“HUKUM PENGAMPUNAN”
Renungan Harian Anak, Senin 04 Oktober 2021
Syalom adik-adik Elohim Kids … semangat hari senin ya, berarti semangat untuk bersekolah Kembali … yuk kita akan merenungkan Firman Tuhan hari ini melanjutkan apa yang sudah adik-adik pelajari dalam Sunday Funday kemarin tentang HUKUM PENGAMPUNAN
Adik-adik, jikalau ada yang meminjam barang kepunyaan Adik-adik, apakah yang Adik- adik meninginkan barang itu dikembalikan kepada Adik-adik? Ya, tentu kita ingin agar teman kita mengembalikan barang itu. Nah, bagaimana kalau sudah lama sekali, ia belum juga mengembalikan? Mungkin ada yang marah-marah, lalu minta supaya barang miliknya segera dikembalikan. Jikalau ia meminjam lebih dari satu barang, bahkan banyaak sekali, apakah kira-kira adik-adik akan sangat marah? Hmmm bisa jadi ya …
Dalam Injil Matius 18:21-35, ada perumpamaan tentang bagaimana kita harus belajar mengampuni.
Nah, ada seorang raja yang marah kepada hambanya, karena ia sudah meminjam uang milik raja sangat banyak, namun tidak mengembalikannya pada raja. Raja marah besar sehingga memerintahkan hamba itu supaya menjual segala harta kepunyaannya, termasuk anak dan isterinya. Hamba itu memohon dengan sangat belas kasihan raja, “Sabarlah raja, nanti akan kubayar, kasihanilah aku.” Akhirnya raja itu memaafkan dan membebaskannya. Pasti hamba itu senang sekali, ia melompat-lompat kegirangan. Sekarang ia bebas, tidak perlu membayar apapun kepada raja.
Tetapi ketika hamba itu keluar, dia bertemu dengan temannya yang meminjam sedikit uang padanya. Hamba yang baru saja dibebaskan itu kemudian menangkap dan mencekik teman yang berhutang kepadanya. Dia mengancamnya, ”Ayo, kembalikan sekarang, uang yang kau pinjam itu!” Padahal, pinjaman temannya itu tidak terlalu besar, bahkan sangat sedikit sekali jika dibandingkan dengan hutangnya kepada sang raja. Tetapi ia tidak mengampuni malah membuat temannya masuk penjara hingga ia dapat mengembalikan uangnya. Wah jahat sekali rupanya orang itu. la tidak seperti raja yang baik hati yang sudah membebaskannya.
Raja mengetahui kejadian tersebut, la memanggil hamba yang jahat itu kemudian menghukumnya. Raja marah, “Mengapa kamu tidak kasihan kepada temanmu ?. Bukankah kamu meminjam uang lebih banyak tetapi aku telah membebaskanmu?” Karena hamba itu tidak mengampuni temannya, maka hamba itu mendapat hukuman raja. Seandainya hamba itu memaafkan temannya, menurut Adik-adik apakah hamba itu akan dihukum raja? Ya, betul, pasti tidak. Sebab raja mau hamba itu mengasihani temannya dan mengampuninya seperti dia sudah dikasihani dan diampuni.
Adik-adik setiap kita bisa marah dan dikecewakan oleh orang-orang disekitar kita bisa orang tua, saudara, sahabat dan yang lainnya. Adik-adik, bagaimana kalau Adik-adik hatinya disakiti? Bagaimana sikap Adik-adik jika seseorang yang menyakiti kalian datang dan meminta maaf kepada Adik-adik? Apakah Adik-adik mau memaafkannya atau tidak? Jika Adik-adik tidak mau memaafkan teman itu, bagaimana perasaan Adik-adik?Tentu Adik-adik merasa tidak enak, sedih dan kesal, sehingga muka Adik-adik cemberut. Betul, ’kan? Tanpa memaafkan, kita akan merasa tidak sejahtera jika bertemu dengan mereka. Sebaliknya kalau Adik-adik memaafkan, ada rasa damai dalam hati dan Adik-adik dapat tidak punya beban dalam hati.
Nah Adik-adik, Tuhan Yesus seperti raja itu mau mengampuni dosa-dosa kita. Tuhan mau kita juga memaafkan orang lain yang bersalah. Kalau Adik-adik mau memaafkan, hati Adik-adik akan merasa tenang dan damai, sehingga dapat tersenyum. Ayo kita belajar memaafkan karena Tuhan lebih dulu telah memaafkan kita.
Kedamaian adalah anugerah Tuhan bagi setiap orang yang mengaku dosanya dan hadiah bagi orang yang mau memaafkan orang lain.
Mengampuni 70 x 7 kali adalah hukum Pengampunan yang Tuhan Yesus ajarkan, ini bukan berarti kita mengampuni hanya sampai 490 kali, tetapi mengenai kualitas hati untuk mau hidup didalam kasih yang mau untuk mengampuni kesalahan orang lain, seperti Tuhan sudah mengampuni dan mengasihi diri kita.
Ayat Hafalan
Efesus 4:32 Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
Komitmenku hari ini
Aku mau selalu belajar untuk mengampuni, tidak mudah untuk melakukannya namun pengampunan adalah buah kasih yang lahir dalam diri kita
SF031021 – SP