JANGAN KERASKAN HATIMU

March 8, 2022 0 Comments

JANGAN KERASKAN HATIMU

Renungan Harian Youth, Selasa 08 Maret 2022

Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: “Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun, di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh tahun lamanya. – Ibrani 3:7-9

Syalom rekan-rekan elohim youth, salam sehat dan semangat selalu bagi kita semu.  Kiranya Tuhan menyertai, memberkati dan membuat berhasil segala sesuatu yang kita kerjakan.  Puji Tuhan!

Kalau kita mau jujur, betapa seringnya kekerasan hati menghambat kita untuk maju, baik dalam kehidupan maupun dalam iman. Ambil satu contoh sederhana saja, ketika kita merasa terlalu gengsi untuk berbaikan dengan sahabat atau anggota keluarga sendiri. Kita ingin mereka yang memulai lebih dahulu, meski dalam hati kita sudah digerakkan untuk itu. Bukankah itu sering sekali terjadi pada kita? Jika untuk masalah sepele saja sudah sulit, apalagi ketika kita jelas-jelas salah dan harus meminta maaf. Wah, beratnya bukan main. Rasa gengsi membuat kita lebih suka mengeraskan hati membiarkan perselisihan berlarut-larut ketimbang segera menyelesaikannya. Tuhan kerap berbicara lewat hati nurani kita dan mengingatkan kita akan banyak hal, tetapi kekerasan hati seringkali menjadi penghambat bagi kita untuk melakukan segera tepat seperti apa yang dikehendaki Tuhan. Kita berlaku bagai orang paling benar, paling tahu segalanya dan tidak pernah salah.

Hati yang keras adalah hati yang tidak mau menerima pendapat atau saran dari pihak lain.

Sekalipun pendapat atau saran orang lain lebih baik. Hati yang keras atau keras hati tidak selamanya baik. Apalagi kalau sesuatu yang diyakininya salah, semuanya akan membawa dampak yang buruk dalam kehidupannya.

Rekan-rekan youth, dalam kisah pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir, ada perbedaan yang Allah kerjakan untuk menyatakan kebesaran Allah kepada bangsa Israel dan dengan begitu Firaun dan bangsa Mesir melihat kekuatan kuasa dari Allah Israel.

Keluaran 7:3-4 , “Tetapi Aku akan mengeraskan hati Firaun, dan Aku akan memperbanyak tanda-tanda dan mujizat-mujizat yang Kubuat di tanah Mesir. Bilamana Firaun tidak mendengarkan kamu, maka Aku akan mendatangkan tangan-Ku kepada Mesir dan mengeluarkan pasukan-Ku, umat-Ku, orang Israel, dari tanah Mesir dengan hukuman-hukuman yang berat.”

Beberapa penafsir Alkitab melihat masalah dengan apa yang diceritakan dalam bagian narasi tentang hati Firaun.  Kita membaca bahwa Tuhan mengeraskan hati Firaun.  Namun bukan demikian yang Alkitab ajarkan.  Jika kita teliti mempelajari seluruh teks yang berisi tentang kekerasan hati Firaun,  kita akan temukan bahwa ada sepuluh hati Firau dikeraskan (jumlah yang sama dengan sepuluh tulah yang dialami bangsa Mesir pada waktu itu).  Pada tujuh kesempatan pertama sebenarnya adalah Firaun yang mengeraskan hatinya sendiri, dan selanjutnya pada tiga kesempatan berikut Tuhan mengeraskan hati Firaun.  Mengapa demikian?  Jawabannya adalah bahwa Tuhan meneguhkan/mengukuhkan pilihan yang Firaun buat; dan inilah jalan supaya Firaun melihat penghukuman yang akan Allah nyatakan kepada Firaun dan kepada bangsa Mesir.

Tuhan memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk melihat jalan yang mereka tetapkan untuk mereka jalani.

Dalam kitab Wahyu Tuhan berkata: “Biarlah yang jahat menjadi makin jahat,” maka tidak ada pilihan sewenang-wenang dalam perlakuan Tuhan kepada Firaun – ia (Firaun) lebih dahulu mengeraskan hatinya dan Tuhan mengeraskan hatinya untuknya sendiri. Tuhan merespon kepada pilihan-pilihan kita.  Jika kita dengan tekun memilih jalan yang salah,  Tuhan akan menolong kita di rute tersebut.  Ia akan menunjukkan hukuman-Nya jika kita menolak untuk melihat pertunjukkan kemurahan yang Allah ingin perlihatkan kepada kita.

Roma 9:17-18 menyatakan, “Sebab Kitab Suci berkata kepada Firaun: ‘Itulah sebabnya Aku membangkitkan engkau, yaitu supaya Aku memperlihatkan kuasa-Ku di dalam engkau, dan supaya nama-Ku dimasyhurkan di seluruh bumi.’ Jadi Ia menaruh belas kasihan kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Ia menegarkan hati siapa yang dikehendaki-Nya.”

Hati yang keras dapat menimbulkan dosa. Dosa dapat mendatangkan murka Tuhan dan membuat Tuhan tidak mau mendengar (tuli) ketika kita memanggil nama-Nya. Bukannya tangan Tuhan kurang panjang untuk menolong kita dan telinga Tuhan kurang tajam untuk menolong kita tetapi dosa menghalanginya (Yes 50:1).

Kita harus mau memeriksa diri kita sendiri terlebih dahulu untuk melihat apakah sikap-sikap kita yang menghambat pertumbuhan rohani sesuai dengan yang diinginkan Tuhan sedikit banyak masih ada dalam diri kita.

Yakobus mengatakan “Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.” (Yakobus 1:27). Itulah yang seharusnya kita lakukan. Jika tidak, maka itu artinya kita melewatkan kesempatan untuk memperoleh firman yang tertanam dengan baik dalam hati kita, dan dengan sendirinya membuang peluang untuk mendapatkan kuasa yang menyelamatkan.

Keep our heart soft so His Words can grow nicely in it

Hati yang mulai keras juga tampak dari hilangnya motivasi untuk melawan keinginan daging. Ketika kita tahu telah jatuh ke dalam dosa, tetapi alih-alih menyesal atau berjuang memperbaiki diri, kita mungkin justru menikmatinya, berarti hati kita semakin mengeras.  Setiap orang pernah berbuat dosa. Namun, Tuhan Yesus sudah mati bagi kita ketika kita masih berdosa. Hanya oleh pengorbanan-Nya, kita ditebus dan mendapatkan hidup baru.  

Sadari kembali kasih Tuhan terhadap Anda, dan bertobatlah dari dosa dan kesalahan yang pernah kita perbuat . Pengorbanan Yesus di kayu salib membuktikan bagaimana Dia begitu mengasihi Anda. Biarkan hati kita kembali melembut, menjadi hati yang takut akan Tuhan.  Hati yang keras berpeluang terjadi kepada siapa pun dan kapan pun, jadi waspadai gejalanya sejak dini. Jika Anda mengalami tanda-tanda kekerasan hati , segera lakukan upaya untuk mengatasinya sebelum terlambat.

Komitmen kita:

Aku mau terus mendeteksi hatiku dengan tidak mengeraskan hati terhadap teguran dan Firman Tuhan yang mengingatkan aku atas segala kesalahan dan kekeliruanku di masa mudaku.  Aku ingin melihat pernyataan kemuliaan Tuhan lewat kelembutan hati yang aku miliki dan iman yang tertuju kepada Tuhan yang berkuasa.

Amin

Tuhan Yesus Memberkati.

RM – MLE

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *