HARAPAN ditengah RATAPAN
Renungan harian youth, 22 Juli 2021
Syalom rekan-rekan semuanya … semoga rekan-rekan semuanya dalam keadaan sehat dan baik semuanya.
Rekan-rekan melihat sitausi yang ada sekarang ini sungguh mendatang kesedihan dalam hati kita. Pandemi ini seolah-olah menghancurkan begita banyak pondasi hidup manusia. Dari semua sisi bukan hanya Kesehatan, bahkan semua keadaan terpengaruh seperti ekonomi, sosial dan keadaan bangsa kita. Belum lagi dampak langsung yang kita hadapi, Sebagian besar kita merasakan bagaimana pekerjaan orang tua kita terdampak, kita tidak dengan bebas untuk menjalani kehidupan kita belum lagi jika ada orang-orang yang disekitar kita yang terpapar virus ini, bahkan ada banyak dukacita yang sudah terjadi. Tentunya hal ini membawa ratapan dukacita dalam hati kita.
Jujur saja ketika seseorang dalam situasi berat yang menimpa dalam kehidupan ini bisa jadi dia menalami krisis dan menjadi stress, banyak orang cenderung merasa bahwa dunia ini runtuh dan menimpa dirinya. Tidak memiliki kekuatan untuk dapat menanggungnya, ada banyak tangisan yang tidak bisa mengobati rasa yang berkecamuk dalam hatinya. Dan tidak sedikit mereka yang stress dan menjadi berfikiran pendek. Namun sebagai anak-anak Tuhan ini bukanlah nilai dalam Iman kita, kita tidak boleh kehilangan pengharapan dan kekuatan didalam Tuhan.
Hari ini kita akan belajar bersama dari kitab RATAPAN, dari judulnya saja kita bisa membayangkan apa yang ada didalam kitab Ratapan. Jika kita mulai membaca dari pasal 1, kita akan mendapat gambaran bahwa sajak-sajak yang ada dalam Kitab Ratapan ini berisi keluhan ratap yang sangat pilu. Ratapannya sangat menyayat hati dan menggambarkan kepedihan yang sangat. Penulis kitab ini hidup dalam masa yang sangat sulit dalam sejarah kerajaan Yehuda. Kehidupan berat yang dialami rakyat Yehuda muncul setelah ada penindasan bangsa asing, yaitu Mesir dan kemudian Babel yang berpuncak pada pembuangan ke Babel dan penghancuran Bait Allah di Yerusalem. Belum lagi kehidupan pribadi penulisnya yang juga ikut menderita akibat penghukuman Tuhan dalam pasal 3. Semua pengalaman yang ia lihat dan alami ini membuatnya berseru kepada Tuhan.
Kita akan belajar membangun Harapan dari kitab Ratapan
1. Bawalah Ratapanmu kepada Tuhan
Rekan-rekan ini menjadi sebuah kebenaran yang penting, ketika kita mengalami situasi yang berat dan menekan datanglah kepada Tuhan. Dengan apa adanya keberadaan kita, dengan segala kesakitan, kemarahan, kepenatan dan kelemahan yang kita rasakan. Pengkhotbah 1:16 & 20 ada kata-kata :
”….Karena inilah aku menangis, mataku mencucurkan air,…..Ya Tuhan, lihatlah betapa besar ketakutanku;betapa gelisah jiwaku….”
Ratapan dari dalam hati yang mengungkapkan kepedihan hati ini, bukan ratapan keputusasaan dengan menyalahkan Tuhan, tetapi menyerahkan semuanya dalam tangan Tuhan yang maha adil. Mencurahkan isi hati ini kepada Tuhan, karena kita mengharapkan kelegaan. Ratapan kita naikan karena kita sadar bahwa kita perlu pertolongan Tuhan, kita percaya ada kasih Allah yang mampu untuk memulihkan kehidupan kita.
Sangat penting untuk melepaskan stress yang kita alami saat menghadapi krisis. Mencurahkan hati kepada Tuhan didasari kepada pengharapan dan iman, bahwa Allah yang mengijinkan kita melewati krisis ini adalah Allah yang setia, penolong dan adil yang menyayangi kita menurut kasih setiaNya yang besar.
Ini adalah ajakan dan undangan yang Tuhan berikan bagi kita, dalam semua keberatan hati yang kita alami datanglah kepada Tuhan apa adanya.
Matius 11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
2. Memegang JANJI TUHAN sebagai SUMBER PENGHARAPAN
Dalam pasal 3:21-33, penulis meyakini bahwa Kasih Tuhan tidak akan pernah berkesudahan, tidak selamanya Tuhan akan menghukum umatNya, seperti yang tertulis dalam ayat 32,” karena walau Ia mendatangkan susah, Ia menyayangi menurut kebesaran kasih setiaNya.”
Ini adalah ungkapan IMAN, ditengah beratnya beban kehidupan kita harus tetap memiliki FIRMAN TUHAN, karena inilah yang menjadi sumber kekuatan kita. Mari nyatakanlah Iman kita kepada Tuhan seperti yang dinyatakan oleh penulis
Ratapan 3:22-26 Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! “TUHAN adalah bagianku,” kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya. TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia. Adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN.
Hanya kepada Tuhan yang Maha Segalanyalah kita bisa beriman dan berharap. Dan nantikanlah pertolongan dari Tuhan yang akan turun dalam hidup kita.
Komitmenku hari ini:
Ketika aku menjalani situasi yang berat, aku mau selalu datang kepada Tuhan karena disanalah ada kelegaan dan Firman Tuhan akan selalu menjadi kekuatan bagiku
Tuhan Yesus memberkati kita semuanya
Salam sehat dan jangan lupa tetap melaksanakan Protokol Kesehatan ya
YNP – SCW