“Hidup Oleh Percaya”
Renungan Harian Youth, Rabu 17 Maret 2021
Habakuk 2:1-5
Rekan-rekan youth, barangkali ada diantara kita yang masih kebingungan dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan masa kini dan masa yang akan datang. Bahkan, seringkali apa yang kita doakan, cita-citakan, harapkan itu berbeda dengan kenyataan yang terjadi dalam hidup kita. Atau bahkan segala sesuatu yang kita harapkan itu dijawab oleh Tuhan melebihi apa yang kita pikirkan. Ya, benar kata firman Tuhan, rancangan kita beda dengan rancangan Tuhan dan jalan-jalan Tuhan tidak dapat diselami oleh pemikiran manusia. Coba deh ingat-ingat lagi setiap doa-doa kita, mana yang dijawab Tuhan, mana yang tidak dijawab, dan apa saja yang lebih dari jawaban yang kita inginkan?
Di atas semua hal yang Tuhan nyatakan kepada kita, sebenarnya Tuhan merindukan di dalam diri kita untuk semakin percaya kepada Dia, bahkan hidup yang kita jalani sekarang ini adalah hidup oleh karena percaya kepada Tuhan.
Tuhan selalu menyatakan kerinduanNya yang besar, agung dan mulia kepada umat-umat-Nya yang percaya kepadaNya. Tetapi hal ini selalu diwarnai kesalahpahaman atau kekeliruan oleh umat Tuhan dalam hal mengahadapi masalah yang tidak mampu diselesaikan oleh manusia. Ada begitu banyak pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari dalam hati manusia ketika dilanda sebuah keraguan dan kekuatiran yang muncul karena krisis kepercayaan yang dialami.
Aku mau berdiri di tempat pengintaianku dan berdiri tegak di menara, aku mau meninjau dan menantikan apa yang akan difirmankan-Nya kepadaku, dan apa yang akan dijawab-Nya atas pengaduanku. Lalu TUHAN menjawab aku, demikian: “Tuliskanlah penglihatan itu dan ukirkanlah itu pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat membacanya. Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh.Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.(Habakuk 2:1-4)
Habakuk adalah seorang nabi Tuhan yang hidup sezaman dengan nabi Yeremia, tetapi pemberitaan mereka berbeda. Habakuk menekankan ketidakadilan dan kejahatan yang dilakukan oleh bangsa Kasdim, sedangkan nabi Yeremia memperlihatkan hukuman atas dosa-dosa Yehuda yang dilaksanakan oleh bangsa Kasdim. (perbedaan tekanan ini dapat menimbulkan pandangan yang menganggap Habakuk itu nabi palsu oleh pihak-pihak tertentu)
Salah satu fokus dalam kitab Habakuk adalah pertanyaan yang berbau keluhan dari nabi Habakuk, yaitu mengapa bangsa Kasdim (bangsa yang jahat itu) yang dipakai Tuhan menjadi alat untuk menghukum bangsa mereka. Jadi, sebenarnya maksud dari Habakuk dengan pertanyaan tersebut adalah dimanakah keadilan Tuhan Allah?
Tetapi di dalam keadaan (yang terkesan ragu) seperti itu, Habakuk masih bertindak menantikan jawaban dari Tuhan. Perhatikan:
1. Meninjau untuk menantikan/melihat
Menunjukkan sebuah aktivitas seseorang yang mengaharapkan sesuatu dari TUHAN. Habakuk masih memiliki kesadaran bahwa ia adalah seorang nabi Tuhan; dan ia tetap mengarahkan respon dan pemikirannya sesuai dengan ketetapan Tuhan.
2. Tuliskanlah penglihatan itu dan ukirkanlah itu pada loh-loh
Penglihatan ini harus dicatat dan dijelaskan kepada seluruh umat dan semua orang harus tahu, apakah yang menjadi jawaban Tuhan kepada Habakuk. Ada yang menerjemahkan ayat ini, yaitu: “supaya orang yang membacanya dapat berjalan” … bahwa orang yang membaca Firman Tuhan itu dapat meneruskan hidupnya. Apa pun situasi yang terjadi saat ini, Firman Tuhan akan tergenapi dalam setiap kehidupan manusia.
3. Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya…
setidak-tidaknya, ayat ini menerangkan bahwa penglihatan itu barulah berada dalam taraf dinantikan pada saat tertentu. sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh – Akan direalisasikan pada suatu masa tertentu. Setiap orang percaya harus menantinya dengan penuh kesabaran dan keteguhan iman.
4. Tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya
Membusung dan tidak lurus hatinya menunjukkan kesombongan dari dalam hati. ‘hati’ menunjuk kepada manusia secara keseluruhan. Dan kemudian, orang benar adalah orang yang secara praktis menuruti petunjuk-petunjuk yang ditentukan oleh Allah.
Bagaimanakah seseorang dapat hidup oleh percayanya?
Kata dasar kepercayaan di dalam bahasa Ibrani berarti keteguhan, kebenaran, dan kesetiaan sebagai bagian dalam sifat-sifat alami yang dimiliki setiap manusia. Orang yang memiliki sifat-sifat seperti ini biasanya dapat menjelaskan sikapnya terhadap Allah dan sesamanya manusia. Orang benar ini yang ‘akan hidup’, dan pengharapan yang dimiliki oleh setiap orang benar itulah yang akan membawa mereka melihat janji-janji Tuhan menjadi nyata.
Lalu bagaimana dengan orang yang tidak lurus hatinya?
Orang sombong dan khianat dia yang melagak, tetapi ia tidak akan tetap ada; ia mengangakan mulutnya seperti dunia orang mati dan tidak kenyang-kenyang seperti maut, sehingga segala suku bangsa dikumpulkannya dan segala bangsa dihimpunkannya.” (Habakuk 2:5 ITB)
Ini sebenarnya ditujukan kepada bangsa Kasdim. Tetapi dalam realitas kehidupan orang percaya, maka kita mendapat sebuah kesimpulan yaitu bahwa setiap orang yang berlaku sombong pastilah tidak akan mendapatkan pembelaan dari Tuhan dan akhir hidup mereka sangatlah mengenaskan.
Jawaban Tuhan itu memberi harapan yang besar bagi orang-orang yang hidup dalam kepercayaannya kepada Tuhan, sehingga selalu ada kekuatan dan semangat yang baru timbul dalam diri dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan yang dialami
Komitmen kita:
Aku mau belajar menjadi orang yang memiliki hati yang lurus dan benar dihadapan Tuhan dalam segala situasi kehidupan, mulai dari masa kini sampai kepada masa yang akan datang.
A m e n!!!
RM – YDK
Tuhan Yesus Memberkati
Sungguh menggugah! Seperti otakku naik roller coaster wawasan. 🎢🧠 #IndosneioSensasiWawasan