“Defensif Pesimis”

March 8, 2021 0 Comments

Renungan Harian Youth, Senin 08 Maret 2021

Syalom…semangat pagi buat rekan-rekan Elohim Youth … selamat memasuki minggu ke dua di bulan maret ini

Hari ini kita mau belajar Kembali tentang Pesimis. Pesimis adalah sikap yang membuat seseorang cenderung memikirkan kemungkinan terburuk dari suatu hal. Orang dengan sudut pandang pesimis, lebih banyak melihat dunia dari sisi negatif atau yang oleh kebanyakan orang sebenarnya dianggap sebagai realistis. Orang yang pesimis, lebih sering menganggap diri sendiri gagal dan justru curiga saat hal dikerjakan berjalan dengan baik.

Perasaan pesimis kerap dikaitkan dengan emosi negatif. Ketika melakukan sesuatu atau mencoba hal baru,  kita sering diharuskan merasa optimis bahwa hal yang kita lakukan akan berubah menjadi baik seperti yang kita harapkan. Kendati perasaan optimis membawa banyak keuntungan, namun perasaan pesimis bukanlah sepenuhnya hal yang buruk.  Perasaan pesimis yang dapat menguntungkan disebut dengan defensif pesimis.

Defensif pesimis berarti memiliki ekspektasi rendah terhadap suatu keadaan, sambil mempertimbangkan apa yang dapat dilakukan saat menghadapi kemungkinan terburuk.

Terkadang memiliki sifat pesimis juga punya keuntungan

Meski secara umum pesimis dianggap sebagai sesuatu yang negatif, tapi sikap ini juga punya kelebihan, seperti:

Menjadi lebih siap menerima hasil

Orang yang pesimis tidak berharap banyak pada hasil yang akan didapatkan saat mengerjakan suatu hal. Di sisi lain, orang dengan sikap ini juga akan lebih total dalam bekerja karena beranggapan hal negatif akan lebih mudah terjadi.

Membuat diri lebih waspada

Sedikit rasa pesimis yang mampir ke dalam diri juga bisa membuat diri lebih waspada. Sebab, perilaku ini akan membuat Anda lebih realistis dalam melihat dunia. Sikap pesimis dalam jumlah yang terkontrol akan membuat Anda menyadari masalah-masalah yang terjadi dalam hidup dan kemudian terpicu untuk memperbaikinya.

Namun juga tidak bisa dipungkiri bahwa terlalu terfokus pada hal yang negative juga berbahaya. Jadi kita harus bertindak bijaksana dan tepat dalam menata pikiran dan perasaan kita. Mungkin pikiranmu otomatis bersuara, “wah ini pasti nggak bisa”, karena berbagai alasan. Nah, “nggak bisa karena…” itu coba reframe menjadi “bisa, asal…” Jadi ubah alasan gagal itu menjadi menjadi syarat keberhasilan, yang kalau semua ini dipenuhi, maka saya akan percaya bahwa kita bisa jalan. Terkadang memiliki pikiran yang negatif sesekali perlu. Tapi ini seperti makan snack. Boleh sekali-sekali, tapi jangan kebanyakan, dan jangan kelamaan.

Memiliki sifat pesimis bisa memberikan manfaat maupun kerugian. Kuncinya, selama tidak berlebihan, Anda bisa mengambil sisi baik dari sifat pesimis yang cenderung negatif. Jadikan pesimis sebagai sikap antisipasi namun jangan terjebak dalam pesimis sehingga tidak bergerak. Jadikan rasa pesimis sebagai jalan untuk kita mengantisipasi hal-hal yang mungkin terjadi. Persiapkan kehidupanmu untuk mengantisipasi hal-hal terburuk yang mungkin terjadi sehingga mental kita semakin kuat.

BELAJAR DARI TOKOH ALKITAB : THOMAS

Gereja sepanjang sejarah, bahkan sampai hari ini, seringkali meng-identikkan namanya dengan keraguan-raguan. Tomas si peragu, begitulah kita memberi cap kepada rasul yang satu ini. Dan seringkali pula sifat ragu-ragu atau keraguan ini kita asosiasikan sebagai sesuatu yang negatif semata-mata. Oleh karena itu, sebelum kita terlanjur selamanya punya persepsi yang kurang baik terhadap Tomas dan sifat keraguan-raguannya,

Yohanes 20:24-29 ini bercerita mengenai bagaimana murid-murid Yesus yang sudah pernah bertemu dengan Tuhan mereka yang bangkit. Tomas, yang tertinggal, awalnya tidak percaya dengan berita tersebut dan kemudian berkata bahwa ia perlu melihat bukti fisiknya terlebih dahulu sebelum berubah pikiran. Tuhan Yesus kemudian menampakkan diri-Nya kembali kepada murid-murid-Nya dan Tomas ada bersama-sama dengan mereka (ayat 26). Yesus memberikan tangan dan lambung-Nya agar Tomas dapat mencucukkan jari-Nya. Kisah ini kemudian diakhiri dengan Tomas yang mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan dan Allah, dan pesan Yesus bahwa “berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” (ayat 29).

Kita mudah men-judge Tomas sebagai peragu. Tetapi betapa mudahnya kita menjadi seorang peragu demi alasan-alasan yang lebih sepele dari Tomas. Kita mungkin ragu pada kekeristenan ketika melihat begitu banyak penderitaan di dunia ini. Kita mungkin ragu pada kekristenan ketika kita mengalami begitu banyak penderitaan. Namun Tuhan Yesus menghargai keragu-raguan yang jujur dan bersedia menolong mereka yang ragu untuk melewati momen itu. Thomas mengalami anugerah Tuhan untuk tetap percaya

Bawalah setiap keraguan kita kepada Tuhan yang penuh dengan Anugerah, persiapkanlah kehidupanmu dalam mengatasi Keraguan untuk tetap memegang Iman dan Percaya kepada Tuhan

Kiranya Tuhan menolong kita, Ketika kita menghadapi rasa pesimis jadikan itu sebuah “Penanda” untuk terus membangun  kehidupan kita dengan antisipasi dan persiapan kehidupan dengan baik. Semakin mencari Tuhan dan tetap berharap kepada Tuhan. Jangan berpaling dari Tuhan Ketika Ragu tetapi semakin mendekatlah kepada Tuhan yang sanggup menguatkan kita untuk tetap percaya kepada Tuhan walaupun menghadapi banyak keraguan disekitar kita.

Markus 9:24 Segera ayah anak itu berteriak: “Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!” Ini adalah ungkapan seorang ayah yang sedang mengalami pergumulan iman. Yaitu ketika keinginan kuat untuk percaya harus berbenturan dengan fakta kehidupan yang pahit. Tetapi Faktanya bahwa Yesus tidak meninggalkannya.

Komitmenku hari ini

“Tuhan saya belajar untuk selalu percaya kepada kebesaranmu dan tidak pernah ragu tentang pertolongan Tuhan dalam kehidupan kami”

ER 060321 – KPH

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *