Di Yerusalem, Yesus Dielu-elukan
Renungan harian Rabu, 06 Maret 2024
Bacaan: Lukas 19:28-44
Dalam pembacaan Firman Tuhan hari ini, kita melihat mengenai Yesus yang masuk ke Yerusalem mengendarai keledai muda. Di dalam kitab Zakharia, kira-kira 500 tahun sebelum Tuhan Yesus lahir, ada nubuat mengenai Mesias, juruselamat, datang diatas keledai muda (Zak 9:9). Dan Yesus mengenapinya sesuai nubuatan tersebut.
Mengapa Tuhan Yesus mencari keledai yang belum pernah dipakai?
Seharusnya mencari yang sudah ada pengalaman. Kasihan yang belum pernah ditunggangi. Ada arti khusus di dalam latar belakang perjanjian lama. Dalam Ulangan 21:1-9, ada ketetapan dari Tuhan tentang pembunuhan. Waktu Israel masuk ke Kanaan, mereka mendapat wilayah satu per satu. Kalau ada pembunuhan, tetapi tidak ketemu pembunuhnya, mereka mengadakan pendamaian. Ketetapannya bagaimana? Seekor keledai muda betina, yang belum pernah memikul. Maka Tuhan Yesus sengaja mencari keledai muda, yang belum pernah dipakai, artinya sebagai korban pendamaian, korban penebusan dosa. Dalam persepuluhan, ada pengecualian yaitu anak keledai. Tidak boleh dibawa sebagai persepuluhan. Harus ada pengganti yaitu domba. Jadi keledai kurang dihargai, tidak bisa jadi korban. Tetapi Yesus memerlukannya. Dalam bhs Inggris donkey. Tapi arti kedua adalah bodoh. Kurang dihargai. Tapi Tuhan memerlukannya, donkey. Tuhan memerlukan kita sekalipun kita kurang dihargai.
“Diberkatilah Dia yang datang… damai sejahtera di dalam Sorga dan kemuliaan di tempat yang mahatinggi.”
Kata ini sedikit lain dari yang tercantum dalam 3 Injil yang ada. Mereka mengatakan Hosana, Hosana, selamatkanlah. Tapi di sini lain. Diberkatilah Dia yang datang… damai sejahtera di dalam Sorga dan kemuliaan di tempat yang mahatinggi. Waktu Yesus lahir malaikat menyanyikan pujian: Kemuliaan di sorga, damai sejahtera di bumi. Tapi di sini terbalik. Damai sejahtera di sorga. Mengapa Lukas menulis perkataan ini berbeda dari 3 kitab Injil lain? Karena fokus Lukas pujian ini adalah dari murid-murid, yang percaya, bukan rakyat biasa. Mereka di sini sadar, Yesus naik di atas keledai, benar-benar adalah Mesias yang datang. Raja damai. Sumber damai sejahtera. Memang istilah damai sejahtera, atau damai, di dalam Alkitab sangat penting. Kalau dalam bhs ibrani Syalom, dalam Bahasa Yunani Eurene. ;Syalom punya beberapa arti: keseluruhan/ wholeness, sempurna/perfect, kepenuhan, membuat sempurna. Kalau Eurene, artinya perdamaian, atau ketentraman. Artinya, antara manusia ada hubungan harmonis dan ketenteraman. Dalam bhs Inggris: friendliness, atau persahabatan. Kalau dalam bhs Jepang damai: heiwa, damai sejahtera: heian. Alkitab menekankan damai dengan Allah. Bagaimana kita bisa memiliki damai sejahtera itu? Hanya oleh Karena salib dan kebangkitan Tuhan Yesus (Roma 5:1, 1 Tes 5:23, 2 Tes 3:16)
“Ia menangisinya,”
Ketika Yesus telah dekat dan melihat kota, Dia menangisinya (ayat 42). Aksi Tuhan Yesus yang ketiga adalah melihat Yerusalem menangis. Istilah menangis dalam Alkitab ada 2 kata. Dakurio artinya menangis biasa, karena sedih. Seperti Tuhan Yesus datang ke kuburan Lazarus dan menangis. Tapi di sini digunakan kata “Klau”, sama-sama menangis, tapi tingkat tangisannya berbeda. Istilah ini dipakai pada waktu anak kepala ibadah Yairo meninggal. Satu lagi dalam Lukas 22:62, ketika apa yang Petrus alami betul-betul terjadi sesuai nubuatan Tuhan Yesus. Petrus keluar, dan menangis dengan sedihnya. Kalau dalam perjanjian bhs Indonesia lama, menangisi dengan sedih. Dalam Bhs Jepang, hageshiku naita. Kenapa Tuhan Yesus menangis begitu? Karena mereka tidak mengerti keperluan damai sejahtera (ayat 44). Raja damai sejahtera datang tapi tidak diterima. Apa yang akan terjadi? Ahli sejarah Yoesefus mengatakan, tahun 70 begitu banyak orang Romawi datang dan menghancurkan Yerusalem, dan di balik tembok darah-darah orang Israel mengalir seperti kali.
Dunia sekarang dilanda oleh ketakut, takut dengan peperangan, gejolak ekonomi, bencana alam, sakit penyakit. Belum hilang dari ingatan kita karena bahaya virus corona beberapa waktu yang lalu. Kalau Tuhan Yesus melihat ini, Tuhan Yesus mungkin menangisi dengan peringatan. Dalam Wahyu 6:8 dikatakan di akhir zaman Tuhan bertindak menghaikimi dunia. Anak domba membuka meterai yang keempat, di situ ada kuda hijau kuning. Ditumpangi yang namanya maut, akhirnya seperempat penduduk dunia akan mati. Tuhan Yesus menunjukkan apa yang terjadi. Saat ini sudah ada 1 juta orang yang kena virus korona. Tapi masih satu juta. Kalau dari 75 milyar, belum ada seperempat. Tuhan Yesus melihat dunia, tahu dunia memerlukan damai sejahtera.
Marilah kita di tengah-tengah keadaan dunia ini, kita tidak hidup di dalam ketakutan, tetapi kita hidup di bawah damai sejahtera Tuhan Yesus yang terus menerus. Kita memerlukan damai sejahtera itu untuk menghadapi semua kenyataan di dalam dunia ini, dan damai sejahtera itu ada di dalam Yesus.
Tuhan Yesus memberkati.
Bacaan Alkitab hari ini : Kejadian 45 dan 46
https://elohim.id/baca-alkitab-rabu-06-maret-2024/
CM