“HARI DEPAN YANG PENUH HARAPAN”
Renungan Harian, Kamis 19 November 2020
YEREMIA 29: 11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
Hari depan yang penuh dengan Harapan adalah janji yang sudah Tuhan tetapkan dan berikan bagi setiap kita. Ada masa depan yang sudah Tuhan tanamkan dalam kehidupan setiap kita anak-anak Tuhan.
Sejarah mencatat :
- Pada tahun 1774, John Adams mendeklarasikan cita-citanya – sebuah negara baru, yang menyatukan 13 negara bagian, independen dari Kerajaan Inggris. Dua tahun kemudian visinya menjadi kenyataan
- Pada tahun 1789, William Wilberforce berdiri di depan parlemen Inggris menyerukan datangnya suatu hari di mana tidak ada lagi pria, wanita, dan anak-anak yang dijual seperti binatang. Pada tahun 1833, empat hari sebelum dia meninggal, parlemen Inggris menyetujui aturan yang melarang adanya perbudakan.
- Pada tanggal 28 Agustus 1963, Dr. Martin Luther King Jr. menuangkan kata-kata semacam ini: “Aku punya mimpi, bahwa empat orang anak-anakku akan hidup di sebuah negeri di mana mereka akan dinilai bukan berdasarkan warna kulit mereka namun berdasarkan pada karakter mereka.” Kini, mimpi itu telah menjadi kenyataan.
Ada hal yang menyatukan ketiga orang yang punya nama besar dalam sejarah umat manusia ini ketiga-tiganya hidup dalam sebuah jaman yang sulit; jaman yang tidak mereka sukai. Namun ketiga-ketiganya mempunyai sebuah VISI TENTANG MASA DEPAN yang berbeda dengan kondisi masa kini mereka. Dan itulah yang membuat perbedaan.
Ayat diatas ditulis oleh Yeremia ketika Umat Allah dalam Masa Pembuangan (Yer 29:1) … didalam pembuangan Apakah mereka sedih? Apakah mereka kecewa dan merasa ditinggalkan oleh Allah? Apakah mereka putus asa? Bisa Jadi seperti yang tertulis dalam Mazmur 137:1-4
Mazmur 137: 1-4, Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis, apabila kita mengingat Sion. Pada pohon-pohon gandarusa di tempat itu kita menggantungkan kecapi kita. Sebab di sanalah orang-orang yang menawan kita meminta kepada kita memperdengarkan nyanyian, dan orang-orang yang menyiksa kita meminta nyanyian sukacita: “Nyanyikanlah bagi kami nyanyian dari Sion!” Bagaimanakah kita menyanyikan nyanyian TUHAN di negeri asing?
Dalam situasi dan kondisi semacam inilah Firman Allah datang kepada umat Allah melalui pena Nabi Yeremia ~ Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
Firman Allah menantang bangsa Yehuda untuk melihat sesuatu yang berada di luar kondisi kehidupan mereka yang memperihatinkan saat ini à melihat “outcome” atau tujuan akhir dari rencana Allah bagi mereka. Allah juga menantang anda untuk melihat melewati batas-batas penglihatan anda hari ini; Dia meminta anda melihat “outcome” atau tujuan akhir dari RancanganNya.
Mengapa Hal ini Begitu Penting?
Pertama, kita memang percaya bahwa Allah memiliki rancangan atas hidup kita: masalahnya adalah rancangan tersebut tidak dinyatakan kepada kita secara terperinci
Seperti kehidupan Abrahan, Ketika Allah memanggilnya keluar dari Haran, menuju “Negeri” yang dijanjikan-Nya, dia tidak diberi sebuah peta yang komplit; Abraham diberi bimbingan “day-by-day”; “Rencana-Nya” tersingkap secara bertahap; tidak sekaligus!
Faktanya adalah kita melihat rancangan Allah tersingkap secara bertahap bukan sekaligus, disanalah kita perlu bergumul untuk semakin mengerti kehendak Allah.
Kedua, meskipun kita tak tahu rincian/detil dari rencana Allah atas hidup kita, namun kita perlu tahu tujuan akhir dari rencana tersebut.
Tujuan Akhir dari perjalanan Musa dan Umat Israel juga sangat Jelas adalah Tanah Perjanjian. Pengetahuan akan tujuan akhir dari setiap proses amat penting karena tanpa adanya pemahaman akan tujuan akhir dari proses yang terjadi dalam hidup kita kita bisa mengalami depresi serta dan patah semangat.
Pemahaman mengenai Rancangan dan Kepastian Janji Allah bagi kehidupan kita akan menuntun kita untuk tetap dan terus berjalan.
Kepastian janji Allah akan memberikan Kedamaian dan pengharapan, tetaplah berjalan dalam Tuntunan-Nya
GW
Amin