“JANGAN” dan “BOLEH”
Renungan Harian, 14 April 2020
Sebagai orang percaya ketaatan kepada perintah Tuhan adalah menjadi bagian yang penting. Ada dua kata yang tidak pernah lepas dalam kehidupan kita, yaitu kata “Jangan” dan “Boleh”, inilah yang akan menuntun kita dan disisi yang lain hal ini juga menjadi perjuangan setiap kita untuk melakukan perintah Tuhan dalam ketaatan.
1. JANGAN
“Jangan” merupakan kata larangan, yang berarti tidak boleh.
Kata ini memang kata yang cenderung konotasinya membatasi, namun Kita tidak bisa menghindari kata kata ini. Namun pada faktanya adalah seringkali sadar atau tanpa kita sadari atau tidak kita justru melakukan apa yang dilarang.
Contohnya hal yang mungkin semua kita pernah alami, ketika kita masih kecil kita selalu dilarang oleh orang tua kita “jangan hujan-hujanan nanti sakit.” Ketika hujan tiba apa yang kita lakukan ya hujan-hujanan, akhirnya benar kita sakit.
Hal yang sama terjadi dengan bangsa Israel dalam Yosua 6:18-19
Yosua 6:18-19 (TB) Tetapi kamu ini, jagalah dirimu terhadap barang-barang yang dikhususkan untuk dimusnahkan, supaya “jangan” kamu mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu setelah mengkhususkannya …
Perintah Tuhan jelas ketika menghadapi Yerikho semua harus dimusnahkan dan jangan ambil barang-barang (emas, perak, barang-barang tembaga, besi) semuanya untuk Tuhan. Jika mereka melanggar konsekuensinya adalah ayat 18b membawa kemusnahan dan mencelakakan. Ternyata perintah ini dilanggar oleh satu keluarga yaitu Akhan (Yosua ps. 7) dan karena pelanggaran 1 orang yaitu Akhan yang berakibat buruk kepada orang banyak. Namun meskipun Akhan mengakuinya tetap akibat dari pelanggarannya, harus ia tanggung bahkan seluruh keluarga harus menerima hukuman mati semuanya. Bukan hanya keluarganya saja kemudian bangsa Israel mengalami kekalahan ketika berperang melawan kota AI yang penduduknya sangat sedikit jumlahnya dibandingkan dengan Yerikho.
Dari kisah Akhan ini kita ambil pelajaran untuk tidak melanggar apa yang Tuhan Firmankan.
Apapun yang Tuhan larang, itu adalah larangan mari kita taati.
2. “Boleh”
“Boleh” memiliki arti diijinkan untuk dilakukan
Yosua 8:2 (TB) dan haruslah kaulakukan kepada Ai dan rajanya, seperti yang kaulakukan kepada Yerikho dan rajanya; hanya barang-barangnya dan ternaknya “boleh” kamu jarah. Suruhlah orang bersembunyi di belakang kota itu.”
Dalam kisah ini, Tuhan memberikan perintah yang sama untuk memusnahkan semua bangsa AI, namun kali ini semua barang-barang jarahan “diijinkan untuk diambil menjadi milik” bangsa Israel.
Dari dua peristiwa ini kita melihat diperlukannya RESPON KETAAN dari kehidupan kita terhadap apa yang menjadi kehendak Tuhan.
Seperti renungan sebelumnya, KETAATAN akan membawa kemenangan
Kemenangan didapatkan ketika Dosa telah disingkirkan. Ketika dosa masih belum diselesaikan bangsa Israel mengalami kekalahan dan Tuhan katakan Aku tidak akan menyertai kamu. Hasil dari ketaatan bangsa Israel adalah kemenangan.
Hari-hari ini setiap kita, bahkan semua orang sedang dituntut untuk menjadi TAAT demi kebaikan kita, mari kita ikuti anjuran yang ada dengan ketaatan. Walaupun tidak nyaman dan tidak mudah semua demi kebaikan kita bersama.
Dalam 10 Hukum Taurat didominasi kata “jangan” jadi jelas sekali perintah ini terus mewarnai kehidupan kita baik secara rohani maupun dalam kita bermasyarakat.
Ingatlah bahwa KETAATAN bukan berarti tidak akan ada pergumulan, kesulitan, atau tantangan, namun KETAATAN selalu mendatang BERKAT BAGI KEHIDUPAN KITA.
Percayalah, jika kita hidup dalam ketaatan ada penyertaan Tuhan yang akan menguatkan, memberi kita hikmat dalam menyelesaikan persoalan kita, menghibur ketika kita dikecewakan, dan akan menghantarkan kita menjadi pemenang.
Tetap semangat berjalan bersama Tuhan setiap hari
Tuhan Yesus Memberkati..
EM
I am very happy to find & read your blog. I do loved to read your story article. Keep writing, I can’t wait to read your other article. Best regards