” DIATAS LANGIT MASIH ADA LANGIT! “
Renungan Harian Anak, Kamis 31 Maret 2022
Bacaan: MATIUS 7:1-5
Selamat pagi adik-adik semua. Bagaimana kabarnya hari ini. Yuk sama-sama kita belajar Firman Tuhan pada hari ini. Jangan lupa dibaca yah ayat renungannya hari ini, berdoa minta Roh Kudus memberikan pengetahuan untuk membantu kita memahami Firman Tuhan pada hari ini.
Sebelum kita masuk pembahasan hari ini, kakak punya cerita singkat untuk kita semua. Ada seorang kritikus ( seseorang yang biasanya menilai karya seseorang ), seperti biasanya mengunjungi galeri lukisan. Dia mencoba melihat-lihat lukisan yang ada, namun kali ini dia lupa membawa kacamatanya. Semua lukisan yang dilihatnya dikritiknya sampai ia tiba di sebuah cermin besar, dengan semangatnya ia berkata, “Aduh, lukisan ini jelek sekali, mana ada lukisan orang seburuk ini di dunia?” Semua orang yang mendengarnya tertawa karena dia tak sadar dan lupa bahwa ia sedang mengkritik dirinya sendiri.
Yup seperti judul renungan kita hari ini, “DIATAS LANGIT MASIH ADA LANGIT”, artinya ketika kita merasa menjadi orang yang terhebat dalam banyak hal, masih ada orang yang diluar sana yang jauh lebih hebat dari kita sendiri. Maksudnya adalah kita jangan menjadi orang yang sombong yang bisanya hanya mencari kesalahan orang lain dan mencacatkan segala hal padahal belum tentu penilaian itu benar. Jangan sampai penilaian kita malah membuat kita menjadi seperti orang yang bodoh dan dianggap tidak tahu apa-apa. Lebih baik kita memikirkan terlebih dulu diri sendiri atau biasanya disebut mengkoreksi diri lalu kita bisa menilai bermacam-macam hal.
Firman Tuhan menasihatkan kepada kita agar kita lebih dulu mengoreksi diri sendiri
Matius 7:5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.”
sebelum kita membantu orang lain untuk mengerti kelemahannya. Terlalu mudah memang untuk mengkritik dan melihat kelemahan orang lain. Tuhan Yesus ingin murid-murid-Nya selalu membereskan diri terlebih dulu untuk dapat melayani orang lain. Balok yang ada di mata kita dapat membuat kita tidak jelas memandang orang lain, bukan? Kita bisa salah menilai orang lain juga dan hasilnya akan fatal sekali. Kita sibuk untuk memikirkan orang lain tanpa memandang kita punya kelemahan yang besar.
Adik-adik Tuhan Yesus melarang kita menghakimi orang lain. Maksud Tuhan bukan berarti kita tidak usah memedulikan kesalahan orang lain dan membiarkan ia hidup dalam kesalahan. Ia juga tidak bermaksud bahwa Allah melarang adanya lembaga peradilan. Maksud Tuhan, kita tidak boleh menghakimi dengan menggunakan ukuran yang kita miliki dan tujuannya tidak untuk memulihkan
Mari sadar terlebih dulu bahwa pemberesan itu mulai dari kehidupan kita dulu. Kita perlu untuk menilai diri kita apakah kita sudah hidup sesuai dengan firman Tuhan atau belum. Adik-adik bisa tanyakan kepada orang-orang terdekat kita, baik orang tua, kakak, kakek-nenek, guru dan masih banyak lagi yang menolong kita bertumbuh agar mereka dapat memberikan nasihat untuk kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik.
Ingat nasehat Firman Tuhan ayo kita lihat dan Fokus pada serpihan kayu kesalahan kita dulu sebelum melihat balok besar milik sesamamu.
Ayat hafalan
“Mengapakah engkau melihat serpihan kayu di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?” (Matius 7:3)
Komitmenku hari ini
Aku mau belajar untuk tidak menghakimi orang lain, tidak menjadi sombong dan menganggap diri kita yang paling benar. Ayo belajar untuk menghargai dan mengasihi orang lain
MEK – RS