Harus Berani Menerima Resiko

September 19, 2022 0 Comments

Renungan Harian anak, Senin 19 September 2022

Syalom adik-adik Elohim kids semuanya, kiranya kita semua diberkati dan disertai oleh Tuhan Yesus.

Adik-adik siapa yang tahu arti sebuah pepatah yang mengatakan ‘lempar batu sembunyi tangan’? arti dari pepatah itu adalah seorang yang berani berbuat tapi tidak mau menanggung akibat dari perbuatannya. Nah, Adik-adik, hari ini kita akan belajar untuk berani bertanggung jawab dan memikirkan akibat dari semua perbuatan kita.

Nah Alkitab menceriatakan Pada waktu itu Israel (khususnya Samaria) telah dikepung oleh bangsa Aram di bawah pimpinan raja Benhadad. Bangsa Aram yang mengepung Samaria, berkemah di sekeliling Samaria. Bangsa Israel terkurung dan keadaan ini memperparah kelaparan yang melanda Israel, khususnya Samaria dan sekitarnya. Penduduk Samaria sangat menderita akibat bencana kelaparan ini.  Gambaran dari bencana kelaparan ini bisa kita baca dalam 2 Raja- raja 6:25-29. Kelaparan yang hebat ini juga dialami oleh empat orang yang sakit kusta. Mari, kita perhatikan percakapan mereka!

“Mengapakah kita duduk-duduk di sini sampai mati? Jika kita berkata: baiklah kita masuk ke kota, padahal dalam kota ada kelaparan, kita akan mati di sana. Dan jika kita tinggal di sini, kita akan mati juga. Jadi, sekarang, marilah kita menyeberang ke perkemahan tentara Aram. Jika mereka membiarkan kita hidup, kita akan hidup, dan jika mereka mematikan kita, kita akan mati. ”

Dari percakapan 4 orang kusta ini, menurut Adik-adik, bagaimana keadaan mereka? Bersukacita atau putus asa? Apa yang mereka rencanakan? Mengapa mereka merencanakan hal itu? Kira-kira mereka sadar tidak dengan akibat dari perbuatan mereka?

Dalam kondisi mengalami kelaparan yang parah ini, keempat penderita kusta tidak berputus asa. Mereka masih berpikir, bagaimana caranya mereka dapat mengatasi kelaparan. Mereka berpikir, harus berani bertindak. Sesulit apa pun, bahkan resiko apa pun mereka harus hadapi demi mempertahankan hidup. Mereka sudah siap bila resiko terberat adalah mungkin mereka harus mengahadapi kematian. Mereka sadar akan akibat (konsekuensi) dari tindakan yang mereka pilih. Akhirnya, pada waktu senja keempat orang kusta itu memasuki area perkemahan orang Aram. Ternyata tentara Aram sama sekali tak ada di sana karena Tuhan sudah mengalahkan mereka. Mereka masuk ke salah satu tenda pasukan Aram. Mereka makan dan minum di tenda tersebut, lalu mengambil pakaian, emas dan perak. Setelah itu mereka pergi begitu saja. Tidak hanya itu merekapun juga ingat akan penduduk Samaria yang kelaparan juga, sehingga hati itu menjadi hari yang penuh dengan kelegaan.

Nah, Adik-adik, pengalaman keempat orang kusta tadi berharga bagi kita sekarang. Kita dapat belajar bahwa setiap tindakan dan perbuatan kita selalu ada akibatnya. Kita harus berani atau siap menanggung akibat dari setiap tindakan kita. Untuk itu Adik-adk harus berpikir baik-baik sebelum melakukan tindakan. Pertimbangkan akibatnya: apakah mendatangkan kebaikan atau keburukan, baik bagi Adik-adik sendiri ataupun bagi orang lain. Kiranya Tuhan Yesus menolong Adik-adik untuk lebih bijaksana dalam melakukan tindakan.

Ayat Hafalan

II Korintus  3:12 Karena kami mempunyai pengharapan yang demikian, maka kami bertindak dengan penuh keberanian,

Komitmenku hari ini

 setiap keputusan dan perbuatan kita selalu ada resikonya. Namun jika kita memilih untuk melakukan yang benar, akibatnya adalah baik bagi diri kita sendiri dan juga bagi orang lain. Jadilah bijaksana dalam mengambil pilihan, apa pun keputusan dan perbuatan kita, kita harus berani menanggung resikonya.

ElKids180922 – SP

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *