Hidup didalam Kasih Tuhan
Yohanes 15:12, Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.
Ini adalah sebuah hukum, sebuah perintah dan keharusan untuk kita saling mengasihi. Mau tidak mau, susah atau tidak susah, dan seberapa besarpun kesulitannya, ini adalah perintah bagi kita, supaya kita wajib melakukannya. Karena perintah ini bukan perintah dari seorang komandan, tetapi perintah ini adalah dari seseorang yang memiliki dan memegang kehidupan kita, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Dia yang menciptakan dan menentukan hidup kita, serta membawa hidup kita kepada rencanaNya yang indah.
“Ukuran dan standar perintah itu, bukan hanya sesama manusia saling mengasihi, tetapi mengasihi seperti Tuhan mengasihi kita semua”.
Mengapa sangat sulit untuk mengasihi? Karena zaman ini sudah rusak, kita dikecewakan orang, bahkan kadang-kadang air susu dibalas air tuba. Inilah yang membuat kita susah untuk mengasihi sesama kita. Kita harus selalu mengingat perintah ini, yaitu sekali mengasihi harus tetap mengasihi.
Yohanes 15:13-14, Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.
Ini adalah sebuah predikat atau sebuah jabatan, bahwa murid-murid disebut sebagai sahabat Yesus. Dan peristiwa ini tidak sampai 24 jam ketika Yesus ditangkap dan menyatakan kasihNya, dimana Ia benar-benar memberikan nyawaNya. Dan seorang sahabat, itu selalu mempengaruhi satu dengan yang lain. Jadi, dengan siapa kita bersahabat, kita akan menjadi sama seperti dia. Karena persahabatan bukan hanya sebuah hubungan dekat, tetapi persahabatan yang sesungguhnya saling mempengaruhi satu dengan yang lain, bahkan sampai gaya hidupnya akan menjadi sama. Sehingga firman Tuhan mengingatkan, bahwa pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.
Dalam sebuah perintah selalu ada tujuan, Tuhan memerintahkan supaya kita saling mengasihi karena memiliki tujuan, karena pentingnya tujuan ini, perintah sampai ditegaskan oleh Yohanes.
Yohanes 15:12,17 Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.
Dalam ayat ini Yesus mengulang perintah kepada murid-murid, biasanya jika Yesus mengulang kata yang sama, berarti itu sesuatu sangat penting, ada tujuan dibalik perintah yang Yesus sampaikan kepada murid-murid. Apa tujuan perintah yang Yesus sampaikan?
Yohanes 15:11. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.
Dibalik perintah yang Tuhan sampaikan, ada sebuah tujuan. Supaya kita setiap orang percaya mengalami sukacita dari Tuhan.
”Kalau kita saling mengasihi satu sama lain, yang rusak akan menjadi utuh kembali dan kita akan menjadi sempurna didalam Tuhan, sampai kita menuju kepada kekekalan untuk disempurnakan dengan Tuhan“.
1 Petrus 1:22-23, Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.
Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan kekal.
Orang tidak bisa belajar mengasihi kalau mereka memaksa diri mereka. Kita bisa mengasihi, kalau kita dilahirkan kembali dari benih yang tidak fana.
Yeremia 17:9, Betapa liciknya hati, lebih licik daripada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?
Pada dasarnya, manusia tidak memiliki sifat kasih, hanya Tuhan yang memiliki sifat kasih. Manusia itu licik, dan dalam bahasa Ibrani kata licik itu dipakai kata “AKUB”, yang artinya penipu.
Yohanes 1:1, Pada mulanya adalah Firman: Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
Kita tidak akan dapat melakukan kehendak Tuhan, tanpa lahir kembali. Kelahiran kembali yang membuat kita mampu mengasihi.
Titus 2:11-14 Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah didalam dunia sekarang ini Dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, Yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.
Firman itu yang membuat kita lahir baru, dan firman itu juga yang mendidik kita, sehingga kita bisa bersyukur, karena perintah Tuhan itu tidak menjadi sulit untuk kita lakukan, dan kebahagiaan akan menjadi milik kita.
Hiduplah didalam kasih Allah untuk kita bisa mengasihi sesama, Allah yang akan mendidik kita untuk dapat mengasihi sesuai dengan kehendak-Nya
Rangkuman Khotbah
Pdt. Stefanus Suwarno