Ibadah yang Berkenan
Bacaan : Roma 12
Ayat Pokok : Roma 12:1 “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati”.
Shalom… selamat pagi bapak, ibu dan saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus.
Jika kita membaca Alkitab, dalam Perjanjian Lama kita menemukan bahwa ada berbagai macam bahan dan metode harus disiapkan untuk bisa datang beribadah kepada Tuhan. Tidak hanya itu, pada waktu itu hanya Imam besar saja yang diizinkan masuk ke dalam Ruang Maha Kudus itupun hanya sehari dalam setahun, tetapi berbeda dengan Daud. Pada tenda yang Daud dirikan dimana disitulah dia meletakan Tabut Perjanjian [Lambang Kehadiran Allah pada waktu itu bagi umat Israel] dia dapat duduk di hadirat Tuhan, dalam banyak kesempatan.
Jika kita melihat pribadi Daud, dia memang bukan pribadi yang sempurna, tetapi Daud adalah pribadi yang berkenan di hati Tuhan dan yang melakukan segala kehendak-Nya. Dalam Kisah Para Rasul 13:22 salah satu terjemahan Alkitab menuliskan bahwa Daud adalah pribadi yang hatinya sama dengan hatinya Tuhan.
Kuncinya adalah Daud mampu membangun persekutuan yang intim dengan Allah.
Ini jauh lebih menakjubkan jika kita menyadari bahwa semua ini terjadi sebelum Yesus mati di kayu salib dan merobek tirai antara Allah dan manusia. Intensitas kasih Daud kepada Allah mengatasi penghalang antara dirinya dengan Allahnya.
Bapak, ibu dan saudara yang terkasih. Dalam perjalanan kehidupannya, ada begitu banyak proses demi proses yang dihadapi oleh Daud. Namun dalam setiap proses yang dihadapi, Daud selalu datang kepada Allah dan dipenuhi dengan persekutuan dengan hadirat-Nya yang agung dan mulia sampai benar-benar mampu menjamah hati Allah dan membiarkan hati-Nya menjamah hidup Daud sehingga ia dipenuhi dengan kasih-Nya. Tidak heran sekalipun Daud miskin akan kasih dari orang tua dan saudara-saudaranya namun ia kaya akan kasih Tuhan.
Daud senantiasa menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan Allahnya dan memiliki relasi yang intim dengan Tuhan.
Ketika diperhadapkan dengan Goliat, Daud berani melawan ketidakbenaran dengan kekuatan Tuhan dan sekalipun Samuel sudah mengurapinya sebagai raja Israel, Daud bersabar menanti waktu dan kesempatan dari Tuhan.
Hal lain yang menonjol dari Daud adalah dia pribadi yang senantiasa dipenuhi dengan rasa bersyukur.
Dibeberapa kesempatan sebenarnya Daud dapat melakukan pembalasan kepada Saul atas apa yang telah dilakukannya, namun ia tidak mempergunakan kesempatan itu dan menyerahkan sepenuhnya bahwa hak pembalasan adalah milik Tuhan. Daud juga merupakan pribadi yang memiliki ketaatan untuk bertobat dan mengakui kesalahannya. Ketika nabi Natan menegurnya, Daud tidak sedikitpun berkelit dan membela diri dari dosa-dosanya. Hal-hal tersebut menjadi elemen “Ibadah” yang sejati yang senantiasa Daud bangun dalam hidupnya.
Bapak, ibu dan saudara yang terkasih.
Ibadah yang sejati dan berkenan kepada Allah adalah persekutuan dengan Pribadi-NYA yang maha kudus sampai kita benar-benar mampu menjamah hati Allah.
Hari ini kita belajar dari teladan kehidupan Daud. Sebagai umat Tuhan, kita dipanggil untuk menjadi perwakilan atau duta Kerajaan Sorga dimanapun kita berada. Kita harus memiliki persekutuan yang intim dengan Allah dengan menjaga kekudusan hidup kita. Berikan ruang seluas-luasnya untuk Allah bekerja melalui Roh Kudus dalam hidup kita, sehingga kuasa Allah nyata melalui hidup kita bahwa segala perkara dapat kita hadapi bersama DIA dan jangan melakukan pembalasan karena penghakiman adalah hak Tuhan serta jadilah pribadi yang mudah untuk mengakui kesalahan dan bertobat.
Jika hal ini dapat kita latih dan lakukan dalam hidup kita maka kita sedang membangun ibadah yang berkenan kepada Tuhan. Amin.
Tuhan Yesus Memberkati.
DS