I AM WORTHY
Renungan harian Youth, 20 September 2021
Hallo rekan-rekan youth,salam sehat selalu, Gimana kabarnya? Semoga kita semua selalu ada dalam lindungan kuasa Tuhan Yesus Kristus! Dan pastinya kita harus selalu tetap bersemangat menjalani hari-hari kita. Anyway tema-teman, ALKITAB banyak sekali membahas tentang kondisi hati seseorang yang juga tidak kalah pentingnya. Salah satunya dalam ayat ini:
Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. Amsal 4:23 TB
Beberapa waktu lalu, orang-orang Kristen di dunia, terutama di Amerika dikagetkan dengan berita kematian Jarrid Wilson. Dia adalah salah satu asisten pendeta dari gereja besar Harvest Christian Fellowship di California, AS. Pada usia 30 tahun dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Banyak orang bertanya-tanya: bagaimana mungkin seroang pendeta mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri? Bukankah dia sendiri menjadi penggerak Anthem of Hope, sebuah pelayanan untuk orang-orang yang mengalami depresi? Mengapa Jarrid sendiri gagal mengatasi depresi dalam dirinya? Tidak bisa dipungkiri jika ada dari kita yang sudah terluka karena situasi yang berada di luar kendali kita. Sehingga kita terluka dan mengalami kerusakan dalam diri kita. Jadi kalau ada dari kita yang sedang berada dalam kondisi yang tidak utuh seperti patah hati, depresi, gelisah atau mengalami kerusakan dalam mental dan jiwa, kami berharap agar ke depan kita semua dapat menemukan jawaban dan mengalami Kuasa Tuhan untuk memutar-balikkan keadaan kita ke dalam pemulihan.
Remaja dan Pemuda adalah kelompok individu yang paling rentan mengalami gangguan mental. Sebab, banyak faktor risiko yang dihadapi remaja yang berpotensi memengaruhi kesehatan mental mereka. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan stres selama masa remaja antara lain keinginan besar untuk lebih mandiri, tekanan saat menyesuaikan diri dengan teman sebaya, serta peningkatan akses dan penggunaan teknologi. Faktor penentu lainnya termasuk kondisi rumah tangga dan kekerasan seksual yang rentan menimpa para remaja.
Beberapa tokoh hebat dalam Alkitab pernah mengalami keputusasaan. Elia ingin cepat-cepat mati (1 Raja-raja 19:4); Yeremia mengutuki kelahirannya (Yeremia 20:14-15); Paulus terbebani dengan pelayanannya yang begitu keras sehingga dia kehilangan harapan (2 Korintus 1:8). Artinya, Alkitab tidak dihuni oleh tokoh-tokoh hebat. Bahkan mereka yang sering dipakai Allah untuk mengadakan mukjizat juga tidak kebal terhadap keputusasaan. Alkitab diisi oleh manusia-manusia lemah yang dihiasi kemurahan dan kekuatan Allah. Sangat konyol dan sombong jikalau seseorang berani menghakimi sesama orang percaya yang bergumul dengan depresi.
Perhatikan beberapa Firman Tuhan berikut: Hati yang gembira menyehatkan badan; hati yang murung mematahkan semangat. Amsal 17:22 BIS; Hati yang tenang menyehatkan badan; iri hati bagaikan penyakit yang mematikan. Amsal 14:30 BIS; Hati yang gembira membuat muka berseri-seri; hati yang sedih mematahkan semangat. Amsal 15:13 BIS.
Jadi hati yang rusak dan hancur akibat luka yang belum sembuh akan sangat mempengaruhi seluruh hidup kita. Hati yang terluka membuat kita kehilangan Pengharapan, orang yang hilang pengharapan tidak lagi bisa melihat masa depan bagi dirinya sendiri baik itu di dalam Hubungan, situasi dan keadaan. Orang tersebut merasa kehilangan kendali. Saat kita terisolasi, putus hubungan dan kebutuhan emosional kita tidak lagi terpenuhi, kita akan mati perlahan-lahan dan disitulah terjadi depresi dan kegelisahan batin yang berat.
Perhatikan ayat berikut sebagai solusi dari Tuhan.
Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya. Mazmur 34:19 TB
Kalau kita mengalami patah hati dan jiwa kita remuk, kita merasa patah hati, dan tidak ada harapan dan masa depan, saat kita mengalami semua ini, sangat mudah berasumsi bahwa Tuhan jauh dari kita. Tetapi Firman Tuhan mengoreksi kita, jangan berasumsi bahwa kita mengalami semua itu karena Tuhan jauh dari kita. Tuhan bukan sebabnya, tetapi Dia adalah solusi dan Dia mau mendekat kepada kita. Pikiran, pengertian, perasaan, perkataan dan tindakan sudah diracuni oleh dosa. Tidak ada satu elemen pun yang kebal. Semua orang memiliki disposisi tertentu dalam dirinya. Ada yang lemah di bidang seksual, fisikal, maupun mental. Setiap orang menghadapi kehancurannya sendiri-sendiri.
Gambar diri semua manusia rusak akibat dosa tersebut, sehingga manusia memiliki sifat alamiah yang tidak lagi segambar dan serupa dengan penciptanya. Akibatnya memiliki mental yang membawa kepada hal yang tidak baik.
Hendaklah kalian saling membantu menanggung beban orang, supaya dengan demikian kalian mentaati perintah Kristus. Galatia 6:2 BIS
Kita tidak diciptakan untuk menanggung beban sendiri. Apakah kita sebagai Pelayan dan pengikut Tuhan bersedia untuk membantu menanggung beban orang lain? Karena itulah cara kita mentaati perintahNya.
Terkadang kita gak sadar kalau mental kita bisa atau bahkan sedang terganggu, mari kita perhatikan kesehatan mental kita. Temukan penyebabnya, berdoalah minta Tuhan memulihkan keadaanmu. Terbukalah dengan orang yang kamu percaya. Jangan menghakimi orang lain tanpa tau kisahnya.
Komitmen Kita:
Aku mau memiliki mental penerimaan, yang dapat membuat hatiku tetap fokus pada rancangan Tuhan dan tidak memusingkan diri terhadap perlakuan buruk yang orang lain lakukan terhadap kehidupanku. Aku tahu bahwa Tuhan sanggup memberikan damai sejatera yang melampaui segal akal di dalam hidupku.
Amin
Tuhan Yesus Memberkati
ER 180921-LP