“INGATLAH KEBAIKAN TUHAN”
Renungan Harian Kamis, 09 Juli 2020
Yosua 4:1-24
Kita percaya bahwa kita memiliki dan mengenal Tuhan yang Perkasa, tiada yang mustahil bersama Dia. Dia dapat memindahkan gunung, membuat matahari tetap tegak, dan menyembuhkan orang sakit.
Dalam Yosua pasal 4, kita membaca bagaimana Tuhan menggenapi pekerjaan maha besar membawa bangsa Israel ke Tanah Perjanjian. Tuhan memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan kepada kebebasan seperti yang Dia janjikan. Karena besarnya apa yang Dia sudah lakukan, Tuhan tak ingin bangsa Israel untuk pernah melupakan apa yang Dia lakukan bagi mereka. Tuhan ingin bangsa Israel untuk selamanya mengingat mujizat yang Dia sudah kerjakan bagi mereka dan betapa Dia Tuhan yang perkasa dan berkuasa.
Tuhan memerintahkan Yosua untung membangun BATU PERINGATAN
Ketika Bangsa Israel menyeberangi sungai Yordan untuk memasuki tanah perjanjian, menjadi momen yang sangat penting karena Bangsa Israel akan memasuki tanah PERJANJIAN yang Allah telah janjikan melalui nenek moyang mereka. Ketika mereka berjalan menyeberangi sungai Yordan adalah sebuah peristiwa yang ajaib karena sekali lagi Tuhan mengendalikan alam semesta dengan membelah sungai Yordan agar bangsa Israel dapat menyeberanginya. Pada peristiwa ini Allah memerintahkan untuk masing-masing suku mengambil sebuah Batu, yang akan dipergunakan sebagai batu peringatan.
Yosua 4:5-7, dan Yosua berkata kepada mereka: “Menyeberanglah di depan tabut TUHAN, Allahmu, ke tengah-tengah sungai Yordan, dan angkatlah masing-masing sebuah batu ke atas bahumu, menurut bilangan suku orang Israel, supaya ini menjadi tanda di tengah-tengah kamu. Jika anak-anakmu bertanya di kemudian hari: Apakah artinya batu-batu ini bagi kamu? maka haruslah kamu katakan kepada mereka: Bahwa air sungai Yordan terputus di depan tabut perjanjian TUHAN; ketika tabut itu menyeberangi sungai Yordan, air sungai Yordan itu terputus. Sebab itu batu-batu ini akan menjadi tanda peringatan bagi orang Israel untuk selama-lamanya.”
TUHAN memerintahkan untuk membangun BATU PERINGATAN, Sebagai warisan kepada anak cucu, agar dari generasi kepada generasi mereka mengenal karya Tuhan yang ajaib.
Monumen kehidupan adalah sarana Allah untuk mengingatkan akan karya yang ajaib dan perkasa dalam kehidupan kita.
Pikirkanlah sejenak, Tuhan telah berbuat hal-hal menakjubkan dalam hidup kita semua. Dia mungkin pernah mengadakan mujizat kesembuhan atau membebaskan kita dari belenggu keterikatan menuju kepada kelepasan. Luangkan waktu hari ini untuk mengingat hal-hal dahsyat yang Tuhan lakukan bagi kehidupan kita. Bahkan melalui peristiwa-peristiwa yang menyedihkan atau dukacita Tuhan menjadikannya sebagai monumen untuk mengingatkan penyertaanNya dalam kehidupan kita.
Mazmur 105:5 Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mujizat-mujizat-Ny dan penghukuman-penghukuman yang diucapkan-Nya.
Mari kita menyadari bahwa ada batu-batu yang sedang kita susun setiap waktu yang nantinya akan menjadi sebuah MONUMEN KEHIDUPAN yang akan dilihat oleh banyak orang yang melihatnya bahkan generasi generasi yang akan datang akan melihat karya Tuhan didalam kehidupan kita.
TATALAH MONUMEN KEHIDUPAN kita, supaya setiap batu yang kita tata dalam kehidupan ini, boleh menjadi alat kesaksian, dan menyatakan kemuliaan bagi nama Tuhan. Sebaliknya juga sebuah menjadi pengingat adalah jangan menata monumen yang memalukan, yang berisi kegagalan kita untuk setia kepada Tuhan.
Pujilah Dia dan berjanjilah pada Tuhan bahwa kita tak akan pernah melupakan hal-hal luar biasa yang Dia sudah lakukan dalam kehidupan kita.
YNP
jangan menata monumen yang memalukan, yang berisi kegagalan kita untuk setia kepada Tuhan.
Pertanyaan nya , bagaimana kalau hal yang memalukan yang kita lakukan adalah kehendak Tuhan ? Apa tetap tidak boleh ?
Apakah hal ini tidak membuat kita stress dan akhirnya antipati terhadap Tuhan?
Yang perlu dipertanyakan adalah tindakan “Memalukan” adalah kehendak Tuhan?
Kehendak Tuhan selalu didalam kebenaran Firman, Melakukan kehendak Tuhan tidak pernah menghasilkan hal yang memalukan tetapi seharusnya memuliakan Tuhan.
Ketika kita mengenal kehendak Tuhan, maka tidak akan lahir atau menghasilkan stres dan “antipati” kepada pribadiNya….
ingatlah undangan Tuhan Yesus kepada umatNya.
Mat 11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.