“God is still God”
Renungan Harian Youth, Selasa 29 Juni 2021
Hai rekan youth… Salam sehat dan semangat ya buat hari ini… Kita sebagai anak muda pasti kita punya mimpi, harapan, masa depan yang kita bisa capai dan menjadi target dalam hidup kita. Betul gak teman teman.. Jangan kan anak muda, anak kecil kalau ditanya cita cita pasti menyebutkan dan bahkan menceritakan apa yang menjadi impiannya kelak kalau sudah dewasa. Kita yang sudah menginjak SMA atau bahkan kuliah kita pasti sudah punya rencana A sampai Z untuk mewujudkannya.
Di dalam Efesus 3 ; 20 -21 “Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin.”
Dari ayat diatas Yakinkah kalian bahwa Tuhan berkuasa melakukan hal-hal yang luar biasa dalam hidup anda? Pertanyaan ini, jika diajukan kepada seorang yang beriman, tentunya dijawab dengan “ya”. Siapa pun yang percaya adanya Tuhan, tentunya percaya bahwa Ia bisa melakukan hal-hal yang hebat, yang tidak dapat dibayangkan oleh manusia. Memang Tuhan didefinisikan sebagai Oknum Ilahi yang Mahakuasa, yang menciptakan dan mengatur seluruh alam semesta. Jika Ia tidak dapat melakukan apa saja yang diinginkanNya, Ia bukanlah Tuhan.
Jika dalam hal kemampuan maka kuasa Tuhan tidaklah dapat diragukan, orang sering ragu-ragu untuk menjawab pertanyaan ini: Apakah kamu percaya bahwa Tuhan akan melakukan apa yang terbaik untuk kamu? Pertanyaan ini kelihatannya sulit dijawab karena pengalaman hidup mungkin menunjukkan adanya banyak hal-hal yang tidak menyenangkan yang sering terjadi. Mereka yang percaya kepada Tuhan tentunya yakin bahwa Ia yang mahakuasa sanggup menghindarkan umatNya dari hal-hal itu. Tetapi mengapa seringkali umat Tuhan harus mengalami hal-hal yang pahit? Jika Tuhan mahakuasa mengapa Ia seakan tidak peduli dan tidak mau menolong kita jika berada dalam kesulitan?
Alkitab mengajarkan bahwa kita sebagai orang percaya harus menghilangkan rasa kuatir kita tentang apapun juga, dan senantiasa menyatakan keinginan kita melalui doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” Filipi 4: 6
Tetapi, jika kebutuhan dan keinginan kita tidak terpenuhi setelah lama berdoa dan memohon, bagaimana kita harus bersikap? Bagaimana kita bisa tetap berdoa sambil bersyukur? Salahkah jika kita merasa bahwa Tuhan yang mahakuasa itu bukanlah Tuhan yang mahakasih? Salahkan kita jika kita merasa bahwa Tuhan yang mahakuasa itu tidak selalu mau melakukan hal-hal yang baik untuk umatNya?
Sebagai orang percaya, kita tentu tahu bahwa doa adalah komunikasi antara kita dengan Tuhan. Dengan doa kita mengucap syukur atas berkat Tuhan, dengan doa juga kita memohon berkatNya.
Masalahnya, bagaimana kita harus bersikap dalam penantian akan jawaban Tuhan? Ayat di atas menyatakan bahwa Tuhan dapat melakukan jauh lebih banyak daripada yang kita doakan atau pikirkan. Apa yang kita pikirkan adalah apa yang bisa kita terima dengan akal budi. Sebagai manusia kita hanya bisa membayangkan apa yang dapat ditangkap oleh pancaindera kita. Karena itulah, kita cenderung untuk memikirkan apa yang terjadi pada saat ini saja. Kita tidak mengerti apa yang sudah terjadi pada masa lalu, dan tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang . Kita tidak dapat mengerti dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Tuhan. Kita semua punya mimpi, pengharapan tapi kita tidak tau apa yang akan terjadi kelak dalam perjalanan kita ke masa depan.
O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya! Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya? Roma 11: 33 – 34
Apa yang sudah dilakukanNya dalam diri kita, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, sudah membawa kita kepada iman yang menyelamatkan. Ini yang terpenting dalam hidup kita, tetapi juga apa yang sering dilupakan. Jika Ia yang mahasuci mau mengurbankan AnakNya yang tunggal untuk menebus kita yang berdosa, Ia adalah Tuhan yang tidak saja mahakuasa, tetapi juga Tuhan yang mahakasih. Karena kasihNya yang sudah dinyatakan kepada kita semasa kita masih hidup dalam dosa, kita boleh percaya bahwa Ia dapat melakukan hal-hal yang jauh lebih besar daripada apa yang kita doakan atau pikirkan saat ini.
Mungkin saat ini ada yang merasa kuatir tentang hari depan, harapan mulai terbengkalai, rencana tidak sesuai atau bahkan terancam gagal. Kadang kita lupa bahwa manusia memang tidak punya kuasa mutlak atas hidupnya. Kegagalan hal yang wajar karena kita manusia dan ada rencana yang terjadi tidak sesuai harapan.
Bersyukurlah karena masih ada Tuhan dan ingatlah Dia tetaplah Tuhan yang pegang kendali atas semuanya. Maukah kita menyerahkan segala rasa kuatir kita kepadaNya?
Komitmenku ;
Biarlah kita boleh berharap kepadaNya sambil memuliakan namaNya dalam setiap saat dan keadaan karena “Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” Filipi 4: 7
CGP – TVP