INI PERKARA HATI
Renungan Harian Youth, Rabu 27 April 2022
Syalom rekan-rekan youth semuanya
Kembali kita akan membahas tentang Integritas. Wujud integritas berasal dari apa yang ada dalam hati dan pikiran kita. Karena perbuatan kita sering kali mengungkapkan isi hati kita. Yesus sendiri mengatakan bahwa tindakan kita membuktikan apa yang ada di dalam hati kita. “Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya,” kata-Nya kepada murid-murid-Nya di dalam Markus 7:20-22. “Sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pem¬bunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.”
Di dalam Lukas 6:43-45, Yesus menekankan perkara yang sama, “Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik. Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur. Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya.”
Tuhan Yesus mengajarkan bahwa perkataan dan perbuatan kita harus tulus, dan semuanya harus sejalan.
Kita tidak bisa mengatakan, “Aku murid Kristus”, tetapi hidup dengan mementingkan diri sendiri, pemarah, dan tidak jujur. Kalau kita mengaku sebagai orang Kristen atau anak Tuhan, kita harus hidup sebagai orang Kristen. Kita harus hidup di dalam ketaatan kepada Kristus dengan ketulusan dan integritas. Hidup dalam Integritas bukanlah hal yang mudah, butuh perjuangan untuk menjaga hati dan dan kehidupan kita setiap saat. Bagaimana kehidupan kita hidup dalam Integritas ?
Rahasia untuk menjadi kaya dalam integritas adalah dengan menjadi miskin dihadapan Allah
Dalam Khotbah di atas Bukit, Yesus mengajar murid-murid-Nya bagaimana cara hidup yang benar-benar diberkati. Yesus memulai khotbah-Nya dengan mengatakan, “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga” (Matius 5:3). Terjemahan Alkitab The New Living mencatatnya demi¬kian, “Allah memberkati orang yang menyadari kebutuhannya akan Dia, sebab Kerajaan Sorga akan diberikan kepada mereka.”
Untuk menjadi baik, terlebih dahulu kita harus menyadari bahwa kita benar-benar membutuhkan Allah. Pada dasarnya, kita ini tidak lebih dari pribadi yang lemah dan penuh kesalahan. Kita memiliki hati yang cenderung menipu. Akan tetapi, Roh Allah yang bekerja di dalam hidup kita dapat melakukan hal-hal yang penuh kuasa.
Yehezkiel 36:26-27, “Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya”
Ayat ini memberi tahu kita bahwa walaupun mungkin hati kita sudah rusak, Allah memiliki obat pemulihnya: Dia ingin memberi kita hati yang baru melalui hubungan kita dengan Yesus, dengan kuasa Roh Kudus-Nya. Apakah kita menerima hati yang baru itu dan dipimpin oleh Roh Allah, atau apakah kita mau membiarkan hati kita yang lama dan keinginan daging kita untuk menentukan perbuatan dan perkataan kita? Milikilah Hati yang miskin dihadapan Tuhan. Mohonlah anugerah-Nya untuk memiliki hati yang semakin diperbaharui
Intinya adalah jika kita mau untuk berusaha untuk menjalani hidup yang berintegritas dengan kekuatan dan kemampuanmu sendiri, coba saja! Pertama-tama, kamu akan terjerat ke dalam masalah keangkuhan, kalau kamu mengira bahwa kamu bisa menjadi orang baik tanpa pertolongan Allah. Kedua, kamu akan gagal.
Karena itulah Hanya Allah yang sanggup mengubah hati kita, dan hanya Roh-Nya yang bekerja di dalam kitalah yang memampukan kita untuk menjalani kehidupan dengan benar.
Tanpa Dia, kita tidak bisa berbuat apa-apa. Kalau kita benar-benar mau menjadi remaja yang positif, maka seruan hati kita seharusnya adalah, “Tuhan, aku berserah kepada-Mu. Aku mau dituntun oleh-Mu. Basuhlah hatiku dan tolong aku untuk menjadi seperti yang seharusnya, dengan kuasa Roh-Mu.”
Ingatlah bahwa wujud integritas adalah melakukan apa yang benar, walaupun tidak ada orang yang melihat kita. Mari sama-sama kita berjuang untuk menjaga hati yang benar, penuh dengan “Kemiskinan” dihadapan Tuhan, hidup dengan anugerah Tuhan.
Kiranya Tuhan Yesus memberkati dan menolong kita selalu
YNP – YDK