Harapan Diluar Tuhan
Bacaan: 2 TAWARIKH 28:1-27
Inti ayat: Ia mempersembahkan korban kepada para allah orang Damsyik yang telah mengalahkan dia. Pikirnya: “Yang membantu raja-raja orang Aram adalah para allah mereka; kepada merekalah aku akan mempersembahkan korban, supaya mereka membantu aku juga.” (2 Tawarikh 28:23)
Selamat pagi jemaat yang dikasihi Tuhan. Mari sebelum kita memulai aktifitas sehari-hari, kita mau merenungkan Firman TUHAN hari ini. Biarlah melalui Firman TUHAN, kita dapat menjalani hari-hari kita dengan penuh hikmat dan sukacita dari Allah.
Alkisah ada seorang pria yang harus ditangkap oleh aparat penegak hukum karena dugaan korupsi. Ia pun mengakui tuduhan yang dilayangkan padanya. Ia melakukan hal nekat tersebut demi mendapat banyak uang karena ingin membahagiakan keluarga termasuk isterinya. Ia ingin membangun rumah baru, membelikan barang bermerek serta mengajak istrinya jalan-jalan keliling dunia. Malang, tidak hanya gagal menjadi kaya dan menghabiskan uang itu, ia harus masuk penjara dan dituntut cerai oleh istrinya.
Nasib yang buruk juga terjadi seperti dalam pembacaan kita hari ini.
Kita melihat bahwa Ahas, membalikkan segala hal baik yang telah dilakukan oleh Yotam, ayahnya.
Untuk semua tindakan tersebut hanya penilaian terburuk yang bisa diberikan penulis Tawarikh. Kehidupan Ahas, yang menghidupkan kembali pengurbanan manusia dan anak ala bangsa Kanaan (ayat 3), dipersamakan dengan “kelakuan raja-raja Israel” (ayat 2). Akibatnya, berturut-turut dan bergantian, Allah menyerahkan Yehuda ke tangan Aram (ayat 5a), Israel utara (ayat 5b), Edom dan Filistin (ayat 17-19). Bahkan Asyur yang dimintai bantuan pun malah “menyesakkan” Ahas (ayat 20). Bagi penulis Tawarikh, semua yang terjadi jelas merupakan akibat dari dosa Ahas dan Yehuda (ayat 6, juga 19). Pada masa inilah untuk pertama kali sebagian penduduk Yehuda harus mengalami pembuangan ke negeri lain (ayat 17-19). Para pembaca pertama kitab Tawarikh mengerti bahwa peristiwa pembuangan yang mereka alami bermula dari keadaan bangsa dan kerohanian yang seperti ini.
Semua penghukuman itu tidak juga menyebabkan Ahas berbalik dari kesalahan-kesalahannya.
Ahas justru “malah semakin berubah setia kepada TUHAN” (ayat 22).
Ahas mencari dewa sembahan baru (ayat 23), dan makin kehilangan rasa hormat terhadap Allah dan bait-Nya. Penghukuman yang dialami Ahas tidak membuatnya bertobat. Ahas malah makin menenggelamkan dirinya ke dalam dosa yang lebih keji dan konyol.
Kebejatan Ahas makin menonjol dengan ironi yang muncul pada pasal 28 ini. Tindakannya dipersamakan dengan kebejatan raja-raja Israel utara (ayat 2a).
Namun, pada ayat 9-15, justru orang Israel Utara yang mau mendengar peringatan seorang nabi TUHAN (ayat 9), dan memberi respons yang tepat dengan mengakui keberdosaan mereka dan melakukan kehendak Allah. Mereka tidak seperti Ahas, anak Yotam, keturunan Daud “bapa leluhurnya” (ayat 1b), yang justru “menyakiti hati TUHAN, Allah nenek moyangnya” (ayat 25).
Ketika Ahas melakukan penyembahan berhala dengan melakukan ritual mengorbankan anak-anaknya. Tuhan pun menegurnya melalui serangan dari raja Aram.
Bukannya berbalik kepada Tuhan, Ahas mencari pertolongan dari raja Asyur. Malang, alih-alih mendapat bantuan, raja Asyur malah semakin menyusahkannya.
Pun setelah Ahas memberikan emas yang dirampasnya dari rumah Tuhan, dari istana dan dari rumah-rumah para pemimpin rakyat. Tidak cukup sampai di situ, Ahas mengulang kebodohannya mencari pertolongan di luar Tuhan. Ia mempersembahkan korban kepada allah asing, dengan harapan meraih kemenangan seperti yang diperoleh Asyur. Tak pelak tindakannya menjadi penyebab keruntuhannya beserta seluruh Israel.
Apa yang lebih malang dari pengharapan yang berbuahkan bumerang? Bukankah mengalaminya membuat kita mengalami kesialan ganda? Demikianlah yang terjadi jika kita berharap kepada hal lain di luar Tuhan.
Menjauh dan mencari kelepasan di luar Tuhan hanya akan menimbulkan masalah baru. Sebab tidak ada pertolongan di luar Tuhan. Inilah alasan bagi kita untuk senantiasa bersandar hanya kepada-Nya.
JADIKAN TUHAN SEBAGAI SANDARAN PENGHARAPAN YANG SELALU BISA KITA ANDALKAN
Tuhan Yesus Memberkati
MEK