iblis juga mampu untuk melakukan keajaiban-keajaiban demi membuat pandangan kita buram saat melihat Allah? Iblis pernah mencoba untuk menggoda Tuhan Yesus dengan hal-hal yang ajaib yang bisa dilihat oleh mata (Matius 4:1-11, pencobaan di padang gurun). Sebenarnya cara kerja Iblis tidak pernah berubah, yaitu selalu memperlihatkan hal-hal yang ajaib dan indah, namun palsu untuk mengelabui kita dan membuat kita meninggalkan Tuhan.
Richard L. Strauss dalam bukunya “Bagaimana memahami kehendak Tuhan” mengatakan Tuhan meletakkan hal-hal tertentu dalam pikiran kita ketika kita membaca Alkitab dengan hati terbuka dan kemauan kita diserahkan pada-Nya. Apa pun yang menjadi pengorbanan pribadi kita, dan kalau kita membuka Firman-Nya untuk mencari apa yang Dia ingin katakan kepada kita daripada hanya sekadar mencari apa yang ingin kita dapati, kita dapat percaya bahwa Dia akan berbicara kepada kita melalui Firman-Nya. Dia sudah berjanji bahwa Firman-Nya akan menjadi terang bagi jalan kita.
Kebingungan akan timbul apabila terlalu banyak pilihan yang terbuka bagi kita.
Rekan-rekan youth, saat ini kita menghadapi zaman relativisme, yaitu setiap orang dapat melakukan apa pun yang baik menurut pengertian mereka. Meskipun pola ini adalah pola dosa yang berulang dari zaman perbudakan sampai pelepasan bangsa Israel dari Mesir—hingga saat ini—belum tentu semuanya adalah kehendak Tuhan. Oleh karena itu, setiap keadaan harus dipertimbangkan di bawah penerangan Firman Tuhan, dalam sikap berdoa, disertai kepekaan terhadap kesaksian Roh Kudus di dalam batin kita, dan berdasarkan penyerahan total untuk mematuhi rencana-Nya daripada rencana kita sendiri.
Tuntunan Tuhan mengarahkan kita untuk mampu memberi respon dalam segala situasi
Rasul Paulus mengajar kita bahwa pendapat dan pemikiran di atas tidak selamanya benar; tidak semuanya akan berjalan dengan lancar, baik dan indah ketika ketika kita mengikuti kehendak dan jalan Allah dalam hidup kita. Adakalanya, kita harus mengalami masa sukar, luka hati bahkan penganiayaan ketika kita sedang mengikuti kehendak dan rencanaNya.
“sebab di sini banyak kesempatan bagiku untuk mengerjakan pekerjaan yang besar dan penting, sekalipun ada banyak penentang.“ I Korintus 16:9.
Kita mungkin tidak pernah berpikir bahwa luka hati, penderitaan, penganiayaan dan masa sukar termasuk dalam kehendak Allah atas hidup kita; tetapi itulah yang Alkitab ajarkan kepada kita.
Allah menggunakan masa sukar untuk menguji iman kita, untuk mengajar kita agar berserah dan bersandar hanya kepadaNya, untuk membangun karakter ilahi dan kematangan rohani dalam hidup kita serta untuk memperlengkapi kita untuk memberi penghiburan kepada saudara seiman yang mengalami hal serupa yang pernah kita alami.
“Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.“ Roma 5:3-4
“yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah. “ 2 Korintus 1:4
Mari menikmati setiap proses kehidupan kita dengan selalu mengejar hidup kudus di bawah pimpinan Tuhan. Kiranya apa pun yang kita pilih, biarlah hal itu merupakan pilihan yang tepat dan sudah dipertimbangkan di bawah tuntunan firman Tuhan yang kita baca setiap hari.
Amin. Tuhan Yesus Memberkati
RM – YDK