Kacang Lupa Kulitnya
Bacaan: 2 TAWARIKH 21
Sesudah Yoram memegang pemerintahan atas kerajaan ayahnya dan merasa dirinya kuat, ia membunuh dengan pedang semua saudaranya dan juga beberapa pembesar Israel. (2 Tawarikh 21:4)
Syalom bapak ibu yang dikasihi oleh Tuhan, kiranya berkat Tuhan berlimpah dalam kehidupan kita semuanya
Kehancuran tidak selalu disebabkan oleh faktor dari luar, melainkan bisa pula dari dalam diri sendiri. Menjadi sombong karena merasa diri hebat dan ceroboh karena merasa pencapaian kita tak tertandingi, misalnya. Keduanya adalah sikap diri yang sangat berpotensi untuk merusak.
Sewaktu pemerintahannya yang saleh dan berhasil, Yosafat mengangkat putra-putranya dan para bangsawan Yehuda untuk menguatkan kota-kota di Kerajaan Yehuda dan dengan demikian membangun sistem sosial-politis kerajaan tersebut (ayat 2,3; bdk. 11: 23). Yosafat telah berlaku bijak dan adil dengan langkah tersebut. Namun, karena Yoram adalah putranya tertua, maka Yoram menjadi pewaris takhta menggantikan dia menjadi raja.
Menggantikan posisi ayahnya sebagai raja membuat Yoram merasa kuat dan berkuasa. Sayangnya, Yoram lebih mewarisi kebiasaan buruk dari keluarga istrinya, Atalya. Yoram tidak saja menyembah berhala yang menjadi kebencian Tuhan, melainkan juga berlaku bengis dalam menjalankan roda pemerintahan. Ia tega membunuh saudara-saudaranya sendiri demi meluputkan kemungkinan terjadinya perebutan kuasa.
Betapa kontras hidup Yoram dibandingkan dengan Yosafat, ayahnya. Bila ayahnya saleh dan hidup dekat Tuhan, iman Yoram terkesan tawar bahkan cenderung acuh tak acuh. Ia lupa bahwa pencapaiannya adalah berkat Tuhan semata. Yoram mengabaikan pesan Nabi Elia untuk kembali pada sikap beriman seperti yang dihidupi Daud, Asa dan Yosafat, para pendahulunya. Ia tak gentar dengan ancaman sanksi yang mengerikan. Sebagai buah dari perilakunya yang tercela itu, ia tidak dicintai oleh bangsanya sendiri. Bahkan pada masa pemerintahannya, bukan kesejahteraan yang terjadi, melainkan penderitaan dan malapetaka. Orang Edom (ayat 6), Filistin, dan Arab (ayat 16) memberontak dan melepaskan diri dari kekuasaannya. Ia sendiri diserang penyakit usus yang membuatnya wafat dalam usia baru empat puluh tahun secara tragis. Ia tidak diakui sebagai penerus prinsip Daud sehingga ia tidak dikubur dalam pekuburan raja-raja (ayat 20).
Yoram harus menanggung risiko atas ketidaksetiaannya kepada Tuhan. Tuhan memang berjanji tidak akan memunahkan keturunan Daud. Namun bukan berarti bahwa Tuhan mengizinkan perbuatan dosa dan setiap dosa memiliki akibat dan dampak yang merusak dalam kehidupan kita.
Sebagai orang percaya, kita harus bersyukur untuk setiap anugerah dan kemurahan yang diberikan oleh Tuhan. Janji-Nya akan selalu Dia genapi dalam hidup kita. Berilah respons sungguh-sungguh terhadap setiap anugerah Tuhan, dengan ketaatan dan tidak mau berkompromi dengan dosa. Anugerah kasih dan kesetiaan Tuhan bukan kesempatan untuk berlaku sesuka hati, apalagi menjadikan lupa diri.
SEKALIPUN SETIA DAN PENUH KASIH, TUHAN BUKANLAH ALLAH YANG KOMPROMI TERHADAP DOSA.
Tuhan Yesus memberkati
MK