“Iman ditopang Oleh Kasih”
Renungan harian, Kamis 30 Juli 2020
Sebagai orang percaya, Iman kita harus terus bertumbuh dalam kebenaran. Seperti Sebuah jembatan yang terus dibebani tanpa memperhatikan struktur dasarnya, lama kelamaan akan ambrol. Dunia ini banyak memberikan beban dan tantangan yang bisa jadi membuat iman kita kedor, jika kita tidak memperhatikan apa- apa yang diperlukan untuk menguatkan iman itu maka suatu kali, iman kita bisa goyah dan rapuh sehingga musuh akan dengan mudah untuk menggoyangnya.
Membangun Penopang-penopang iman orang percaya
IMAN DITOPANG OLEH KASIH
“… iman yang bekerja oleh kasih.” – Gal 5:6
Ada ungkapan yang mengatakan bahwa: Iman membuat segala sesuatu menjadi mungkin, tetapi kasih membuat segala sesuatu menjadi mudah dan indah. Ungkapan ini benar karena banyak orang beriman untuk hal-hal yang besar tetapi kurangnya kasih dalam hidup mereka maka hal-hal yang mereka imani seakan-akan tidak pernah akan terjadi, karena imannya hanya tentang dirinya sendiri.
Di dalam Alkitab ada suatu kisah yang menarik yaitu Yusuf. Tidak dapat dipungkiri bahwa Yusuf adalah seorang anak muda yang mendapat banyak mimpi yang dari Tuhan. Di dalam mimpinya, dia melihat hal-hal yang besar yang Tuhan siapkan bagi dirinya. Dan sebagai anak kesayangan dari Yakub, Yusuf mendapatkan baju yang indah-indah dari sang ayah. Masalah mulai timbul pada waktu Yusuf yang masih muda itu tidak sensitif terhadap perasaan orang lain. Apa yang dia lakukan? Dia menceritakan mimpinya kepada saudara- saudaranya. Dan hal ini menimbulkan perasaan iri hati dalam diri saudara-saudara Yusuf, apalagi waktu dia mulai pamer jubah maha indahnya di depat orang lain. Untuk apa hal semacam itu dilakukan Yusuf? Tidakkah ia tahu bahwa hal seperti itu hanya akan sakit hati pada diri saudara-saudaranya? Jika Yusuf mengasihi saudara-saudaranya yang lain, dia tidak akan melakukan hal yang seperti itu. Karena firman Tuhan mengatakan:
“Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan…” -1 Korintus 13:4-5
Karena kasih, maka seseorang dapat menempatkan dirinya pada tempat yang tepat terhadap orang lain.
Berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan orang lain. Sedangkan ada seorang yang lain di Perjanjian Baru yang juga bernama Yusuf. Diapun mendapat mimpi tentang apa yang Tuhan akan lakukan. Tetapi karena orangnya rendah hati maka dia hanya menanggung apa yang harus tanggung. Dia tidak perlu menanggung apa yang tidak perlu ia tanggung seperti apa yang dialami oleh Yusuf (dalam Perjanjian Lama).
Perjalanan iman kita akan banyak terkendala jika kita tidak hidup dalam kasih. Iman tanpa tindakan tidak akan ada artinya dan tindakan iman itu adalah kasih.
Dalam kisah Mujizat Tuhan Yesus juga ada banyak Mujizat yang dilahirkan oleh orang-orang yang memiliki Iman dilandasi oleh Kasih mereka. Iman empat orang sahabat yang membawa kepada Yesus sahabatnya yang mengalami sakit lumpuh, walaupun harus membongkar atas sebuah rumah (Markus 2:1-12) disana dinyatakan Tuhan melihat iman dari empat orang sahabat ini. Kisah perwira romawi di Kapernaum yang datang kepada Tuhan demi pembantunya yang sakit (Matius 8:5-13) Tuhan Yesus menyebutnya memiliki “iman yang besar” iman yang penuh dengan kasih.
Hal lain yang perlu kita perhatikan adalah: iman akan semakin dikuatkan jika ada orang lain yang memberikan dukungan.
Maksudnya jika kita berjalan bersama-sama dengan seseorang yang mempunyai iman yang sama, maka akibatnya iman kita akan semakin diteguhkan. Berdua lebih baik dari pada seorang diri. Dan yang dapat mempersatukan kita adalah kasih. Kasih mempererat hubungan kita dengan orang lain. Kasih menciptakan sinergi iman. Dan jika hal itu terjadi, janji Firman Tuhan mengatakan:
“Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.” – Mat 18:19
Wow betapa luar biasanya jika terjadi sinergi iman melalui kasih. Sinergi iman akan membawa terobosan-terobosan yang luar biasa.
Jika seseorang datang dengan masalah yang ia hadapi. Apa yang harus saya lakukan?
Pertama, saya harus mengasihi orang tersebut.
Kasih itu membuat saya dapat merasakan apa yang sedang ia rasakan. Kasih itu membuat saya tidak menghakimi orang tersebut.
Kedua, menantang dia untuk beriman kepada Tuhan.
Mempercayai bahwa Tuhan sanggup menolong atau melepaskan dia dari masalah yang sedang menimpa dirinya. Saya berusaha menguatkan imannya, melalui keyakinan saya akan janji Tuhan dan mengangkat iman orang tersebut sampai bisa terjadi sinergi iman.
Iman yang ditopang oleh Kasih, akan menghasilkan sinergi dan tindakan. iman akan semakin dikuatkan jika ada orang lain yang memberikan dukungan.
PPI_1