Hikmat yang tak ternilai

September 3, 2021 0 Comments

Renungan Harian, Jumat 03 September 2021.

Ayub 28:18-19, “Memiliki hikmat adalah lebih baik dan pada mutiara. Permata krisolit Etiopia tidak dapat mengimbanginya, ia tidak dapat dinilai dengan emas murni?”

Shalom bapak, ibu dan saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus.  Semoga kita semua selalu ada dalam pemeliharaan dan perlindungan Tuhan. 

Bicara tentang kata “HIKMAT” setiap kita pasti sangat akrab dengan kata tersebut.  Apabila ada diantara kita, saudara kita atau bahkan orang lain yang melakukan sebuah kesalahan tidak sedikit juga diantara kita yang mengatakan “kurang Hikmat dia…” 

Pertanyaannya sekarang adalah, Apakah hikmat itu?  Dan mengapa hikmat lebih berharga dari mutiara, permata maupun emas murni sekalipun? 

Dalam teks bacaan kita hari ini ditulis oleh seorang yang kisahnya sangat fenomenal yaitu Ayub.  la mengalami ujian yang begitu berat, karena semua anak dan mantunya mati dan hartanya habis, ludes dalam sekejap.  Padahal dia adalah seorang yang saleh, jujur, takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.  Tentunya apabila kita berada diposisi beliau pastinya kita akan memiliki pertanyaan “Mengapa hal ini terjadi atas  orang yang memiliki kriteria demikian???”

Bapak, ibu dan saudara yang terkasih.  Secara literal, kata Hikmat dalam Perjanjian  Lama memiliki arti  “Kemampuan Intelektual”.   Dalam kitab Amsal, Hikmat adalah sesuatu yang bersifat praktis yaitu mengenai etika kehidupan sehari-hari. 

Jadi hikmat bukan hanya hasil dari kepandaian atau kemampuan intelektual seseorang semata, tetapi Hikmat juga muncul dari proses seseorang yang tetap percaya kepada Tuhan.

Mengapa hikmat muncul melalui proses seorang yang menang setelah melewati ujian? 

Ya, ibarat mutiara yang dihasilkan oleh kerang, kerang harus menghadapi penderitaan, yaitu masuknya kerikil ke dalam cakang kerang. Bertahun-tahun kemudian baru sebutir mutiara terbentuk.  Demikian juga permata atau berlian. Permata berstruktur kimia sama dengan batu bara. Namun permata dihasilkan dari proses yang lebih lama yaitu ribuan tahun di bawah perut bumi. Hal yang mirip juga dengan emas murni. Emas yang ditambang masih bercampur dengan tanah dan logam lain. Untuk memurnikan emas dari logam lain perlu proses yaitu dipanaskan di dalam dapur api.

Mungkin saat ini kita berlaku benar namun kita malah mengalami ketidakadilan.  Kita berjuang untuk orang-orang yang Anda kasihi, tetapi justru merekalah yang memfitnah kita.  Keadaan ini memang tidak adil, namun ini keadaan yang nyata yang sedang kita alami. 

Kita percaya bahwa ini adalah sebuah proses pemurnian, maka kita akan dengan rela menjalani, sehingga kita mengalami damai sejahtera dan di hati kecil kita, kita percaya bahwa di akhir dari proses ini pasti ujungnya akan mendatangkan kebaikan buat Anda.

Ketahuilah bahwa sebenarnya Tuhan sedang mengajarkan “hikmat tersembunyi.”  Tuhan sedang mengizinkan pemurnian motivasi hati Anda di dapur api. Tuhan sedang mengajarkan hikmat pengertian yang bernilai lebih dari emas yang murni.

Hikmat sebenarnya adalah cara berpikir Tuhan, itu sebabnya ketika kita menerima hikmat Tuhan, sebenarnya secara tidak langsung kita telah bertemu dengan Tuhan.  Itu sebabnya walau Ayub adalah orang yang saleh dan takut akan Tuhan namun ia belum “bertemu” dengan Tuhan. 

Baru setelah ia melewati ujian yang berat Ayub dapat berkata, “

Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau” (Ayub 42:5).

Bapak, ibu dan saudara yang terkasih, Ketika kita mempunyai cara berpikir Tuhan, maka sebenarnya kita sedang dipakai Tuhan untuk menolong lebih banyak orang, mungkin keluarga besar kita atau kota Anda.

Proses akan menghasilkan perubahan cara berpikir dan pengalaman baru yang membawa kita pada hikmat yang tak ternilai.

Amin

Tuhan Yesus Memberkati.

DS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *