JANGAN MEMENDAM RASA BERSALAH
Renungan Harian Youth, 26 November 2021
Syalom rekan-rekan Elohim Youth … semoga semua rekan-rekan tetap semangat dan bersukacita menjalani hari ini. Marilah kita semua semakin bertumbuh dalam iman, pengharapan dan kasih kepada Tuhan. Sekalipun kita masih muda, tentu kita harus menjadi berkat mulai dari pikiran, perkataan dan perbuatan kita. Jangan kita lemah semangat, baperan, apalagi merajuk.
Rekan-rekan, tentu diantara kita semua pernah membuat kesalahan bukan? coba deh ingat-ingat, kesalahan apa yang paling besar dan juga yang paling kecil yang pernah kalian lakukan! Mana yang paling kalian ingat? Atau apakah teman-teman pernah melakukan kesalahan dan sampai sekarang masih merasa sangat bersalah dengan peristiwa itu! Sebenarnya, tak sedikit orang hidup dalam perasaan bersalah yang berlebihan hingga mempengaruhi kualitas hidupnya. Mereka masih hidup di bawah bayang-bayang dosa masa lalu, dan merasa belum merdeka dari masa lalu yang buruk. Menurut American Psychiatric Association, rasa bersalah yang berlebih dapat dikategorikan sebagai salah satu tanda dari depresi. Hal tersebut dikarenakan perasaan ini biasanya muncul dari trauma masa kecil. Perasaan bersalah yang berlebihan dapat berdampak buruk. Mulai dari kesulitan berkonsentrasi, memperburuk hubungan dengan orang sekitar, hingga menjatuhkan harga diri sendiri.
Perasaan bersalah adalah emosi yang normal. Rasa bersalah yang dikelola dengan baik, bahkan dapat memotivasi kita untuk hidup dengan benar. Perasaan bersalah yang berlebihan bisa menjadi jerat bagi kita.
Daud dalam Mazmurnya menyampaikan secara rinci bagaimana ia mengalami tekanan yang begitu memberatkan karena kesalahannya.
Mazmur 38:1-10, Mazmur Daud pada waktu mempersembahkan korban peringatan. TUHAN, janganlah menghukum aku dalam geram-Mu, dan janganlah menghajar aku dalam kepanasan murka-Mu; sebab anak panah-Mu menembus aku, tangan-Mu telah turun menimpa aku. Tidak ada yang sehat pada dagingku oleh karena amarah-Mu, tidak ada yang selamat pada tulang-tulangku oleh karena dosaku; kesalahanku telah menimpa kepalaku; semuanya seperti beban berat yang menjadi terlalu berat bagiku. Luka-lukaku berbau busuk, bernanah oleh karena kebodohanku; aku terbungkuk-bungkuk, sangat tertunduk; sepanjang hari aku berjalan dengan dukacita. Sebab pinggangku penuh radang, tidak ada yang sehat pada dagingku; aku kehabisan tenaga dan remuk redam, aku merintih karena degap-degup jantungku. Tuhan, Engkau mengetahui segala keinginanku, dan keluhkupun tidak tersembunyi bagi-Mu;
Secara fisik ia berkata tidak ada yang sehat. Luka-luka karena kebodohan, terbungkuk-bungkuk, sepanjang hari berjalan dengan dukacita, pinggang penuh radang, ia kehabisan tenaga, merintih karena jantung yang berdebar-debar, dan selalu dirundung kesakitan. Bahkan ia telah menjadi seperti orang tuli yang tidak mendengar. Namun di akhir mazmurnya ia menyatakan, “Ya, aku mengaku kesalahanku, aku cemas karena dosaku… Jangan tinggalkan aku, ya TUHAN, Allahku, janganlah jauh dari padaku! Segeralah menolong aku, ya Tuhan, keselamatanku!”.
Penyebab utama orang Kristen tidak bertumbuh dengan sehat secara rohani karena dosa yang tidak dibereskan.
Semakin dosa itu disembunyikan, semakin jauh pula dirinya dari Tuhan, sehingga mengakibatkan ia menjadi tidak peka lagi terhadap kehendak Tuhan dalam hidupnya. namun dalam bacaan Firman Tuhan kali ini, pemazmur menyatakan bahwa ia tidak menjauh dari Allah. ia tidak menjadi putus asa terhadap Allahnya yang penuh kasih setia.
Mazmur 38:16-20, Sebab kepada-Mu, ya TUHAN, aku berharap; Engkaulah yang akan menjawab, ya Tuhan, Allahku. Pikirku: “Asal mereka jangan beria-ria karena aku, jangan membesarkan diri terhadap aku apabila kakiku goyah!” Sebab aku mulai jatuh karena tersandung, dan aku selalu dirundung kesakitan; ya, aku mengaku kesalahanku, aku cemas karena dosaku. Orang-orang yang memusuhi aku besar jumlahnya, banyaklah orang-orang yang membenci aku tanpa sebab.
Sebuah Pengakuan Mampu Membawa Kita Melihat Pemulihan Yang Sempurna.
Kita perlu mengakui kesalahan dan memohon belas kasihan Tuhan. Bukan sebaliknya, hidup dalam rasa bersalah secara terus menerus. Ingat, Firman-Nya berkata, “Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.” Kerinduan-Nya adalah untuk menghapus dosa kita, tidak lagi mengingat dosa-dosa tersebut, dan menyelamatkan kita melalui Yesus Kristus.
Daud memiliki pengenalan yang benar kepada Tuhan. Mengapa? Kita semua tahu masa-masa kelam yang dialami oleh Daud. Namun, Daud tidak berhenti saja pada perasaan bersalah, melainkan Daud merendahkan diri mengakui kesalahannya dan meminta pemulihan dari Tuhan. Cara Daud untuk mengelola rasa bersalah adalah dengan mengarahkan hatimnya kepada Tuhan sambil menantikan Tuhan memulihkan hidupnya dengan hati yang siap akan segala resiko yang akan dia terima.
Cara untuk menjaga hati kita tetap teduh adalah dengan menjaga supaya kita tetap berada di dalam kasih Allah dan tidak melakukan apapun yang dapat membuat-Nya marah.
Komitmen kita:
Saya harus mengelola rasa bersalah saya dengan jujur mengakui kesalahanku dan menjaga hati tetap fokus kepada karya kasih Allah yang sempurna dalam hidupku.
RM-TVP