JANGAN SUKA MENCARI-CARI ALASAN

April 7, 2022 0 Comments

Renungan harian Youth, Kamis 06 April 2022

Syalom rekam-rekan youth, puji Tuhan kiranya berkat Tuhan membuat kita tetap kuat dan semangat ya.

Rekan-rekan kita tahu bahwa sebagai anak Tuhan kita belajar bahwa kehidupan ini harus dijalani dengan tanggung jawab. Setiap kepercayaan yang Tuhan percayakan selalu dibarengi dengan tanggung jawab dalam kehidupan kita. Semakin besar kepercayaan maka tanggung jawab itu akan semakin besar pula.

Ketidakmampuan untuk menyelesaikan Tanggung jawab selalu kita tolerir dengan menyiapkan alasan demi alasan yang seoal-olah memberikan ijin untuk kita tidak bertanggjawab

Contohnya Joni, yang mendapatkan sebuah pekerjaan sampingan sebagai penjaga hewan piaraan, karena tetangganya yang pemilik hewan piaraan itu pergi berlibur sekeluarga selama dua minggu. Ketika pertama kalinya sang tetangga berbicara dengan Joni mengenai pekerjaan itu, mereka mengatakan kepadanya bahwa yang perlu dia lakukan hanyalah memberi makan anjing-anjing mereka dua kali sehari, dan melepaskan anjing itu sebentar untuk bermain di halaman belakang. Namun, ketika Joni datang di rumah itu pada hari pertama komitmen kerjanya, dia menemukan sebuah catatan yang mengatakan bahwa dia harus “memunguti kotoran anjing” di halaman belakang. Apa? Aku bahkan tidak suka anjing, dan sekarang aku harus membersihkan kotorannya? Pikir Joni dengan marahnya. Ini tidak sesuai dengan kesepakatan kerjaku! Hari itu, Joni menjalankan pekerjaannya, tetapi pulang ke rumah sambil mengomel dan mengancam akan berhenti. Joni mulai memikirkan alasan supaya dia bisa berhenti dari tugas dan tanggungjawabya

Dari cerita diatas, bukan hal ini juga yang sering kita lakukan? Ketika ada sesuatu yang terjadi diluar pemikiran dan kehendak kita, maka kita akan berfikir bagaimana caranya menemukan alasan untuk bisa menghindarinya.

Apa saja alasan-alasan yang meluncur keluar dari mulut kita ketika kita ingin mengelak dari pekerjaan?

  • “Aku merasa kurang sehat.”
  • “Kalau kubersihkan sekarang, nanti juga akan kotor lagi.”
  • “Aku terlambat bangun.”
  • “Aku lupa membawa buku matematikaku.”
  • “Aku lupa mengerjakannya”

Karena itulah hari ini kita belajar bersama-sama Jangan suka Mencari-cari Alasan!

Amsal 22:13 mengatakan: “Si pemalas berkata: ‘Ada singa di luar, aku akan dibunuh di tengah jalan.’”

Si Pemalas akan terus mencari-cari alasan seperti “Singa diluar” yang membuatnya tidak melakukan apa-apa. Alasan-alasan itu mudah dibuat, malah ada alasan-alasan yang didasarkan pada kenyataan. Akan tetapi, kalau mau jujur, harus kita akui bahwa sering kali kita mengandalkan alasan-alasan untuk menutup-nutupi kemalasan kita atau sikap kita yang tidak bertanggung jawab.

Paulus memberi teguran keras bagi orang-orang yang suka mencari-cari alasan, dalam jemaat mula-mula. Orang-orang Kristen di Tesalonika sangat gembira mendengar kabar tentang kedatangan Kristus yang kedua. Mungkin, mereka terlalu bersemangat, karena banyak dari mereka yang memutuskan untuk berhenti bekerja dan hanya menunggu kedatangan Kristus yang kedua.

Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna. Orang-orang yang demikian kami peringati dan nasihati dalam Tuhan Yesus Kristus, supaya mereka tetap tenang melakukan pekerjaannya dan dengan demikian makan makanannya sendiri. Dan kamu, saudara-saudara, janganlah jemu-jemu berbuat apa yang baik (2 Tesalonika 3:11-13).

Paulus tidak membiarkan masalah itu berlarut-larut! Orang-orang Kristen di Tesalonika mendasarkan kemalasan mereka pada kebenaran bahwa Yesus akan datang kembali. Seperti yang kita katakan sebelumnya, biasanya alasan-alasan itu didasarkan pada kebenaran. Inilah kebenaran yang lain: Kita semua perlu beristirahat dan meredakan kepenatan. Istirahat menyediakan keseimbangan yang dibutuhkan dalam hidup. Bapa sorgawi kita yang penuh kasih itu bahkan menyediakan satu hari untuk beristirahat, karena tahu bahwa kita semua perlu berhenti dari pekerjaan kita, paling tidak, satu hari setiap minggunya. Akan tetapi, kita tidak bisa mencampuradukkan waktu istirahat dengan kemalasan.

Kita perlu memastikan bahwa kita bekerja pada saat kita harus bekerja dan beristirahat pada saat kita harus beristirahat. Ya, kita perlu bersantai. Hanya saja, kita tidak perlu bersantai setiap saat!

Amsal 18:9 mengingatkan kita, “Orang yang bermalas-malas dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara dari si perusak.”
Amsal 21:25 mengatakan, “Si pemalas dibunuh oleh keinginannya, karena tangannya enggan bekerja.”

Pekerjaan itu baik bagi kita, dan kemalasan serta alasan itu berakibat buruk bagi kita! Benjamin Franklin menuliskan sebuah puisi dengan judul “Tuan Banyak Alasan”

Tuan Banyak Alasan mempunyai seorang sahabat,
Dan namanya adalah Penganggur;
Pernah bertemu mereka?
Apa mereka pernah mengajakmu?
Kedua sahabat ini tinggal satu atap
Di sebuah rumah bernama Pecundang,
Dan katanya, rumah itu angker Berhantu yang namanya Bisa Saja

Ayo jangan malas dan kerjakan semua tanggung jawab kita, dan belajarlah untuk menemukan sukacita di dalam apa pun pekerjaan yang harus kita selesaikan. Apa pun pekerjaan kita, sekarang dan nanti, mari kita bekerja dengan giat, ringan hati, dan bertanggung jawab. Lagi pula, kita bekerja bukan hanya untuk meraih nilai A dalam pelajaran matematika, bukan hanya untuk mendapat gaji, bonus, atau tepukan di punggung. Kita bekerja bagi Tuhan.

Mari kita jadikan pekerjaan kita ini sebagai bentuk ibadah, menyerahkan segala yang kita punya kepada Kristus.

Komitmenku hari ini

Aku mau belajar untuk membuat segala bentuk kemalasan dalam hidupku yang berwujud selalu mencari alasan untuk aku menghindari tugas yang harus dilaksanakan

YNP – SCW

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *