“Harus ada Pertumbuhan Rohani”
Renungan Harian Jumat, 04 September 2020
Keterbelakangan didefinisikan oleh Webster sebagai “keterlambatan perkembangan atau kemajuan.” Keterbelakangan mental atau fisik biasanya muncul dalam benak kita adalah sebuah situasi yang tidak wajar karena tidak ada pertumbuhan yang seharusnya. Namun kita akan merenungkan Bersama mengenai “keterbelakangan rohani”, ketika ada sebuah kehidupan orang percaya yang tidak bertumbuh dengan seharusnya.
“Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras” (1 Korintus 3:2).
Selama berabad-abad gereja selalu diganggu oleh keterbelakangan rohani. Belajar dari Jemaat di Korintus, keterbelakangan rohani adalah salah satu faktor terbesar yang menyebabkan kegagalan gereja di Korintus untuk menjadi kekuatan bagi Kristus sebagaimana seharusnya. Keterbelakangan rohani menghalangi gereja zaman sekarang untuk menjadi seperti yang Allah inginkan.
Setiap orang percaya memiliki pengalaman kelahiran rohani dan hal ini merupakan titik awal dari perubahan kehidupan. Sebagai anak Tuhan kita harus menyadari Bersama mengenai kebenaran ini bahwa :
– Terus-menerus menjadi bayi rohani adalah tragedi
– Terus-menerus menjadi bayi menghasilkan orangtua yang remuk hati.
– Terus-menerus menjadi bayi menghasilkan kehidupan yang frustrasi
Namun masalahnya, tantangan untuk pertumbuhan rohani bukan saja dari dalam kehidupan kita, tetapi juga ada banyak seteru bagi pertumbuhan rohani disekitar kita.
Sadar atau tidak Kita tinggal di tengah lingkungan yang jahat yang tidak kondusif bagi perkembangan dan pertumbuhan rohani.
Orang-orang percaya terus-menerus memiliki kecenderungan di dalam batin mereka yang menghalangi untuk mengalami pertumbuhan rohani. Menerima sifat yang baru dalam kelahiran rohani tidak sertamerta melenyapkan sifat kedagingan. Karena itulah Firman Tuhan berulang kali manyatakan untuk kita terus menanggalkan manusia lama kita dan mengenakan manusia yang baru
Orang-orang percaya diperhadapkan pada serangan iblis ketika mereka berusaha untuk melayani Allah dan bertumbuh menuju kedewasaan rohani. Iblis selalu menghalangi sebuah pertumbuhan rohani.
Dorongan ilahi bagi pertumbuhan rohani.
Namun kita juga harus menyadari bahwa Bapa surgawi sangat peduli terhadap pertumbuhan rohani anak-anak-Nya dan Ia memfasilitasi pertumbuhan ini.
Mari kita belajar Bersama anugaerah yang Tuhan berikan bagik kita
a. Karunia sifat yang baru dari Allah (2 Petrus 1:4).
b. Karunia Roh ilahi Allah yang berdiam di dalam diri kita (Galatia 4:6).
c. Karunia Firman ilahi Allah yang memelihara dan memperkuat kita (1 Korintus 3:2; 1 Petrus 2:2).
d. Melalui keluarga Allah yang ditemukan dalam jemaat lokal, AUah membantu setiap anak-Nya untuk bertumbuh menuju kedewasaan rohani.
Bapa surgawi tidak pernah menghendaki kita tetap menjadi bayi rohani. Dengan menanggapi Roh-Nya dan memanfaatkan kesempatan yang kita dapatkan untuk bertumbuh, kita dapat melangkah maju dengan cara yang mendatangkan sukacita ke dalam hati kita, kebaikan dalam hati dan kehidupan orang lain, dan kesenangan di hati Allah Bapa.
Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk melayani dan menjadi berkat bagi orang lain. Menanggapi pimpinan-Nya akan membantu kita bertumbuh menuju kedewasaan rohani.
PA_36