JANGAN LARI DARI TANGGUNG JAWAB

July 4, 2022 0 Comments

JANGAN LARI DARI TANGGUNG JAWAB

Renungan Harian Youth, Senin 04 Juli 2022

Hakim-hakim 6:11-13, Kemudian datanglah Malaikat Tuhan dan duduk di bawah pohon tarbantin di Ofra, kepunyaan Yoas, orang Abiezer itu, sedang Gideon, anaknya, mengirik gandum dalam tempat pemerasan anggur agar tersembunyi bagi orang Midian. Malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya dan berfirman kepadanya, demikian: ”Tuhan menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani.” Jawab Gideon kepada-Nya: ”Ah, tuanku, jika Tuhan menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami? Di manakah segala perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib yang diceritakan oleh nenek moyang kami kepada kami, ketika mereka berkata: Bukankah Tuhan telah menuntun kita keluar dari Mesir? Tetapi sekarang Tuhan membuang kami dan menyerahkan kami ke dalam cengkeraman orang Midian.”

Udah janjian, tapi yang ngajak malah ngilang. udah jadian, eh.. ditinggal pas lagi sayang-sayangnya. Kalimat-kalimat itu muncul untuk menggambarkan kamu yang ditinggal oleh seseorang di saat kamu sedang menyayanginya begitu dalam. Tragisnya, dia menghilang darimu tanpa kabar, tanpa penjelasan, dan tanpa ada kata pamit. Kurang lebih seperti inilah perumpamaan yang mudah untuk menjelaskan ghosting.   

Menurut Oxford’s English dictionary. Ghosting menurut kamus ini adalah the practice of ending a personal relationship with someone by suddenly and without explanation withdrawing from all communication.  Kalau kita pahami dalam Bahasa Indonesia, kurang lebih pengertian ghosting adalah mengakhiri sebuah hubungan secara mendadak dan memutuskan komunikasi tanpa memberikan penjelasan apapun. Istilah viral ini mengacu pada seseorang yang menghindar dan menghilang begitu saja, tak terlihat seperti hantu (ghost).  Istilah ghosting paling sering kita jumpai dalam konteks hubungan romantis walaupun sebenarnya ghosting dapat terjadi dalam berbagai jenis hubungan interpersonal yang lain. Namun ghosting yang terjadi dalam hubungan yang dilandasi rasa kasih sayang begitu kuat tentu berdampak psikologis lebih besar.

Ghosting dapat terjadi akibat respons manusia atas sesuatu yang tidak tertahankan dalam hubungan.

Rekan-rekan youth, “Ghosting itu sendiri kan respons atas sesuatu yang tak tertahankan mungkin ya. Kalau enggak, kenapa harus ghosting?”   Penyebab ghosting bisa bermacam-macam, meski polanya sama. Ghosting terjadi ketika seseorang memutuskan semua komunikasi tanpa penjelasan. Dalam perkembangannya, orang yang menghilang itu bukan hanya tak dapat ditemui secara fisik, tetapi juga tidak membalas pesan dan telepon.

Seseorang yang melakukan ghosting atau menghilang secara tiba-tiba akan merasa dihantui, seperti yang dilihat dari artinya ghost adalah hantu. Orang tersebut akan dilabeli pengecut, sehingga kita tidak boleh melakukan ghosting yang membuat orang menjadi marah.  Bukan hanya sebuah hubungan cinta, namun pertemanan juga pekerjaan juga bisa saja terjadi. Pengecut itu ketika ia menghilang saat ada masalah, bisa dikatakan lari dari masalah. Meskipun bukan tindak kriminal, akan tetapi orang yang melakukan ghosting mengundang amarah orang lain yang menyebabkan perselisihan.

Gideon adalah seorang petani dan beberapa teolog menduga Gideon mempunyai sifat pengecut. Ketika Allah memanggilnya untuk membebaskan umat Israel dari bangsa Midian. Gideon tidak langsung mau meresponi panggilan Tuhan. Tetapi Allah memanggil Gideon pahlawan yang gagah berani. Gideon tidak mengerti mengapa Tuhan memanggilnya “pahlawan yang gagah berani”  karena pada saat itu Gideon benar-benar merasa ketakutan, dan lagipula ia menyadari bahwa ia berasal dari keluarga dan suku yang kecil yaitu bani Abiezer dari suku Manasye.

JANGAN MEMANDANG PADA BESARNYA TANTANGAN YANG KITA HADAPI;PANDANGLAH BETAPA BESAR ALLAH YANG MENYERTAI

Pemanggilan Gideon cukup unik karena terjadi di tempat “persembunyian” (6:11), namun Malaikat TUHAN menyebut Gideon sebagai “pahlawan yang gagah berani” (ay.12). Benarkah Gideon seorang pemberani? Bukankah ia berada di tempat persembunyian ketika Malaikat TUHAN menemuinya? Ketika TUHAN menyuruh Gideon merobohkan mezbah Baal, dia takut (Hak.6:27 mengatakan: “Tetapi karena ia takut kepada kaum keluarganya dan kepada orang-orang kota itu untuk melakukan hal itu pada waktu siang…”). Lalu ketika diperintahkan untuk menyerang pasukan Midian, ia pun takut. Tuhan memberi “penawaran” pada Gideon sebelum ia menyerbu musuh: “Tetapi jika engkau takut untuk turun menyerbu, turunlah bersama dengan Pura,…” dan Gideon benar-benar turun bersama Pura, bujangnya untuk “meninjau” perkemahan Midian terlebih dulu (7:10-15). Jika demikian, segagah dan seberani apakah Gideon sebenarnya, seperti sapaan Malaikat TUHAN itu? Apakah Malaikat salah menilai? Tentu saja tidak. Bila dicermati, ada dua hal “besar” yang dilakukan Gideon:

  • Meskipun ada perasaan takut, namun Gideon tetap berani mengambil sikap merobohkan mezbah Baal dan patung berhala yang ada di dekat mezbah tersebut lalu mendirikan mezbah bagi TUHAN dan mempersembahkan korban di atasnya (6:25-30).
  • Gideon berani mengambil keputusan mengurangi jumlah pasukan dalam melawan 135.000 orang tentara musuh. Pasukan Gideon semula berjumlah 32.000 (7:3) menjadi hanya berjumlah 300 orang (7:7). Ia pun berani mengambil keputusan menyerang pasukan Midian dengan strategi yang sudah disiapkan setelah mengalami keraguan (7:10-15).

Dalam kondisi yang sangat sukar, memang tidak mudah untuk percaya bahwa Tuhan pasti akan menolong dan memulihkan keadaan kita.

Rekan-rekan youth, Tuhan tidak akan pernah gagal dan mengingkari segala perkataan-Nya. Kehidupan nyata menuntun kita kepada fakta dan kadang kita merasa bahwa kita tidak mampu bahkan untuk berpikir sekalipun.  Kita tidak tahu harus berbuat sesuatu dan sebenarnya di situ adalah waktunya kita untuk berserah kepada kehendak Tuhan.  Dan jangan sampai kita lari dari tanggung jawab atas apa saja yang Tuhan kehendaki dalam kehidupan kita.  Tuhan setia dan terus menguatkan anak-anak-Nya yang gagah berani.

Amin. Tuhan Yesus Memberkati  

ER 02072022

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *