“Disiplin Diri”
Bacaan: 1Korintus 9:25 Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.
Jika kita perhatikan, ada orang-orang yang sukses dalam banyak hal. Mereka sukses dalam karier, sukses dalam berumah tangga, sukses dalam pelayanan. Kesehatan tubuhnya juga baik. Jika kita teliti orang-orang seperti ini, maka kita akan menemukan ada sebuah kesamaan yang membuat mereka berhasil, yakni mereka disiplin.
Sebaliknya ada orang-orang yang serba gagal. Gagal dalam pekerjaan, gagal dalam berkeluarga, gagal dalam kesehatan. Dan kalau kita teliti orang –orang itu, maka ada juga sebuah kesamaan, yakni tidak mereka mengabaikan disiplin. Pasti ada yang berkata:’ yah..saya memang membiarkan segalanya merosot sih………saya sering menunda-nuda pekerjaan, ………saya kalau bersenang-senang tidak tahu waktu berhenti,……….sampai mengabaikan pekerjaan. Saya kurang disiplin berolah raga sehingga saya sakit-sakitan. Kurang disiplin makan buah atau sayuran. ……..Saya tidak melewatkan waktu bersama keluarga. Semua itu berakar oada kurangnya disiplin.
Kita semua juga ingin memperoleh banyak kesuksesan dalam kehidupan kita. Tetapi maukah kita membayar terlebih dulu kesuksesan yang kita idam-idamkan itu? Karena untuk meraih kesuksesan kita dituntut untuk membangun sebuah kebiasaan, sebagaimana dikatakan oleh Aristoteles, bahwa kita adalah apa yang kita lakukan berulang-ulang.
Kedisiplinan adalah syarat mutlak bagi setiap kita yang akan membangun sebuah kebiasaan baru. Setiap manusia baru akan memiliki sebuah kebiasaan baru ketika dia secara disiplin melakukan hal tersebut secara terus-menerus tidak pernah terputus selama sedikitnya 30 –90 hari.
Kata disiplin atau self-control berasal dari bahasa Yunani, dari akar kata yang berarti “menggenggam” atau ”memegang erat”. Kata ini sesungguhnya menjelaskan orang yang bersedia menggenggam hidupnya dan mengendalikan seluruh bidang kehidupan yang membawanya kepada kesuksesan atau kegagalan.
Berikut beberapa hal yang perlu kita lakukan untuk meningkatkan disiplin diri:
Perlu ada keputusan dini.
Misalnya, kita menyadari bahwa untuk bertumbuh dalam kerohanian, maka kita wajib melakukan 3 hal ini: ibadah setiap minggu, Bersaat teduh setiap hari, melayani Tuhan. kita kemudian memutuskan bahwa ketiga hal ini sudah harus dilakukan tanpa perlu dipertimbangkan lagi. kita tidak perlu lagi menanyakan pada hari sabtu pagi:”besok ke gereja enggak yah? Perlu menyeter weker enggak? Siapa yang kotbah? Bagaimana cuacanya? ENGGAK USAH DIPIKIRIN LAGI. Keputusan itu sudah final, hanya lakukan saja.
Kita membutuhkan teman-teman persekutuan untuk mengingatkan diri kita.
Kita memerluka saudara-saudara seiman kita untuk saling mendukung, menguatkan dan mendorong kita untuk dapat mendisiplinkan diri. Carilah teman-teman yang positif yang mendukung kita dan bukan menjatuhkan kita dalam kemalasan.
Arahkanlah pikiran kita kepada hasilnya.
Kalau kita mengingatkan diri bahwa hasil daripada disiplin ini sangat besar, maka kita pasti akan berusaha untuk mendisiplin diri. Disiplin tanpa imbalan tidak akan menarik. Setiap orang yang sedang dalam latihan, menahan diri dalam segala hal. Ia melakukan itu karena ia ingin dikalungi dengan karangan bunga kejuaraan, yaitu bunga yang segera akan layu. Tetapi kita ini menahan diri dalam segala hal karena kita ingin dikalungi dengan karangan bunga yang tidak akan layu. (1Kor 9:25). Ada imbalan yang Paulus harapkan dalam menerapkan disiplin.
Mulai dengan disiplin yang kecil-kecilan
Jika sekarang kita sangat tidak disiplin, kita masih dapat menggunakan sedikit disiplin yang kita miliki untuk dilatih sehingga kita dapat menjadi semakin disiplin. Semakin kita disiplin, hidup kita semakin mudah untuk dijalani. Tantangan yang pada mulanya terlihat mustahil bagi kita untuk dijalani, akhirnya akan tampak seperti mainan anak-anak. Saat kita semakin kuat, berat beban yang sama akan terasa semakin ringan.
Untuk memperoleh semua hasil itu, JALANNYA TIDAK MUDAH. Imbalan disiplin ada di depan kita. Imbalannya itu ada dalam jangkauan kita. Imbalan itu bisa diraih asalkan kita mau berusaha.
Ada mahkota abadi yang menanti kita di akhir dari perlombaan iman kita di dunia ini.
Tuhan Yesus Memberkati.
CAM