“Jangan Abaikan Allah”

August 4, 2021 0 Comments

Renungan Harian, 04 Agustus 2021

Bacaan: Yakobus 4:13-15

Sebelum kapal Titanic tenggelam, ada sebuah kapal mewah yang lain yang hilang di perairan . Pada tahun 1909, sebuah kapal pesiar raksasa yang sama mewahnya dengan Titanic yakni Waratah berpenumpang 210 orang dan memuat barang seberat 6.500 ton, secara misterius hilang di tengah lautan luas. Kapal pesiar Waratah merupakan kapal yang paling besar dan mewah waktu itu, dan disebut sebagai kapal yang “anti tenggelam sepanjang masa”. Perlengkapannya sangat mewah, di bagian kabin, lebih megah daripada kapal Titanic, dan setara dengan hotel Ritz di Swiss saat ini yang tergolong supermegah. Teknik pembuatan dan teknologinya dapat dinilai nomor satu di dunia.

Tetapi kapal yang sangat besar itu, hilang di tengah lautan. Kapal Waratah tidak dilengkapi dengan komunikasi radio dan instalasi telegram, karenanya setelah bertolak dari Durban, ia tidak mempunyai hubungan komunikasi lagi dengan daratan, juga tidak mengirimkan sinyal pertolongan apa pun. Ahli pencari dan penyelamat bencana laut berpendapat, bahwa kapal uap itu telah tenggelam di lautan luas. Namun, sebab-sebab insiden tersebut malah simpang siur dan membingungkan. Kapal yang anti tenggelam ini ternyata tenggelam juga tanpa diketahui penyebabnya.

Surat Yakobus ini ditujukan kepada orang-orang Yahudi kristen yang berada di perantauan. Dia menulis surat, bukan kepada yang Non kristen. Jadi dosa kesombongan atau dosa mengabaikan Allah dalam bagian ini dilakukan oleh orang kristen.

Mengabaikan Allah

Dalam ayat 13, Yakobus memberikan sebuah contoh mengenai orang kristen yang melakukan rencananya dan bekerja tanpa memikirkan mengenai Allah. Dengan mengabaikan Allah, maka mereka menunjukkan keangkuhan . Orang kristen seringkali diserang oleh dosa seperti ini, yakni tidak mau datang kepada Allah dalam doa untuk menyerahkan segala rencana-rencananya.

Dalam ayat ini Yakobus memberikan contoh mengenai para pedagang. Para pedagang ini mengatakan bahwa hari ini atau besok kami akan berangkat ke kota anu dan disana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung. Apakah salah kalau pedagang ini pergi ke sebuah kota….. lalu tinggal disana untuk jangka waktu tertentu lalu berdagang dan mendapatkan keuntungan? tentu saja, hal ini tidaklah salah. Kita tidak bisa menyalahkan seseorang yang berdagang, karena ini merupakan bagian daripada hidup.

Jadi Yakobus tidaklah mengharamkan pekerjaan berdagang. Hal yang dipersoalkan oleh Yakobus adalah para pedagang mengabaikan Allah. Bagi mereka, uang itu lebih penting daripada melayani Allah. Mereka membuat rencana untuk masa depan tanpa mencari kehendak Allah.

Mereka semua gagal menyadari bahwa mereka tidak dapat menambah hidup mereka satu menit pun. mereka sehaursnya bergantung sepenuhnya kepada Allah. Mereka terlalu angkuh dan menganggap diri hebat dan menguasai hari depan dan mampu menghasilkan keuntungan. Padahal besok pun mereka tidak tahu akan terjadi apa. Besok mereka bisa mati. Karena hidup manusia itu seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap Yak 4:14

Para pedagang ini tidaklah mencari apa arti hidup mereka. Mereka hanya mencari uang, uang dan keuntungan. Mereka lupa bahwa hidup mereka bukan untuk uang. Mereka tidak mengingat yang dituliskan dalam kitab Pengkotbah 12:13 takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang. Tujuan hidup mereka seharusnya adalah memuliakan Allah dan menikmati Allah selamanya. Mereka hanya memikirkan bisnis dari hari ke sehari dan tidak memikirkan makna hidup mereka. Bahkan bukan hanya makna yang tidak terpikirkan, mereka pun juga tidak memikirkan berapa lama sih hidup saya ini. Mereka betul betul mengabaikan nasehat Salomo yang mengatakan :” Amsal 27:1 Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu.

Bagaimankah seharusnya sikap orang-orang kristen?

Yakobus 4:15 Sebenarnya kamu harus berkata: “Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.

Yakobus mengajarkan bahwa Allah itu berdaulat dalam hidup kita. Di dalam seluruh perencanakan dan tindakan dan prestasi, kita harus mengakui Allah.

Kata-kata jika Tuhan menghendaki adalah kata-kata yang umum dipakai dalam beberapa budaya dan agama. Akibatnya kata-kata ini bisa kehilangan maknanya karena saking seringnya diucapkan. Tetapi mengapa Yakobus memberitahukan kepada pembacanya akan formula ini? Dia menunjukkan kepada mereka bahwa hidup mereka ada ditangan Tuhan yang berdaulat dan bahwa mereka seharusnya mengakui Allah di dalam seluruh rencana mereka.

Apa artinya mengucapkan: “jika Tuhan menghendaki” padahal kita mengabaikan Tuhan dalam rencana dan pekerjaan kita bahkan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Tidak ada bagian dalam hidup kita yang terpisah dari Allah yang hidup. Inilah yang kita harus sadari, baik itu diucapkan maupun tidak diucapkan. Karena di dalam Dialah kita hidup, kita bergerak. Dan inilah sukacita kristen kalau kita selalu menyadari dan mengakui kehadiran Tuhan dalam hidup kita. Jangan abaikan Tuhan dalam semua yang kita rencanakan.

Tuhan Yesus Memberkati.

CM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *